BANJARMASINPOST.CO.ID - Nasib malang dialami seorang crew sound horeg di Blora, Jawa Timur yang meninggal dunia saat karnaval.
Sound horeg adalah 'budaya' baru di sebagian wilayah di Jawa khususnya Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sound horeg biasanya adalah sebutan untuk sound system berukuran raksasa yang ditumpuk di atas mobil pikap ataupun truk.
Musik yang diputar biasanya musik jedag-jedug dengan volume suara dan bass yang menggelar.
Sementara itu crew pria sound horeg yang tewas itu itu diduga akibat tersenyum saat membawa sound horeg di kawasan Kedungwaru Sabtu (24/8/2024).
Dilansir melalui unggahan akun instagram @interaktive Minggu (25/8/2024) pria tersebut membawa sound horeg bersama crew lainnya dengan menggunakan truk.
Terlihat dalam video yang beredar pria crew horeg yang tersenyum itu tergeletak di tanah dengan kondisi mulut berdarah dan tak sadarkan diri.
Warga yang melihat kondisi pria itu pun bergegas mendatanginya dan bergerombol.
Beberapa warga mencoba menolong namun sayang pria tersebut sudah tak lagi memberikan respon.
Diduga pria tersebut tersebut aliran listrik yang digunakan sound horeg kemudian terjatuh dari truk dan meninggal dunia.
Memang belakangan kehadiran sound horeg yang kian masif menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Selain suaranya yang mengganggu, kehadiran sound horeg ini juga mengakibatkan rumah warga mengalami rusak.
Tak sedikit warga yang rumahnya berguncang, elektronik yang rusak berjatuhan, hingga kaca pecah akibat suara yang dihasilkan sound horeg.
Susunan sound horeg yang menjulang tinggi pun dinilai berbahaya lantaran kerap tersangkut kabel listrik.
Bahkan beberapa daerah sampai mengeluarkan Perda untuk mengatur jalannya sound horeg.
* Dilarang, Rumah Kades Digeruduk
Puluhan warga menggeruduk rumah Salim, Kepala Desa (Kades) Mrawan Kecamatan Mayang Jember, Jawa Timur juga sempat viral di media sosial.
Hal tersebut meraka lakukan, untuk meluapkan protes terhadap petinggi desa itu karena tidak mengijinkan warga menyewa sound system horeg untuk karnaval pada 18 Agustus 2024.
Abdur Rohman, satu dari puluhan warga mengatakan bahwa massa merasa kecewa.
Sebab Kades membatalkan rencana mendatangkan sound system horeg milik grup brewog.
"Tinggal satu hari, tiba-tiba dibatalkan untuk mendatangkan sound system Brewog yang telah disewa dan dibayar uang muka oleh warga. Persiapan 99 persen sudah matang. Orang-orang ke rumah Salim itu grup saya, saya sebagai ketua panitia brewok," saat dikonfirmasi, Selasa (20/8/2024).
Menurutnya, warga memang telah swadaya untuk menyewa sound horeg untuk memeriahkan kegiatan Karnaval Desa Mrawan Kecamatan Mayang Jember, serangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-79.
"Kurang tiga bulanan, saya berangkat untuk sewa sound system brewog dengan bayar uang muka 2 juta rupiah," kata Abdur.
Namun setelah menyerahkan uang muka untuk sewa pelantang suara itu.
Abdur mengaku diajak musyawarah oleh perangkat desa agar tidak mendatangkan sound horeg.
Dikhawatirkan akan mengganggu telinga masyarakat.
"Lalu saya sampaikan ke warga, sound brewog tidak jadi datang. Lalu orang-orang mengajak ke rumah kades dan saya kasi masukan tetapi tidak masuk lalu berhamburan ke rumah Pak Kades," katanya.
Mengingat total iuran warga untuk menyewa sound horeg ini. Kata Abdur, telah terkumpul sebanyak Rp 48 juta.
Sehingga massa kecewa sebab duit yang terkumpul tidak terlaksana dengan baik.
"Selain itu surat pengantar (penggunaan sound horeg) dari polsek ke polres telat, dan takut terjadi pencurian, bentrok, tawuran. Akhirnya tidak diperbolehkan sama Polres," jelasnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Desa Mrawan Salim membenarkan kalau rumahnya didatangi warga.
Kata dia, mereka kecewa karena polisi tidak mengijinkan penggunaan sound horeg pada acara karnaval.
Baca juga: Berani Minta Matikan Sound Horeg Karnaval, Ibu-ibu Hampir Dikeroyok Para Pria sampai Situasi Panas
"Karena tinggal satu hari (Dibatalkan), warga merasa kecewa. Sehingga datang ke saya musyawarah, tapi seakan-akan kita yang tidak memperbolehkan, Malam sabtu kemarin, sampai jam 11 dirumah. Tapi mau gimana lagi, tidak dapat izin dari Polres," tanggapnya.
Meskipun tanpa sound horeg pun, kata dia.
Kegiatan karnaval desa pada 18 Agustus 2024 tetap terlaksana.
Bahkan warga pun juga tetap ikut kegiatan tahunan ini.
"Meskipun tidak jadi mendatangkan aoind system itu, warga tetap ikut karnaval dengan menyewa sound system lain.Tapi kemarin sudah terobati dan ada gantinya. Semua ikut, tidak ada yang gak ikut karnaval," pungkasnya.
(Banjarmasinpost.co.id/Danti Ayu)