Durian menjadi primadona hasil perkebunan Kabupaten Lumajang. Beberapa jenis durian Lumajang terkenal enak di kalangan pencinta raja buah ini, mulai dari durian gencono hingga durian lato-lato.
Lumajang adalah kabupaten di Jawa Timur yang terkenal sebagai penghasil durian. Beberapa kecamatan di sana bahkan populer dengan hasil duriannya yang enak.
Sebut saja Kecamatan Senduro di kaki Gunung Semeru, Kecamatan Padang, sampai Kecamatan Tempursari. Tentu saja hasil duriannya punya keistimewaan masing-masing.
Beberapa jenis durian Lumajang begitu terkenal di kalangan pencinta buah berduri ini. Tak hanya durian mentega yang legit creamy, tapi juga durian gencono dan lato-lato yang unik.
Berikut 5 jenis durian Lumajang yang tekstur dan rasanya mantap:
![]() |
Membicarakan durian Lumajang, jenis yang umum dikenal adalah durian mentega. Durian ini tumbuh subur di lereng Gunung Semeru yang berada di Kecamatan Senduro.
Nama 'mentega' disematkan lantaran daging buah ini berwarna kekuningan seperti mentega. Dibanding jenis durian lokal lain, durian mentega Lumajang punya daging yang lebih tebal, teksturnya lebih creamy, dan rasanya manis legit.
Saat musim, durian mentega Lumajang bisa laku 150-200 buah per hari. Kualitasnya dijamin karena durian ini masak pohon.
Durian Musang King populer di Malaysia dan Singapura, tapi siapa sangka di Lumajang ada durian Musang King lokal Indonesia. Durian ini ditanam oleh Rohmatullah, warga Desa Denok sejak 2019.
Tahun 2023, durian Musang King versi Lumajang ini akhirnya bisa dipanen. Buah ini lalu dapat berbuah lagi setiap 8 bulan. Ciri khasnya terletak pada daging buah yang tebal dan rasa legit.
Durian Musang King dijual dalam kondisi masak pohon dan fresh. Per buah durian bisa mencapai berat 2 kg. Untuk harganya sekitar Rp 175 ribu per kg.
![]() |
Jenis durian Lumajang selanjutnya, durian gencono yang tumbuh subur di kampung durian lereng Gunung Semeru Desa Jambekumbu, Kecamatan Pasrujambe. Di desa ini bahkan pohon durian bisa tumbuh subur di pekarangan rumah warga.
Salah satu jenis durian yang banyak dibudidayakan adalah durian gencono. Petani durian, Inggit Eka Subarja mengatakan bisa panen ratusan durian gencono dalam sehari saat sedang musim.
"Kelebihan durian gencono diambil waktu masak pohon atau jatuh sendiri dari pohonnya sehingga kualitasnya terjamin," kata Inggit. Durian gencono dijual murah, mulai dari Rp 30 ribu bergantung pada ukurannya.
Durian kembang begitu unik lantaran ketika buah dibelah, di dalamnya terdapat kembang atau bunga kecil mirip buah durian. Durian ini tumbuh subur di Desa Gucialit, kawasan Gunung Semeru.
"Yang membedakan durian kembang dengan lainnya terdapat kembang di dalam buah durian serta dagingnya tebal dan rasanya manis legit," ujar Rahmat, salah satu petani durian kembang.
Saat dinikmati, daging buah ini juga punya rasa sedikit pahit yang khas. Durian kembang pernah menyabet juara satu dalam kontes buah durian lokal yang digelar Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang tahun 2018.
![]() |
Lato-lato identik sebagai mainan anak-anak, tapi di Lumajang ada jenis durian lato-lato. Seorang petaninya, Faisal Afis mengatakan warga sekitar menamakan durian lato-lato karena bentuknya kecil.
Durian ini umumnya tumbuh di Desa Wonokerto. Durian dipanen setelah masak di pohon. Di balik ukurannya yang kecil, durian ini punya rasa manis pahit dan tekstur creamy.
Durian lato-lato juga disukai karena harganya terjangkau. Per buah biasanya dijual mulai dari Rp 17 ribu hingga 25 ribu saja, tergantung ukuran dan kualitas.