Metode pembelajaran di sekolah atau kurikulum selalu berubah-ubah. Namun, terkadang meskipun kurikulum sudah ditentukan, banyak guru menambahkan metode pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan kepada siswa-siswanya.
Salah satunya adalah metode understanding by design (UBD) yang memiliki keunikan dan keunggulannya sendiri. Metode ini menggunakan alur mundur untuk diterapkan kepada siswa di sekolah.
Lantas, apa itu metode UBD dan bagaimana tahapan penerapannya?
UBD adalah singkatan dari understanding by design, yang artinya pendekatan pembelajaran yang menitikberatkan pada tujuan pembelajaran dan pemahaman siswa. Pembelajaran ini dikembangkan oleh McTighe dan Wiggins.
Dikutip dari penelitian berjudul Analisis Pengembangan Rancangan Pembelajaran dengan Pendekatan UBD oleh Neni Setiyawati dkk., pendekatan Understanding by Design adalah pendekatan yang dimulai dengan menetapkan tujuan pembelajaran, merancang penilaian pembelajaran, dan merencanakan pembelajaran.
Sebenarnya, apa tujuan dari metode pembelajaran Understanding by Design ini? Tujuannya adalah membentuk pemahaman yang meliputi 6 dimensi, yaitu penjelasan, interpretasi, aplikasi, perspektif, empati, dan peningkatan diri.
Metode UBD memiliki kelebihan berupa pembelajaran yang saling terkait dan pendidik bisa memastikan selama proses belajar mengajar berlangsung.
Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai melalui pembuktian pemahaman siswa terkait alasan materi tersebut harus dipelajari dan dikuasai.
Understanding by Design memiliki ciri-ciri yaitu proses desain suatu kegiatan pembelajaran dilakukan menggunakan desain mundur. Selain itu juga mengharuskan agar tujuan pembelajaran tertuju pada siswa supaya memahami gagasan-gagasan utama terkait topik yang dipelajari.
UBD memiliki beberapa prinsip yang menjadikannya berbeda dengan metode pembelajaran yang lain. Prinsip Understanding by Design adalah:
UBD adalah kerangka yang diesain untuk proses belajar mengajar yang berkualitas. Sehingga UBD hanya menjadi kerangka atau alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Wiggin dan Tighe, terdapat metode backward design atau alur mundur yang terdiri atas tiga tahapan pembelajaran UBD, yaitu identify desired results, determine acceptable evidence, dan plan learning experiences and instruction.
Penjelasan lengkap mengenai tahapannya adalah berikut ini.
1. Menentukan hasil yang diinginkan
Hasil adalah acuan penting yang harus dibuat, ditentukan, dan diprioritaskan untuk mempertimbangkan kinerja jangka panjang. Sehingga, siswa mampu menerapkan apa yang telah dipelajari.
2. Menentukan bukti penilaian
Di tahap ini, guru mengumpulkan bukti terkait hasil atau pemahaman yang ingin dicapai oleh siswa. Untuk mengumpulkannya dapat menggunakan berbagai metode penelitian, seperti tes, ujian harian, pengamatan, dan kuis.
3. Merencanakan pembelajaran
Perencanaan ini meliputi pemilihan metode pembelajaran, urutan pelajaran, dan bahan sumber terkait materi yang akan dipelajari.
Dalam kegiatan pembelajarannya, rancangan pembelajaran UBD menggunakan desain where to, yang meliputi where and why, hook and hold, equip, rethink and revise, evaluate, tailored, dan organized.
Pada tahapan ini tak lepas dari materi pembelajaran yang melengkapi, yaitu meliputi bahan ajar, LKPD, media pembelajaran dan alat penilaian.
Untuk menerapkan UBD tentu tak lepas dari peran guru. Guru akan bertanggung jawab melakukan hal-hal berikut ini.
• Merancang pembelajaran
• Menentukan hasil belajar yang diinginkan
• Menentukan kebutuhan siswa dan membantu proses pembelajaran kepada siswa yang efektif.
Guru pun bertugas untuk menganalisis kompetensi dasar dan menentukan indikator ketercapaiannya dengan memperhatikan karakteristik rumusan kompetensi dasar yang ada.
Karena fokus utama metode Understanding by Design yang menjadi titik keberhasilannya adalah pemahaman siswa, maka guru sangat berperan penting untuk memperhatikan siswa-siswanya apakah mereka telah memahami dengan baik atau belum.
Evaluasi pada rancangan pembelajaran juga perlu agar benar-benar sesuai dengan hasil yang diinginkan guru.