Media Sosial sebagai Edukasi: Menciptakan Konten Pembelajaran yang EfektifKumparan | 14/08/2024 17:40:34
Media Sosial sebagai Wadah untuk Mengedukasi
Media sosial merupakan teknologi yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia modern.
Media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Linkedin, dan TikTok menjadi wadah bagi miliaran pengguna di seluruh dunia untuk saling berbagi informasi terhadap audiens.
Meskipun demikian, tidak serta merta penggunaan media sosial bisa digunakan seenaknya. Pengguna perlu memahami cara menciptakan konten tidak hanya sebagai hiburan dan menarik saja, tapi juga memahami cara menciptakan konten yang tidak hanya menarik, tetapi juga bermanfaat dan juga mendidik.
Pemanfaatan media sosial sebagai platform yang menciptakan konten pembelajaran yang menarik dan juga modern, memberikan keuntungan yang sangat besar.
Hal ini dapat dilihat dari jangkauannya yang luas. Media sosial memungkinkan penyebaran konten edukasi kepada audiens dengan sekala yang lebih luas, bahkan mampu melapaui batasan geografis yang ada dalam pendidikan tradisional. Media sosial juga memfasilitasi interaksi secara langsung antara pendidik dan juga pelajar untuk berdiskusi, melakukan tanya jawab, dan juga umpan balik yang dilakukan secara real-time. Hal ini sangat membantu pelajar untuk bisa merespon dan mendapatkan feedback secara langsung ketika mengalami kesulitan. Tidak hanya itu, media sosial memberikan kemudahan untuk bisa berbagi format konten, baik berupa teks, gambar, video, hingga infografis yang sangat membantu dalam pendekatan untuk menyampaikan materi pelajaran.
Tentu saja untuk bisa menciptakan konten yang menarik di media sosial tidak semudah itu. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk bisa menciptakan konten yang menarik di media sosial. Hal pertama yang harus dilakukan adalah memahami audiens. Dr. Chris Dede seorang profesor di Harvard mengatakan bahwa dalam membuat sebuah konten dengan tujuan tertentu, terutama untuk pendidikan dibutuhkan penyesuaian dengan karakteristik dan juga kebutuhan dari audiens yang dijadikan target. Karakteristik yang dimaksud seperti seperti usia, tingkat pendidikan, minat, dan cara audiens dalam mengonsumsi informasi.
Contohnya program kesehatan untuk remaja "Sehat Bersama" yang ada di instagram. Program yang dibentuk oleh lembaga non profit ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran terkait pola makan sehat di kalangan remaja. Untuk menjangkau hal itu, mereka menggunakan platform instagram untuk menyebarkan konten edukatif. Hal ini dikarenakan berdasarkan analisis demografis audiens utama mereka di instagrama adalah remaja dengan usia 13-18 tahun. Audiens dengan kategori remaja cenderung tertarik dengan konten yang memiliki. visual yang menarik seperti meme, video pendek, dan juga infografis.
Sejalan dengan contoh di atas, penggunaan format konten yang beragam dapat meningkatkan keterlibatan dan juga efektivitas dalam proses pembelajaran. Penggunaan format video dapat menjelaskan konsep dengan lebih jelas dan menarik. Dr. Jean Piaget seorang psikolog perkembangan menjelaskan bahwa penjelasan menggunakan visualisasi video sangat membantu dalam memperkuat pemahaman dan membantu terhadap memori jangka panjang. Infografis menyajikan informasi yang kompleks dalam format visual yang sangat mudah untuk dipahami. Dr. Edward Tufte memperkuat bahwa infografis yang dibuat dengan baik, dapat membantu penyampaian data dan informasi dengan jelas dengan nilai tambah tampilan yang memikat.
Meskipun konten disajikan dengan konsep yang menarik, tapi poin penting dari konten ini adalah nilai pendidikan yang disajikan harus akurat, up to date, dan sesuai dengan tujuan edukasi yang diinginkan. Informasi yang disampaikan haruslah telah diverifikasi dan berasal dari sumber yang kredibel. Karena meskipun konsep konten menarik, yang terpenting adalah kualitas dari konten yang dapat membangun kepercayaan dan juga kredibilitas informasi yang dimuatnya. Sehingga harus dipastikan teks, gambar, dan juga video yang disajikan harus berkualitas tinggi dan juga jelas.
Setelah mengetahui kategori audiens, menggunakan format yang menarik, serta menyajikan konten yang memiliki nilai edukasi, hal yang paling penting adalah harus bisa diakses oleh berbagai kelompok audiens. Sehingga konten tersebut harus inklusif dan juga aksesibel. Penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami akan memudahkan pemahaman dari audiens. Untuk konten dengan kosep video, bisa ditambahkan subtitle untuk mmebantu audiens yang mengalami gangguan pendengaran atau mereka yang lebih suka membaca.
Penggunaan daya dan analitik dari media sosial dapat memberikan wawasan yang berharga terhadap efektivitas konten edukasi yang disajikan. Melakukan pemantauan terhadap jumlah like, komentar, dan share untuk memahami bagaimana audiens bereaksi terhadap konten yang dibuat.
Pada dasarnya, media sosial merupakan bagian dari teknologi modern yang sangat membantu dan kuat di dunia pendidikan. Jangkauan yang lebih luas untuk berbagi pengetahuan dan keterampilan dengan audiens, serta menerapkan strategi yang efektif akan membantu dalam menciptakan konten pembelajaran yang bermanfaat.
Baca Lebih Lanjut
Dosen & Mahasiswa KKN UNDIP Mengedukasi Guru SDN Pandeyan 1, Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif
Naufal Hanif Putra Aji
Apa Hubungan antara Kompetensi Sosial dan Emosional, Modul 2.2
Tiara Shelavie
6 Ide Konten Bagi Pemula Penguna Facebook Pro yang Mengejar Monetisasi di FB, Berikut Cara-Nya
Eka Riztha Pratama
Pengembangan Board Game Edukatif untuk Pengenalan Fauna
Timesindonesia
KKN Kelompok 109 UMBY Gandeng Influencer Ajarkan Digital Marketing Peningkatan Produktivitas UMKM
Gaya Lufityanti
Detox Sosial Media: Membebaskan Diri dari Keterikatan Digital
Jonson Handrian Ginting
Kominfo Papua: Jurnalis warga manfaatkan internet untuk konten positif
Antaranews
Jelajahi Keajaiban Ilmu di Science Center Soreang, Destinasi Wisata Edukasi di Kabupaten Bandung
Seli Andina Miranti
Kunci Jawaban Soal Fitur Apa Saja di PMM Yang Membantu Guru Dalam Pelaksanaan Praktik Pembelajaran