TRIBUNJATIM.COM - Sungguh apes nasib Nanik dan puluhan warga Surabaya lainnya karena promo angsuran rumah sebesar Rp 900 ribu.

Kecurigaan atas penipuan tersebut terjadi setelah Nanik dan puluhan warga mengetahui lokasi perumahan pindah.

Para warga merasa curiga perumahan yang awalnya disebut akan dibangun di Surabaya itu tiba-tiba pindah lokasi.

Pemindahan lokasi perumahan itu ada di Madura, Jawa Timur.

Alhasil, puluhan warga langsung mendadak protes dengan kondisi tersebut.

Puluhan warga di Surabaya, Jawa Timur, diduga tertipu perumahan murah.

Awalnya, mereka mendapat informasi rumah murah itu berada di Surabaya.

Kemudian diketahui bahwa rumah yang ditawarkan dengan harga murah itu berada di wilayah Madura.

Insiden ini ramai di media sosial.

Berdasarkan video yang beredar, tampak puluhan orang berkumpul di depan ruko pada Minggu (18/8/2024) siang.

Terdengar juga suara pria bernada tinggi, namun tak jelas yang dibicarakanya. 

Rumah tersebut ditawarkan dengan angsuran Rp 900.000 per bulan.

Salah satu korban, Nanik Christin membernarkan terkait dugaan penipuan tersebut.

Dia merasa tertipu karena lokasinya yang awalnya di Surabaya berganti di Madura.

Ilustrasi perumahan.
Ilustrasi perumahan.
(Tribunnews)

"Tertipu soal informasi lokasinya saja saya, bukan dari promonya tapi dari lokasinya. Ya saya langsung pulang," kata Nanik.

Berdasarkan pantauan Kompas.com pada Senin (19/8/2024) seperti dikutip TribunJatim.com, Selasa (20/8/2024), ruko yang ramai didatangi orang itu bertuliskan PT PP Properti Suramadu .

Ruko tersebut tampak tutup.

Bahkan, terdapat informasi di banner yang tertera bangunan itu tengah dijual.

Berdasarkan informasi, para korban telah dimediasi di Polsek Kenjeran.

Kanit Reskrim Polsek Kenjeran, Iptu M Fauzi membenarkan adanya puluhan warga yang berkumpul demi promo rumah murah.

 Namun, dia masih belum bisa memberikan komentar lebih detail terkait hal itu.

"(Peristiwa) yang kemarin ramai ya? Saya masih di Polres (Polrestabes Surabaya), nanti saya cek dulu ya laporanya," kata Fauzi.

Penipuan bisa terjadi kapanpun dimanapun dan dengan modus apapun.

Misalnya saja seperti yang dialami oleh pencari kerja satu ini.

Tengah viral di media sosial curhat pelamar kerja bayar uang saat wawancara.

Ia pun lemas setelah sadar ditipu Rp 1,7 juta.

Apalagi belasan orang lain juga jadi korbannya.

Diketahui dalam video yang viral, pelamar kerja protes kepada pihak keamanan gedung karena diminta membayar sejumlah uang untuk dapat bekerja, Jumat (12/7/2024).

Dijelaskan para pelamar kerja diharuskan membayar sebesar Rp 1,7 juta untuk memulai kerja.

Pelamar kerja tersebut mengaku diminta membayar sejumlah uang saat mengikuti proses wawancara kerja di sebuah perusahaan di Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur.

Pelamar kerja itu seorang perempuan yang berinisial PS.

PS merupakan warga Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur.

Perempuan 24 tahun mengaku kehilangan uang sebesar Rp 1,7 juta setelah mengikuti proses wawancara kerja di perusahaan yang mengatasnamakan diri sebagai PT MLI.

"Kemarin niatnya memenuhi panggilan interview kerja," ujar PS, Minggu (14/7/2024), dikutip dari Kompas.com.

PS bercerita, ia tidak pernah melamar pekerjaan ke perusahaan tersebut.

Pada Selasa (2/7/2024), PS mengaku tiba-tiba mendapatkan panggilan untuk menghadiri wawancara kerja, Rabu (3/7/2024).

Karena PS sedang menganggur, ia pun memutuskan untuk memenuhi undangan wawancara tersebut.

Ia pun datang diantar oleh keponakannya ke alamat perusahaan tersebut yang ternuata terletak di sebuah ruko di Klender.

Saat tiba di ruko tersebut, ia pun bertemu dengan seorang resepsionis.

PS pun menunggu diminta menunggu di sebuah ruangan.

Di ruangan itu, menurutnya ada sekitar 10 orang lainnya yang hendak melamar kerja.

Tak lama, PS pun dipanggil seorang diri untuk bertemu dengan W, karyawan perusahaan tersebut.

PS yang sudah mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan wawancara, ternyata hanya ditanya mengenai asal dirinya mendapat informasi pekerjaan ini.

PS lantas diiming-imingi gaji Rp 5,1 juta per bulan dengan tambahan uang makan Rp 100.000 setiap minggu jika dirinya diterima bekerja.

"Libur Sabtu dan Minggu. Untuk lembur Rp 30.000 per hari. Terus dia ngasih tau benefitnya BPJS Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan," ujar PS.

Hari itu juga PS langsung diminta mengikuti pelatihan dari perusahaan.

Namun, ia harus lebih dulu membayarkan uang Rp 1,7 juta.

Menurut perusahaan, uang tersebut nantinya akan dikembalikan setelah PS tuntas mengikuti pelatihan.

"Pas disuruh bayar Rp 1,7 juta saya kaget. Katanya nanti setelah training dibalikin, jam 1 juga udah clear nanti dibalikin. Boleh DP dulu Rp 500.000. Saya bingung," ujar PS.

Ketika itu, PS hanya membawa uang Rp 100.000.

Ia pun menyerahkan uang tersebut ke W.

Akan tetapi, tidak cukup sampai di situ, PS diminta untuk mengambil uang ke ATM terdekat guna menggenapi kekurangan uang Rp 1,6 juta.

PS diantar oleh sekuriti perusahaan tersebut.

Ketika PS mengambil uang, KTP miliknya ditahan oleh PT MLI.

"Akhirnya saya mengambil duit keluar. Si Ibu (W) akhirnya menyuruh sekuriti buat anterin saya ke ATM Bank DKI," tambah dia.

PS yang belum menyadari dirinya ditipu lantas mengambil uang Rp 1,6 juta dari ATM dan menyerahkan uang tersebut ke W.

Setelahnya, ia diminta menandatangani dokumen bermaterai. KTP milik PS pun dikembalikan.

Dari situ, masih pada hari yang sama, PS diarahkan untuk pergi ke kantor di Kalideres, Jakarta Barat, untuk mengikuti pelatihan sebelum bekerja.

PS lantas datang ke kantor tersebut dan bertemu dengan 14 pelamar kerja lainnya. Menurut PS, 14 orang tersebut juga telah melakukan pembayaran sebesar Rp 1,7 juta ke perusahaan.

Pihak kantor di Kalideres itu menjelaskan bahwa para pelamar kerja memiliki kesempatan untuk bekerja di salah satu dari tiga perusahaan rekanan.

Jika di tiga perusahaan itu mereka tak diterima, uang senilai Rp 1,7 juta akan dikembalikan.

"Misal di tempat A kita enggak keterima, dicariin ke B, dicariin ke C. Mentok tiga pilihan. Kalau misalkan tiga pilihan enggak diterima, katanya kembali dananya. Kalau kita keterima di salah satu tempat, itu enggak kembali," jelas PS.

"Kita kan juga bingung, kalau kita mutusin sepihak, duitnya enggak akan kembali, lanjutnya.

Di kantor Kalideres, PS diarahkan untuk mengisi posisi sebagai admin keuangan. Ia juga sempat dites kemampuan mengoperasikan Microsoft Excel.

Setelah proses tersebut, PS diminta untuk kembali melakukan wawancara kerja di sebuah restoran seafood di kawasan Jatikarya, Kalimanggis, pada 8 Juli 2024.

Lantaran masih harus melakukan wawancara kerja lagi beberapa hari mendatang, PS pun pulang.

Sesampainya di rumah, ia menceritakan proses wawancara kerja ini ke sang suami.

Sang suami meyakini bahwa istrinya telah ditipu lantaran proses wawancara kerja PS tak masuk akal.

PS pun tak diizinkan suaminya untuk melanjutkan wawancara dan merelakan uang Rp 1,7 juta yang telah dikeluarkan.

"Karena saya izin dulu sama suami, disuruh enggak usah dateng. Akhirnya saya cerita semua, katanya 'wah itu mah enggak bener'," tutur PS.

PS mengaku sempat terpikir untuk melapor ke pihak kepolisian. Namun, sampai sekarang langkah ini belum ia lakukan.

Baca Lebih Lanjut
Bule Ini Ditantang Habiskan Rp 50 Ribu untuk Jajan di Kota Lama Surabaya
Detik
Kisah Pemuda di Surabaya Tewas Usai 4 Hari Koma karena Tabrak Tiang Lampu Gara-gara Dikejar Gangster
Dwi Prastika
Dinkes Kota Surabaya libatkan KSH cegah gagal ginjal pada anak
Antaranews
Potong Kue Ulang Tahun di Resto, Wanita Ini Ditagih Rp 500 Ribu!
Detik
Marak Nomor Kontak Palsu di Google Maps, Tamu Hotel Tertipu Tarif Rp 150 Ribu
Detik
Terbalas Adil Nasib Indah usai Kena PHK dan Ditipu, Dapat Rp 300 Juta Cuma Tukar Tutup Botol Bekas
Mujib Anwar
Harga Tiket Indonesia Vs Australia Diumumkan, Termurah Rp 250 Ribu
Detik
Kecelakaan Maut, 1 Orang Tewas, Truk Muatan Tahu Oleng Tabrak Bus
Dewangga Ardhiananta
Wahyu Sebut Tersisa Barang di Rumdin, Sekda Kota Malang: Kita Toleransi
Timesindonesia
Beli Handuk di Transmart Full Day Sale Cuma Rp 45 Ribu, Yuk Merapat!
Detik