Samarinda (ANTARA) - Kepala Dinas Perkebunan Kalimantan Timur (Kadisbun Kaltim) Ence Achmad Rafiddin Rizal mengatakan lahan sawit seluas 1.345.364 hektare yang tersebar di provinsi ini memiliki kontribusi besar dalam menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) atau pemanasan global.
Ia mengatakan di Kaltim terdapat ratusan perusahaan yang mengantongi Izin Usaha Perkebunan (IUP) seluas 2.317.795 hektare dari total 342 IUP, sementara hak guna usaha (HGU) seluas 1.263.745 hektare dari 240 HGU.
"Dari jumlah ini, luas tanam kelapa sawit mencapai 1.345.364 hektare yang terdiri atas kebun inti seluas 971.271 hektare dan kebun rakyat atau kebun plasma seluas 373.212 hektare," ujar Ence Achmad Rafiddin Rizal di Samarinda, Senin.
Menurutnya, emisi GRK saat ini menjadi permasalahan global dan strategis, karena dampaknya telah dirasakan bukan hanya oleh Indonesia, tetapi juga oleh negara-negara lain di dunia.
Sementara Provinsi Kaltim merupakan satu-satunya daerah di Indonesia yang berhasil mengimplementasikan program FCPF Carbon Fund, yaitu program penyelamatan dari deforestasi dan degradasi hutan, sehingga keberhasilan ini mendapat apresiasi Bank Dunia dalam bentuk penghargaan berbasis kinerja.
"Sebagai daerah yang telah mengimplementasikan kebijakan pembangunan perkebunan dengan prinsip berkelanjutan, tentu hal ini perlu disikapi secara proaktif dan konkret, termasuk harus terus didukung para pekebun hingga perusahaan perkebunan," kata Ence.
Usaha perkebunan, selain mampu menyerap karbon, juga berandil menambah emisi GRK, antara lain berasal dari operasional kebun, seperti transportasi, genset, listrik, dan saat adanya proses perawatan tanaman.
Sedangkan proses perawatan tanaman itu seperti , penggunaan pupuk, pestisida, jangkos, dan pembusukan.
Emisi juga berasal dari operasional pabrik, misalnya pembakaran untuk mesin dan POME (Palm Oil Mill Effluent).
Ia mengatakan sawit dapat menyerap karbon, sehingga dianggap sebagai media penyimpanan karbon.
Sebagai contoh, perkebunan kelapa sawit dengan pabrik berkapasitas 60 ton/jam yang memproduksi CPO dan PKO masing-masing 66.000 ton dan 6.000 ton per tahun, mampu menyerap 199.620 ton CO2 equivalent per tahun.
Penyerap karbon didefinisikan pohon yang masih hidup akan menyerap karbon dari udara dan menyimpannya dalam bagian pohon tersebut hingga ke dalam tanah, sehingga membantu menurunkan emisi GRK.
Baca Lebih Lanjut
Penjarahan Sawit Masih Marak, Pengusaha Ungkap Penyebabnya
Detik
Uji EmisI dan Tanam Pohon Meriahkan Touring TYCI
Sindonews
Viral Video, Wanita Ini Dapat Mahar 1 Hektar Kebun Cengkeh, Uang Rp 1 M hingga 60 Kontrakan, Netizen Malah Auto Curigai Hal Ini
Siti M
BPDPKS Salurkan Ribuan Beasiswa dan Pelatihan Perkebunan Sawit
Sindonews
BPDPKS Beri Beasiswa Bagi 3.000 Peserta Pelatihan Pekebun Sawit
Sindonews
Kaltim ekspor senilai 11,6 miliar dolar melalui lima pelabuhan
Antaranews
Luhut sebut 400 proyek transisi energi untuk capai "net zero emission"
Antaranews
Ikuti Charity Fun Run Keliling Kebun untuk Bantu Warga di NTT & NTB Akses Air Bersih
Content Writer
IPOSS sebut sawit perlu diperjuangkan demi meningkatkan perekonomian
Antaranews
Harga TBS Sawit Merangkak Naik di Kabupaten Bangka
Ardhina Trisila Sakti