TRIBUNJATIM.COM -  Viral di media sosial sosok Liya wanita asal Subang, Jawa Barat, yang mempunyai 11 anak di usia masih muda.

Di usianya yang masih cukup muda, yakni 36 tahun, Liya telah memiliki 11 anak dengan beragam usia.

Kisah ini viral di media sosial setelah dibagikan oleh akun TikTok miliknya, @88liya0.

Wanita asal Subang ini bernama Liya.

Ia diketahui menikah dengan seorang pria asal luar negeri, tepatnya dari Yordania. 

Sebelum pernikahan, pasangan ini sempat menghadapi berbagai tantangan.

Termasuk perbedaan negara yang membuat proses pernikahan mereka tidak mudah. 

Namun hal itu tidak menyurutkan cinta mereka. 

Liya dan suaminya pun tetap melanjutkan hubungan hingga akhirnya menikah pada tahun 2007.

Sejak saat itu, ia membangun keluarga besar bersama.

Kini setelah membina rumah tangga selama 17 tahun, Liya dikaruniai 11 anak.

Adapun anak pertama berusia 16 tahun, sementara anak terakhir berusia sembilan bulan.

Liya selalu hamil setiap tahunnya.

Namun Liya yang tinggal di Yordania ini berharap, tahun depan bisa pulang ke Indonesia tanpa ada halangan.

"Semenjak menikah aku belum pernah pulang ke Indonesia disebabkan setiap tahun hamil melahirkan doa kan kami semoga tahun depan bisa pulang ke Indonesia semoaga gak ada halangan, amin," tulisnya sambil membagikan potret keluarganya, melansir Tribun Sumsel.

Selain itu dalam akun TikTok miliknya, terlihat juga Liya dan keluarga sering berwisata.

Dalam penjelasannya, Liya mengungkapkan bahwa ia memerlukan waktu sekitar dua jam untuk mempersiapkan segala sesuatu.

Mulai dari pakaian dan keperluan lainnya yang akan dibawa, disiapkan Liya saat pergi keluar atau ke tempat wisata tersebut.

Sama seperti Liya, inilah kisah pria beristri tiga dan punya 11 anak.

Pria tersebut bernama Mazayah Andrews (38).

Pria yang tinggal di Miami, Florida, Amerika Serikat, ini menikahi tiga wanita.

Mereka adalah Stephanie Almonte (30), Rosa Zelaya (30) dan Dezeray Carrera (23).

Ia dan ketiga istrinya dikaruniai total 11 orang anak, melansir dari TribunTrends.com.

Mazayah pertama kali bertemu dengan Stephanie pada tahun 2014.

Pada tahun 2016, pasangan tersebut resmi menjadi suami istri.

Namun, baru dua tahun hidup bersama, keduanya berniat untuk cerai.

Setelah itu, Mazayah berkencan dengan Rosa.

Saat itu ibu Stephanie sedang mengandung anak Mazayah. 

Hal ini membuatnya merasa belum siap cerai dengan Mazayah, sehingga ia berniat melanjutkan hubungan mereka.

Mengetahui Stephanie tak ingin cerai, Mazayah pun mengajukan syarat kepadanya.

Ia mengatakan bahwa dirinya, Stephanie dan Rosa harus hidup bersama di satu rumah yang sama.

Stephanie mengatakan bahwa ketika dia hamil dan mendengar suaminya berkencan dengan wanita lain, dia juga sangat marah dan cemburu.

Namun kemudian, dia berpikir lagi, "Saya menyadari bahwa dia telah membuatnya bahagia dalam hal lain yang tidak dapat saya lakukan.

Saya bertanya-tanya mengapa saya iri dengan hal itu? Dia dapat membantu saya menjadi orang yang lebih baik."

Sementara itu, Mazayah mengatakan bahwa pernikahan poligami dapat mendatangkan cinta dan dukungan tanpa syarat.

Dengan berpoligami, Mazayah menyebut para istrinya bisa saling membantu satu sama lain.

Keuntungan lainnya adalah rumah yang selalu bersih dan tak perlu membayar babysitter.

"Ini kepedulian, ini kerja tim. Saat Anda hamil, ada baiknya memiliki saudara perempuan lain yang ada untuk mendukung dan membantu Anda melewati kesulitan, sesuatu yang tidak bisa dilakukan laki-laki.

Hubungan itu juga banyak membantu. Rumah saya selalu bersih, tidak perlu khawatir dengan babysitter, tidak perlu memperhatikan ini atau itu dan memiliki banyak sumber penghasilan," ujarnya.

Setelah itu, Mazaya juga menikahi wanita bernama Dezeray Carrera.

Mazaya dan ketiga istrinya hidup bahagia dalam satu atap.

Mereka mengaku, selama ini tak pernah terlibat dalam konflik yang serius.

Ketiga wanita tersebut juga melahirkan 11 orang anak dan mereka semua tinggal bersama.

Meski merupakan saudara tiri, namun anak-anak mereka sangat dekat satu sama lain.

Namun di sisi lain, tak sedikit netizen melontarkan kritik tajam pada poligami yang dilakukan Mazaya.

Bagi mereka, hal ini bertentangan dengan hukum masyarakat.