TIMESINDONESIA, MOJOKERTO – Program inovatif Senandung Dewi Ngopi Padhang Bulan Rame-Rame yang diinisiasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia sukses digelar di Wisata Sawah Sumber Gempong, Desa Ketapanrame, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, pada Kamis (19/9/2024). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas acara wisata di desa wisata.

Beragam kegiatan meramaikan acara tersebut, seperti musik tradisional Ganding Jawa, pertunjukan Pencak Silat Kembangan, Jaranan, Bantengan, talk show bertema “Ngulik Kopi Ketapanrame”, hingga seni tari dan ngopi bareng gratis. Campursari oleh Abilawo CS dan bazar UMKM dari warga sekitar Mojokerto turut memeriahkan acara.

Acara kali ini merupakan penyelenggaraan keempat sejak dimulainya program ini pada tahun 2021.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Desa Wisata Ketapanrame, Taruna Budaya Jawa Timur, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur, serta Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Mojokerto.

UMKM.jpgUMKM dari kecamatan Trawas ikut serta di bazar dalam acara Senandung Dewi Ngopi Padhang Bulan Rame Rame Giat dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (foto: M Tsabit Taqy Izdihari/TIMES Indonesia)

Desa Ketapanrame sendiri telah meraih prestasi sebagai pemenang desa wisata terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023. Di sesi talk show, sejumlah narasumber turut hadir, termasuk Zainul Arifin (Kepala Desa Ketapanrame), Ahmad Qusyairi (Ketua Kelompok Tani Bon Tugu), Andreng Robis Pangandika (pegiat kopi), Da’i (petani kopi), dan Ridha Mulki (Taruna Budaya Jawa Timur), dengan moderator Arif Aminullah.

Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati, juga hadir dalam acara tersebut.

Zainul Arifin menjelaskan bahwa pada awalnya menjadi petani kopi hanyalah pekerjaan sampingan bagi sebagian warga. Namun, seiring perkembangan, hasil panen kopi kini menjadi sumber penghasilan utama yang berdampak signifikan pada perekonomian warga. “Kopi di Ketapanrame baru kami tingkatkan sejak 2017. Meski lahan pertanian terbatas karena sebagian besar wilayah menjadi permukiman, kami beruntung bisa memanfaatkan 104 hektar hutan Perhutani untuk menanam kopi,” ujarnya.

Saat ini, 69 hektar lahan di Ketapanrame sudah ditanami kopi, dengan rencana penambahan 30 hektar lagi untuk meningkatkan produksi hingga 100 ton kopi.

Ahmad Qusyairi menambahkan, Kelompok Tani Kopi di Ketapanrame telah ditetapkan berdasarkan wilayah penanaman, seperti Kelompok Kopi Bon Tugu yang menanam di wilayah hutan Bon Tugu. “Kelompok ini memfasilitasi kemudahan bagi petani kopi dalam pengadaan bibit, penanganan hama, hingga penjualan hasil panen,” jelasnya.

Sementara itu, Da’i, petani kopi setempat yang telah berkecimpung selama 17 tahun, mengungkapkan bahwa kopi arabica mendominasi di wilayah ini, dengan robusta hanya sedikit. Proses penanaman kopi memakan waktu 3-4 tahun hingga panen. Da’i menekankan pentingnya pemilihan bibit berkualitas untuk mendapatkan biji kopi terbaik.

Andreng Robis Pangandika menjelaskan bahwa kopi Ketapanrame memiliki ciri khas unik dengan rasa yang asam namun nyaman, manis yang pas, serta densitas tinggi. “Kepadatan kopi Ketapanrame lebih tinggi dibandingkan kopi dari Brasil, misalnya. Ini karena tanah di sini sangat subur dan nutrisi tanah memengaruhi kualitas biji kopi,” katanya.

Ridha Mulki menambahkan bahwa kegiatan ngopi telah menjadi media interaksi sosial di masyarakat. “Ngopi bukan hanya sekadar minum kopi, tapi juga menjadi alat untuk membangun interaksi sosial dan budaya,” ujarnya.

Baca Lebih Lanjut
Sandiaga Gencar Promosikan Desa Wisata di Semarang Lewat Beti Dewi
Sindonews
Harga Kopi Rp 5,3 Juta di Kafe Mewah Kembali Disorot, Netizen Dibuat Heran
Detik
Fatepa Unram dan Chiang Mai University Kembangkan Teknologi Fermentasi Kopi di Desa Sajang Lombok Timur 
Timesindonesia
Ketua RW: Perampok Aniaya Sekeluarga di Bogor Sempat Ngopi Bareng Korban
Detik
Dosen dan Mahasiswa Unusida Kembangkan Desa Lewat Blue Economy
Titis Jati Permata
Du Anyam berdayakan dan angkat perempuan di NTT lewat anyaman lontar
Antaranews
Napak Tilas Kera Raksasa Hutan Semedo Tegal, Mendorong Penelusuran Sejarah dan Budaya Lokal
Timesindonesia
Rokok Sebagai Kapalo Baso Dalam Kebudayaan Laki-laki Desa Sikucur Sumatera Barat
Atthoriq Chairul Hakim
Disinggung Warganet soal Anak, Dewi Perssik Geram: Lama-lama Enggak Nyaman
Damanhuri
Kavee Coffee, Kedai Kopi di Tengah Permukiman Bojonggede
Timesindonesia