Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sulvi Sofiana
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Isu bullying di lingkup pendidikan kedokteran kembali menjadi sorotan, usai viralnya peserta didik PPDS FK Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, dr Aulia Risma Lestari yang meninggal dunia pada Senin (12/8/2024), diduga merupakan korban perundungan di RSUP dr Kariadi Semarang.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan RI sejak Juli 2023 hingga 9 Agustus 2024, telah menerima 356 laporan perundungan atau bullying.
Dari jumlah tersebut, 211 laporan terjadi di rumah sakit (RS) vertikal, sementara 145 laporan berasal dari luar RS vertikal (RSV).
Jenis perundungan yang paling banyak dilaporkan meliputi perundungan non-fisik, non-verbal, jam kerja yang tidak wajar, pemberian tugas yang tidak relevan dengan pendidikan, serta perundungan verbal berupa intimidasi.
Menanggapi hal ini, Dirut RSUD dr Soetomo Surabaya, Prof Dr dr Cita Rosita S Prakoesa dr SpKK(K) FINSDV FAADV mengungkapkan, pihaknya tengah berkoordinasi dengan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) Surabaya terkait kasus perundungan yang mungkin terjadi di lingkup pembelajaran PPDS FK Unair Surabaya di RSUD dr Soetomo Surabaya.
"Kami ada satgas bekerja sama dengan FK dan ada rapat juga dengan FK terkait bullying," ungkapnya, Selasa (20/8/2024).
Dikatakan dr Cita, dalam PPDS FK Unair Surabaya di RSUD dr Soetomo Surabaya, saat ini terdapat sebanyak 1.800 dokter yang berada di 25 Prodi Spesialis.
Dengan jumlah mahasiswa yang tersebar di berbagai prodi tersebut, dikatakan dr Cita mempengaruhi lamanya shift jaga yang tidak dapat distandarkan seperti pekerjaan pada umumnya.
"Tergantung kondisi pasien dan prodinya, seperti anestesi ada shift jaga dan lainnya. Tetapi dekan dan kami konsen ke kesehatan mental," urainya.
Menurutnya, tidak ada batasan khusus terkait shift PPDS.
Pasalnya, banyak PPDS yang memilih memperpanjang shiftnya untuk mempersiapkan kegiatannya keesokan harinya.
"Tidak bisa dinormalkan shift-nya, tergantung prodinya masing-masing," pungkasnya.
Terpisah, PLT Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbudristek, Tjitjik Sri Tjahjandarie mengungkapkan, pihaknya masih menunggu hasil evaluasi terkait dugaan kasus bullying yang mungkin dialami dokter Aulia saat menjalani pendidikan PPDS.
"Jadi posisi sekarang Kemendikbud dan Kemenkes sedang melakukan evaluasi bersama terkait kejadian di RS Kariadi, tetapi hasilnya nanti kita tunggu hasilnya dari itjen," ujarnya, saat ditemui di Surabaya.