SINTANG - LEGENDA asal mula Sungai Kawat merupakan cerita rakyat yang berasal dari Kalimantan Barat. Sungai Kawat adalah salah satu anak Sungai Kapuas yang berada di Kota Sintang.
Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang nelayan miskin yang hendak keluar rumah untuk memancing. Di hari itu, sang nelayan mendayung perahunya menuju sebuah sungai.
Sesampainya di sungai itu, nelayan tersebut langsung menyiapkan alat pancing dan umpannya, dan mengarahkan alat pancingnya ke area sungai yang Ia anggap terdapat banyak ikan.
Sudah menunggu cukup lama, namun sayangnya tidak ada seekor ikan pun yang menghampiri umpannya. Namun sang nelayan masih bersabar, dan tetap menunggu, karena Ia akan pulang dengan tangan kosong.

Ketika sang nelayan mengangkat alat pancingnya, terdapat segulung kawat yang tersangkut, dan ternyata terbuat dari emas.
Kegembiraan langsung menyelimuti hati sang nelayan. Ia pun langsung membayangkan betapa mahalnya gulungan kawat emas itu apabila dia jual.
Karena keinginannya inilah, hawa nafsu kemudian merasuki dirinya. Sang nelayan dengan rakusnya terus menerus menarik kawat dari sungai tersebut, seakan-akan tiada habisnya.
Kemudian terdengarlah suara dari dalam sungai. “Sudah, cukuplah, putuskan saja kawatnya,” namun sang nelayan tidak menghiraukan suara itu, dan tetap menarik kawat emas tersebut.
Suara tersebut kembali terdengar, kali ini suara itu memperingatkannya untuk menghentikannya menarik kawat. Akan tetapi dia tidak memperhatikannya.
Tanpa dia sadari, perahu yang ditumpanginya perlahan-lahan dipenuhi oleh air sungai. Hal ini dikarenakan kawat emas yang ditarik terlalu banyak, dan menambah beban perahunya, sehingga menjadi berat.
Di sinilah sang nelayan baru menyadari, bahwa Ia sudah melakukan kesalahan yang merugikan dirinya. Tidak lama kemudian, perahu sang nelayan semakin dipenuhi oleh air sungai.
Hingga akhirnya dia tenggelam ke dasar sungai dan tertimpa oleh kawat emas yang telah susah payah dikumpulkannya.
Kini, masyarakat sekitar menyebut sungai tersebut sebagai Sungai Kawat, dan legenda ini menunjukkan pentingnya untuk menjauhi sifat serakah, karena bukan hanya dapat merugikan diri kita sendiri, tetapi juga dapat merugikan orang-orang di sekitar kita.
(MG/Jasmine Putri Kusuma)
Baca Lebih Lanjut
21 Ruko di Sungai Durian Sintang Terbakar, Ini Daftarnya
Hi Pontianak
Kisah Raventus Pongoh: Anak Legenda Bulu Tangkis yang Jadi Wasit BWF
KumparanSPORT
Menjaga Kota Sungai
Irfani Rahman
Susur Sungai Mahakam akhiri kegiatan peserta MTQN di Kaltim
Antaranews
Trojan Terakhir Ditemukan di Kota Kuno Troy setelah Ribuan Tahun Hilang
Sindonews
Cek TKP kebakaran, Kapolres Sintang Sebut Ada 21 Ruko yang Terbakar
Jamadin
Kota Chengdu gelar tur malam Sungai Jinjiang
Antaranews
Kisah Bagas Dribble Asal Jambi Sukses Curi Perhatian lewat Konten Komedi
Sindonews
Kisah Putri Ular, Cerita Rakyat Sumatera Utara Tentang Sumpah Serapah Jadi Kenyataan
Sindonews
Pencari Kerang Tewas Terseret Arus Sungai Padang di Tebing Tinggi
Sindonews