TIMESINDONESIA, NGAWI – Indonesian Millennial for Modern Agriculture Corporation (IMMACo) merupakan program yang diinisiasi oleh Kementerian Pertanian (Kementan) untuk memperkuat sektor pertanian Indonesia dengan meningkatkan kemampuan dan keahlian Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian, terutama di kalangan generasi muda.
Program ini berfokus pada integrasi manajemen agribisnis dan korporasi.
Tujuan utamanya adalah untuk mendorong peningkatan produktivitas dan daya saing petani dengan cara membentuk kelembagaan ekonomi yang berbasis korporasi.
Sebelumnya, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengatakan, pengembangan lahan rawa merupakan komitmennya untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan perluasan tanam dalam waktu dekat ini.
"Pengembangan lahan rawa ini dikelola melalui optimasi lahan yang diharapkan dapat meningkatkan indeks pertanaman dan produktivitas," ujar Mentan.
Mentan Amran mengingatkan, kemarau seperti sekarang ini justru jadi berkah bagi para petani di lahan rawa. Rawa yang surut membuat petani bisa bercocok tanam padi dan palawija.
"Musim kemarau bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin karena hama lebih sedikit, sinar matahari cukup baik untuk fotosintesis dan proses pengeringan. Jadi kualitas gabah lebih baik," kata Amran.
Dalam rangka mempercepat implementasi program IMMACo di Jawa Timur, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti melakukan kunjungan kerja dan koordinasi ke Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) Karya Lestari di Desa Dempel, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Sabtu (7/9/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Kepala BPPSDMP didampingi oleh Kepala BBPP Batu, Roby Darmawan beserta Direktur Polbangtan Malang. Turut hadir Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi, Alumni Polbangtan Malang, Kepala Desa Dempel, serta jajaran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Geneng.
"Program IMMACo ini adalah salah satu Langkah Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian dalam mendukung program PAT yang ada di lahan rawa,” kata Santi.
Santi menyampaikan apresiasinya terhadap komitmen seluruh stakeholder di Kabupaten Ngawi, khususnya Dinas Pertanian dan jajarannya, yang telah mendukung penuh pelaksanaan program IMMACo.
"Kami berharap program ini dapat menjadi percontohan nasional dalam meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan sektor pertanian," imbuh santi.
Lebih lanjut, dalam kunjungan tersebut, Santi juga mengapresiasi perkembangan UPJA Karya Lestari yang dinilai telah menunjukkan kinerja baik dalam pengembangan alat dan mesin pertanian serta kegiatan pasca panen.
"UPJA Karya Lestari telah menjadi contoh bagaimana pengelolaan Alsintan dan kegiatan pasca panen yang baik dapat memberikan dampak positif bagi petani setempat," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBBP Batu), Roby Darmawan menyampaikan bahwa program ini merupakan program yang sangat luar biasa. tentunya harus di kawal secara masif dan dengan azas kebersamaan "semua stakeholder harus bahu membahu demi suksesnya program yang luar biasa ini," pungkas Roby. (*)