Tahukah kamu, ada lebih dari 1 juta spesies hewan di dunia yang sudah teridentifikasi. Namun, ternyata masih ada jutaan lainnya yang belum ditemukan dan diidentifikasi.
Selama berabad-abad, para ilmuwan telah mengumpulkan dan mengidentifikasi lokasi berbagai spesies di dunia. Sebelum era digital, sebagian besar informasi mengenai persebaran spesies diperoleh dari koleksi museum.
"Selama dua dekade terakhir telah terjadi revolusi dalam sains warga. Para ilmuwan memanfaatkan data dari masyarakat untuk mengatasi kekurangan informasi tersebut," ujar VĂtor Piacentini, ahli ornitologi dari Federal University of Mato Grosso di Brasil, sebagaimana dikutip dari Live Science.
Pada akhir 1980-an, ilmuwan telah memetakan distribusi spesies di seluruh dunia.
Kemudian, dari 36 titik panas di seluruh dunia saat ini, sebagian besar keanekaragaman hayati berada di benua yang melintasi garis khatulistiwa yang beriklim hangat dan lembap.
Karena tumbuhan merupakan fondasi spesies, maka dari itu untuk mengetahui jumlah spesies dapat menggunakan cara analisis jumlah keanekaragaman tumbuhan di suatu wilayah.
Tanaman memang dapat hidup di berbagai kondisi, tetapi sebagian besarnya hidup di tempat yang hangat dan lembap.
Kelembapan penting karena menciptakan udara yang hangat untuk menangkap molekul air dan lebih baik bagi banyak mikroorganisme, terutama pengurai, yang dapat mengurai bahan mati yang dipanen tanaman untuk mendapatkan nutrisi.
Berdasarkan berbagai faktor dan estimasi menggunakan data museum dan sains warga, Amerika Selatan ditunjuk sebagai benua dengan jumlah spesies hewan tertinggi. Dilihat dari hutan hujan Amazon, tempat ini memiliki empat tingkatan pohon untuk ditempati hewan, hingga Pegunungan Andes dengan puluhan iklim mikro yang berbeda.
Di Amerika Selatan juga terdapat hutan Mata Atlantica, kaya akan sabana berkayu, rawa pedalaman, dan berbagai ekosistem darat maupun perairan. Brasil menjadi salah satu negara di Amerika Selatan dengan keanekaragaman hayati tertinggi di planet Bumi.
Negara Brasil memimpin dunia dalam jumlah spesies tumbuhan dan amfibi, tetapi menempati urutan kedua dalam mamalia dan amfibi, serta urutan ketiga dalam kategori burung, reptil, dan ikan.
Alasan Amerika Selatan menjadi benua dengan spesies hewan terbanyak adalah karena benua ini merupakan sebuah pulau pada 35 juta tahun terakhir. Selama 75 tahun sebelumnya, yang terhubung dengan Antartika hanyalah Amerika Selatan.
Berdasarkan histori pulau ini, banyak waktu bagi spesies baru untuk berevolusi. Berbeda dengan flora dan fauna di kawasan lainnya.
"Selain itu, benua Amerika Selatan menawarkan kondisi tropis dan berbagai habitat. Tingginya keanekaragaman hayati menjadi tempat yang berpotensi untuk ditinggali hewan-hewan," ujar Piacentini.
Misalnya, pohon-pohon tinggi atau gunung-gunung yang tinggi dapat menciptakan variasi vertikal dalam suhu, paparan sinar Matahari, dan medan yang memungkinkan lebih banyak makhluk hidup untuk berdampingan tanpa harus bersaing dalam mendapatkan sumber daya atau habitat yang sama.
Seiring waktu, keanekaragaman hayati di Amerika Selatan mungkin tidak semarak seperti dulu. Faktor perubahan iklim, akibat penggundulan hutan, dan penambangan merkuri, hewan-hewan di Amerika Selatan menghadapi lebih banyak ancaman daripada sebelumnya.
"Tentu kita akan kehilangan banyak spesies. Namun, kita dapat mengurangi dampaknya untuk menyelamatkan mereka melalui berbagai upaya yang telah kita lakukan," pungkas Piacentini.