Tribunjogja.com Inggris - Bursa transfer pemain sepakbola jadi satu diantara momen yang banyak dinanti fans klub.
Apalagi transfer pemain kerap diikuti dengan nilai transfer yang fenomenal untuk pemain tertentu.
Ada beberapa kesepakatan luar biasa yang dicapai pada hari terakhir, seperti Wayne Rooney ke Manchester United dan Luis Suárez ke Liverpool.
Kedua perekrutan pemain di atas diiringi dengan karir cemerlang pemain dan klub. Namun ada juga momen transfer pemain kenamaan namun berakhir buruk.
Berikut adalah transfer pemain terburuk di hari terakhir dalam sejarah sepak bola:
Pada hari terakhir bursa transfer Januari 2011, Chelsea menyelesaikan perekrutan mengejutkan Fernando Torres dari Liverpool seharga £50 juta, menjadikannya pemain termahal keenam di dunia saat itu.
Torres tampil fenomenal untuk Liverpool, dan semua orang berharap dia akan melanjutkan performanya di Chelsea.
Sayangnya, waktunya di Stamford Bridge menjadi mimpi buruk.
Striker yang dulunya produktif itu menjadi bayangan dirinya sendiri, kesulitan mencetak gol dan terkenal gagal mencetak gol.
Meskipun memenangkan Liga Champions dan Liga Europa bersama Chelsea, reputasi Torres tidak pernah pulih sepenuhnya.
Kepergian Torres dari Liverpool pada hari terakhir bursa transfer memaksa The Reds untuk segera mencari pengganti, dan mereka beralih ke Andy Carroll, mengontraknya seharga £35 juta.
Carroll, yang menjadi pemain Inggris termahal saat itu, kesulitan untuk membenarkan banderol harganya.
Cedera menunda debutnya, dan ketika ia akhirnya bermain, ia gagal tampil mengesankan.
Carroll hanya mencetak 11 gol dalam 58 penampilan untuk Liverpool sebelum klub memutuskan untuk menjualnya setelah satu setengah tahun.
Pada musim panas 2008, Abu Dhabi United Group menyelesaikan pengambilalihan Manchester City pada hari terakhir bursa transfer dan langsung membuat pernyataan dengan mengontrak Robinho seharga €43 juta dari Real Madrid.
Pemain Brasil itu sedang dalam perjalanan menuju Chelsea sebelum City membajak kesepakatan itu.
Meskipun musim pertamanya lumayan, cedera dan performa yang tidak konsisten menyebabkan penurunan yang cepat.
Robinho kembali ke Brasil dengan status pinjaman setelah hanya satu setengah musim dan kemudian pindah ke AC Milan secara permanen.
Ia seharusnya menjadi pemain andalan Man City, tetapi sebaliknya, ia justru menjadi kegagalan besar.
Pada hari terakhir bursa transfer musim panas 2014, Manchester United mengamankan kesepakatan pinjaman untuk Radamel Falcao dari Monaco, dengan opsi pembelian di akhir musim.
Striker Kolombia itu diberi gaji besar sebesar £265.000 per minggu, yang menjadikannya investasi yang signifikan.
Namun, Falcao kesulitan di Liga Premier, hanya mencetak empat gol sepanjang musim dan bahkan terdegradasi ke skuad U-21 pada satu titik.
Tak perlu dikatakan, United tidak mengambil opsi untuk membelinya.
Michael Owen, mantan pemenang Ballon d'Or, bergabung dengan Newcastle United dari Real Madrid pada hari terakhir tahun 2005 dengan biaya rekor klub saat itu sebesar £16,8 juta.
Namun, waktunya di Newcastle diganggu oleh cedera.
Ia mengalami banyak kemunduran, termasuk robekan ACL selama Piala Dunia 2006, yang membuatnya absen selama sebagian besar musim.
Owen hanya berhasil mencetak 30 gol dalam empat tahun di Newcastle, rata-rata kurang dari delapan gol per musim.
Lebih buruk lagi, Newcastle terdegradasi pada musim terakhirnya sebelum ia pindah secara gratis ke Manchester United. (Tribunjogja.com/iwe)