SURYAMALANG.COM, BATU - Meski di Kota Batu banyak bermunculan tempat ngopi kekinian yang menyuguhkan pemandangan alam dan memiliki bangunan Instagramable, tak sedikit anak muda yang memilih ngopi di dalam Pasar Induk Among Tani, Kota Batu.
Lokasinya di lantai 3 bagian foodcourt pasar yang banyak dihuni penjual makanan dan minuman.
Selain menjadi jujukan orang-orang yang memburu jajanan dan minuman mulai dari bakso, mie ayam, soto, martabak, aneka gorengan, bubur kacang ijo, tahu campur, rujak cingur dan aneka es, di sana juga dijadikan anak muda berkumpul untuk nongkrong.
Bedanya, jika di tempat-tempat kopian menyediakan ruangan ber-AC, di sana mengandalkan AC alami karena udara di Kota Batu yang sejuk.
“Kebanyakan yang datang ke sini itu selain untuk nongkrong juga sekalian sarapan karena banyak yang jual makanan."
"Meskipun tidak banyak tapi setiap hari Alhamdulillah ada saja yang beli,” kata Ana, penjual minuman di Induk Pasar Among Tani kepada SURYAMALANG.COM, Jumat (30/8/2024).
Sementara itu, Khoirul Anam warga Temas Kota Batu, mengaku justru memilih ngopi di Pasar Induk Among Tani karena secara harga lebih murah dibanding di kedai kopi kekinian yang sekarang menjamur di Kota Batu dan Malang Raya.
“Jujur saya dan teman-teman lebih suka ngopi di pasar karena murah segelas cuma Rp 5 ribu itupun sudah dapat gorengn."
"Sayangnya bukanya tidak sampai malam. Sore sudah tutup mengikuti jam pasar,” ujar Khoirul.
Senada dengan Khoirul, Efendi yang mengaku tidak bisa hidup tanpa ngopi mengatakan kebanyakan anak muda sekarang menjadikan kedai kopi untuk bekerja dan menghilangkan penat.
“Ngopi menurut saya sudah jadi budaya di kalangan anak muda sekarang."
"Di mana pun pasti ngopi, selain untuk bermitra juga mengerjakan tugas ataupun kerjaan karena sekarang sudah jarang memilih janjian di kantor, tapi di tempat kopian lebih gayeng (menyenangkan),” terang Efendi.
"Di mana pun pasti ngopi, selain untuk bermitra juga mengerjakan tugas ataupun kerjaan karena sekarang sudah jarang memilih janjian di kantor, tapi di tempat kopian lebih gayeng (menyenangkan),” terang Efendi.