Sehari setelah ribuan pager meledak di Lebanon, lebih banyak lagi ledakan perangkat genggam, termasuk walkie talkie, laptop, dan radio, menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai 450 orang. Adapun ledakan pager anggota Hizbullah yang diisi bahan peledak menewaskan 12 orang dan melukai hampir 3.000 orang.

Serangan itu pasti direncanakan saksama. Ahli percaya sejumlah kecil bahan peledak ditanam dengan hati-hati ke tiap perangkat yang disabotase. "Tak perlu banyak bahan peledak, karena jarak dekat dengan tubuh manusia berarti akan menyebabkan cedera meski hanya beberapa gram," kata Alan Woodward, profesor keamanan siber di Universitas Surrey.

Gelombang ledakan pager tampaknya dipicu oleh pesan khusus dari pimpinan Hizbullah. Kemungkinan, dilakukan modifikasi khusus software yang tertanam di pager, yang memicu ledakan ketika pesan yang sesuai dikirim.

Saksi mata mengatakan pager berbunyi bip, lalu berhenti sehingga pengguna memeriksanya dan mendekatkan ke wajah, lalu meledak. Itulah sebabnya dokter Lebanon melaporkan merawat beberapa luka tangan dan mata.

Menyabotase pager atau walkie talkie jelas tak mudah, terlebih kabarnya ada 5.000 pager disusupi bom. Mossad yang diyakini sebagai pelaku, jelas tahu Hizbullah memesan ribuan pager itu. Para penyerang juga tahu siapa yang akan memasok perangkat yang disabotase ke Hizbullah, dan memiliki cara memodifikasi dan mengendalikan pengirimannya.

"Skala, kerusakan, dan ketepatan serangan tersebut menunjukkan operasi canggih yang memakan waktu berbulan-bulan," kata Emile Hokayem dari International Institute for Strategic Studies.

Butuh waktu lama untuk merencanakan serangan sebesar ini. Rincian pastinya masih belum diketahui, tetapi para ahli menyampaikan perkiraan yang berkisar antara beberapa bulan hingga dua tahun untuk mempersiapkannya.

Skala serangan tersebut menunjukkan bahwa pelaku telah mengumpulkan informasi intelijen sejak lama. Serangan sebesar ini memerlukan akses fisik ke pager sebelum dijual, teknologi sabotase yang disematkan di perangkat dan sumber yang dapat mengonfirmasi bahwa target membawa pager tersebut.

Hokayem berpendapat operasi pager, diikuti oleh serangan walkie-talkie, merupakan pukulan yang memalukan dan kegagalan keamanan operasional yang besar bagi Hizbullah.

"Banyaknya korban dan penyebarannya di seluruh negeri berdampak besar pada masyarakat Lebanon dan konstituen Hizbullah," simpulnya.

Namun, hal itu juga berisiko menimbulkan pembalasan, dan meningkatnya permusuhan, di mana kedua belah pihak berada di ambang perang.

Terlebih selain anggota Hizbullah, banyak warga sipil yang terluka saat perangkat meledak. Satu video merekam pager yang meledak di sebuah toko kelontong dan video lainnya memperlihatkan orang dewasa dan anak-anak dirawat di rumah sakit dengan luka traumatis yang parah.



Namun, hal itu juga berisiko menimbulkan pembalasan, dan meningkatnya permusuhan, di mana kedua belah pihak berada di ambang perang.

Terlebih selain anggota Hizbullah, banyak warga sipil yang terluka saat perangkat meledak. Satu video merekam pager yang meledak di sebuah toko kelontong dan video lainnya memperlihatkan orang dewasa dan anak-anak dirawat di rumah sakit dengan luka traumatis yang parah.



Baca Lebih Lanjut
Terungkap Jenis Walkie Talkie yang Meledak Lukai Warga Lebanon
Detik
Wanita Ini Gelontorkan Rp2,1 Miliar untuk Operasi Plastik demi Ubah Hidupnya
Sindonews
Sarwendah Mempercantik Diri dengan Operasi Plastik
Sindonews
Disperindag Batam gelar operasi pasar LPG 3 kg penuhi kebutuhan warga
Antaranews
Pertamina sediakan 4.480 tabung dalam operasi pasar LPG 3 kg di Batam
Antaranews
Hasil Operasi Rokok Ilegal Nihil, Satpol PP: Peredaran di Bondowoso Bisa Ditekan
Timesindonesia
Viral Influencer Habiskan Rp 2 M demi Operasi Plastik, Parasnya Bikin Melongo
Detik
Diminati Artis sampai Influencer, Ternyata Ini Alasan Operasi Hidung Populer
Detik
Bedah Laparoskopi untuk GERD, Solusi Modern dan Harapan Baru
Timesindonesia
Operasi Gempur Hasilkan Penindakan 16,98 Juta Batang Rokok Ilegal di Banten
Antaranews