Tak sedikit masyarakat yang menganggap penyakit henti jantung dan serangan jantung kerap sama. Padahal kedua jenis penyakit jantung ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
Jantung merupakan otot yang berkontraksi untuk bekerja sebagai pompa. Saat berkontraksi, jantung memompa darah yang mengandung oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh.
Agar jantung bisa bekerja secara efektif sebagai pompa darah, ia perlu mendapatkan pasokan darahnya sendiri, yang disalurkan oleh arteri koroner. Jika arteri ini tersumbat, maka otot jantung tidak akan mendapatkan darah yang dibutuhkan.
Kondisi ini dapat menyebabkan otot jantung cedera atau mati, dan mengakibatkan jantung tidak memompa dengan baik. Lantas apa yang membedakan henti jantung dan serangan jantung?
Dikutip dari Science Alert, serangan jantung secara teknis dikenal sebagai infark miokard, menggambarkan cedera atau kematian otot jantung. Sedangkan pada henti jantung, terjadi ketika jantung berhenti berdetak atau bekerja sebagai pompa yang efektif.
Keduanya sama-sama berhubungan dengan kondisi jantung yang tidak bekerja dengan semestinya, namun memiliki penyebab yang berbeda.
Serangan jantung biasanya disebabkan oleh penyumbatan arteri koroner. Penyebab yang mendasarinya 75 persen diakibatkan oleh aterosklerosis atau kondisi ketika jaringan lemak dan fibrosa menumpuk di dinding arteri koroner sehingga membentuk plak.
Plak tersebut akhirnya menyumbat pembuluh darah atau dalam beberapa kasus menyebabkan pembentukan bekuan darah.
Aterosklerosis dapat terjadi dalam proses jangka panjang. Ini biasanya berkaitan dengan tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, stres, gen, dan pola makan.
Faktor lain yang bisa menyebabkan serangan jantung termasuk kejang arteri koroner, trauma dada, atau kondisi apapun yang mengurangi aliran darah ke otot jantung. Berkurangnya aliran darah itu dapat menyebabkan otot jantung tidak menerima cukup oksigen dan nutrisi.
NEXT: Kalau Penyebab Henti Jantung Seperti Apa?
Henti jantung merupakan kondisi ketika terjadi ketidakteraturan detak yang membuat jantung lebih sulit memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh malfungsi listrik pada jantung.
Meski begitu, penyakit jantung iskemik, seperti serangan jantung, merupakan penyebab paling umum dari kasus henti jantung. Rusaknya otot jantung ketika serangan terjadi, juga dapat mengganggu kemampuan jantung untuk menghantarkan sinyal listrik, sehingga sangat mungkin menyebabkan henti jantung.
Meski begitu, itu tidak berlaku sebaliknya. Henti jantung tidak dapat menyebabkan serangan jantung. Adapun berikut ini adalah empat jenis malfungsi listrik pada jantung:
Takikardia Ventrikel
Irama jantung cepat dan tidak normal di atas 100 kali per menit. Denyut secepat ini mencegah jantung terisi darah sehingga sulit memompa dengan cukup. Denyut jantung normal orang dewasa saat istirahat 60-90 kali per menit.
Fibrilasi Ventrikel
Ini kondisi ketika ventrikel jantung berkontraksi secara tidak terkoordinasi dan sangat cepat. Kondisi ini membuat darah tidak bisa terpompa secara efektif ke seluruh tubuh. Detaknya bisa sebanyak 300 kali per menit.
Aktivitas Listrik Tanpa Denyut
Terjadi ketika otot jantung gagal menghasilkan kekuatan pemompaan yang cukup setelah menerima stimulasi listrik, sehingga tidak menghasilkan denyut.
Asistol
Kondisi ketika tidak ada aktivitas listrik atau kontraksi pada jantung, yang mengakibatkan tidak adanya denyut jantung.