TIMESINDONESIA, MALANG – Tim dosen Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya mengembangkan teknologi sensor hara yang memungkinkan pemantauan kondisi tanah secara lebih akurat. Inovasi ini diterapkan saat mendampingi petani padi di Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.

Kegiatan yang menjadi program pengabdian masyarakat di Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, pada Rabu (7/8/2024). Mengusung tema "Pemberdayaan Petani Padi dalam Evaluasi Kesuburan Tanah Menggunakan Sensor Status Hara."

Kegiatan yang dipimpin oleh Dr. Syahrul Kurniawan dan beranggotakan Reni Ustiatik, Aditya Nugraha Putra, Yosi Andhika, Syamsu Ridzal, R Muhammad Yusuf, dan Omar Nurcholis memberikan materi kepada gabungan kelompok tani (gapoktan) Sri Mulyo, Kecamatan Pendem, Kota Batu.

Acara ini dihadiri oleh perwakilan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu dan Perangkat Desa Pendem. .

Kegiatan dimulai dengan pemaparan materi oleh Syahrul Kurniawan mengenai pentingnya mengetahui kondisi kesuburan tanah sebelum melakukan pemupukan.

Syahrul menekankan bahwa tanah adalah komponen vital yang mendukung pertumbuhan tanaman karena berfungsi sebagai penyedia air dan unsur hara. Beberapa faktor seperti pemadatan, penggenangan, dan ketersediaan hara dapat memengaruhi pertumbuhan akar dan, pada akhirnya, hasil panen.

Oleh karena itu, mengenali jumlah hara dalam tanah sangat penting agar petani dapat meraih hasil panen yang optimal.

Sesi selanjutnya diisi oleh Aditya Nugraha Putra yang menjelaskan penggunaan sensor status hara.

Menurut Aditya, penggunaan sensor ini dapat membantu petani menekan biaya pemupukan dengan menambahkan pupuk sesuai kebutuhan tanaman.

“Dengan menggunakan sensor status hara, bapak dan ibu bisa memupuk sesuai kebutuhan tanaman, sehingga tidak perlu lagi menggunakan dosis yang berlebihan,” ujar Aditya.

Materi ini kemudian dilanjutkan dengan praktik langsung penggunaan sensor oleh para petani.

Para petani menunjukkan antusiasme tinggi dalam mencoba sensor status hara ini. Hasil uji coba sensor memberikan informasi yang jelas tentang cara pemupukan yang tepat, membuat petani merasa puas dan berharap dapat terus menerapkan teknologi ini di lahan mereka. (*)

“Dengan menggunakan sensor status hara, bapak dan ibu bisa memupuk sesuai kebutuhan tanaman, sehingga tidak perlu lagi menggunakan dosis yang berlebihan,” ujar Aditya.

Materi ini kemudian dilanjutkan dengan praktik langsung penggunaan sensor oleh para petani.

Para petani menunjukkan antusiasme tinggi dalam mencoba sensor status hara ini. Hasil uji coba sensor memberikan informasi yang jelas tentang cara pemupukan yang tepat, membuat petani merasa puas dan berharap dapat terus menerapkan teknologi ini di lahan mereka. (*)

Baca Lebih Lanjut
Dosen dan mahasiswa UB kembangkan Jagung Raja R7 di Kabupaten Malaka
Antaranews
Dosen FP UB Kembangkan Jagung Raja R7, Produktivitas Capai 16 Ton per Hektare
Timesindonesia
Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Berdayakan Kelompok Peternak di Sampang
Timesindonesia
Prof Arifin dari UB Malang Kembangkan Inovasi Benih Jagung Brawijaya Nusa untuk Petani NTT
Dyan Rekohadi
Summer Course FTP UB Diikuti 123 Mahasiswa dari 6 Negara
Timesindonesia
Biar Kuncup Itu Mekar, Film Produksi Dosen Fakultas Sastra UM tentang Pengajaran Anak Sekolah
Timesindonesia
Dekan FEB UB paparkan tiga pola penting memajukan ekonomi negara
Antaranews
FT UB × Lions Club Malang Indah Bebersih Sungai di Kota Malang
Timesindonesia
FK Unpad rekomendasikan sanksi berat bagi dosen lakukan perundungan
Antaranews
UPN Veteran Yogyakarta Buka 82 Formasi CPNS 2024 untuk Dosen dan Tendik, Cek Rinciannya
Whiesa Daniswara