TRIBUNJATIM.COM - Fenomena aneh dimana banyak ikan laut yang mendadak menuju wilayah daratan dan melompat-lompat belakangan dibicarakan.
Bahkan tak sedikit warga yang khawatir karena kondisi tersebut diduga sebagai pertanda sebuah bencana.
Haruskah kita takut dengan kondisi ini?
Sebelumnya viral di media sosial, sebuah fenomena aneh di sepanjang pesisir Pantai Selatan Priangan Timur, Jawa Barat.
Rekaman dan foto-foto ikan di laut tampak melompat-lompat di daratan itupun jadi sorotan.
Salah satunya di Pantai Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Terekam fenomena ikan melompat-lompat di pinggiran pantai.
Nampak warga pun berebut menangkap ikan-ikan yang terbang ke permukaan air di pinggir pantai tersebut.
Warga terlihat mengambil ikan menggunakan jala, serok, dan alat tangkap lainnya.
Warga lain pun nampak menyaksikan banyak sekali ikan yang melompat keluar dari air pada malam hari.
Rupanya fenomena tersebut pun memicu kekhawatiran di kalangan warga pesisir.
Tak sedikit warga yang menganggapnya sebagai tanda-tanda alam yang tak biasa dan diyakini menjadi pertanda akan terjadi sesuatu.
"Iya, bukan hanya di pesisir Cipatujah saja ada fenomena ikan kecil terbang jutaan begitu.
Sudah sepekan terakhir dari sepanjang pesisir Pangandaran, Tasikmalaya, sampai Santolo Garut, pinggir pantainya banyak ikan terbang ke permukaan yang sama," jelas Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dilansir dari Kompas.com, Selasa (27/8/2024), seperti dikutip TribunJatim.com.
Dedi menjelaskan, biasanya fenomena ikan kecil terbang memang terjadi, tetapi jumlahnya tidak sebanyak saat ini dan biasanya terjadi saat kemarau panjang.
Namun, kali ini fenomena jutaan ikan terbang muncul meski bukan kemarau panjang, yang menimbulkan kekhawatiran akan fenomena alam aneh lainnya di dasar laut.
"Ini kan bukan saat kemarau panjang, tapi terjadi jutaan ikan terbang.
Jadinya, jujur saja kami di sini ada kekhawatiran akan terjadi sesuatu.
Soalnya, aneh tiba-tiba ada fenomena ini di sepanjang pesisir Selatan Priangan, sampai ke Santolo, Garut," tambah Dedi.
Selain itu, Dedi mengungkapkan kondisi pesisir pantai di Tasikmalaya Selatan mengalami pasang surut air yang signifikan selama sepekan terakhir.
Saat air surut, garis pantai mundur sangat jauh, sementara saat pasang, gelombang dan air menjadi sangat besar.
"Saat air pantai surut terjadi sangat jauh dari bibir pantai dan tak biasanya seperti hari-hari biasanya.
Lalu, kalau saat air pasang, air dan gelombangnya justru sangat besar dan tak biasanya sejak sepekan terakhir ini," ujar Dedi.
Selama ini, lanjut Dedi, pihaknya bersama warga hanya bisa tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap fenomena alam yang aneh ini.
Meski demikian, para nelayan tetap melaut meski harus lebih waspada.
"Kalau melaut meski gelombang besar tetap berjalan.
Tentunya waspada dan lebih waspada dengan adanya tanda-tanda alam aneh seperti ini," tambah dia.
Sementara itu, Petugas Pos Pemantau Gunung Galunggung Tasikmalaya, R Fajar Anugrah, mengaku aktivitas gunung berapi yang dipantaunya masih dalam kondisi normal dalam sepekan terakhir.
Bahkan, saat terjadi gempa di Yogyakarta beberapa hari lalu, tak ada efek apapun di wilayah Gunung Galunggung.
"Kalau Gunung Galunggung masih normal sepekan terakhir.
Kemarin ada terjadi gempa di Yogyakarta pun, masih normal untuk pergerakan di Galunggung," singkat Fajar dilansir dari Kompas.com, Selasa pagi.
Memang, ada beberapa fenomena ikan melompat ke darat yang disebut-sebut akibat aktivitas pertanda gunung merapi.
Namun beberapa penelitian menjelaskan kemungkinan fenomena ini terjadi karena berbagai sebab.
Hasil diskusi antara Suku Dinas KPKP dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengahasilkan sedikitnya tiga dugaan penyebab fenomena alam ribuan ikan naik ke permukaan darat.
"Pertama diduga ini proses oksigenasi (kekurangan oksigen pada ikan) sehingga ikan-ikan itu merapat ke pesisir yang kadar oksigen lebih baik dibanding dengan perairan dalam," ungkap Lidya dikutip dari Wartakotalive.com.
"Kemungkinan kedua, bisa juga karena harmful algae blooming, kalau akibat blooming phytoplankton (bisa harmfull) harus dideteksi lebih lanjut dengan pengujian laboratorium," sambung Lidya.
Adapun kemungkinan ketiga, terdapat potensi perubahan suhu yang signifikan akibat curah hujan atau masuknya air tawar dari muara sungai juga dapat menjadi penyebab fenomena alam tersebut.
Menurut teori oseanografi lainnya disebutkan bahwa pengangkatan biota laut dalam ke permukaan hingga terbawa ke pesisir berkaitan dengan fenomena upwelling.
Upwelling merupakan sebuah fenomena di mana air laut yang lebih dingin dan bermassa jenis lebih besar bergerak dari dasar laut ke permukaan.