MPASI vegetarian atau vegan tidak boleh digunakan untuk bayi
Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak yang juga anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) DR. dr. Lanny Christine Gultom, SpA(K) mengimbau agar orang tua memperhatikan tata cara yang benar dalam memberikan MPASI pada anak agar tak mengganggu tumbuh kembang.
Salah satunya, Lanny mengatakan orang tua sebaiknya tidak memberikan diet vegetarian kepada anak yang masih dalam tahap perkembangan otak.
“Ketika anak diberikan diet vegetarian, ternyata ada defisiensi mikronutrien dan pada vegan (vegetarian) hampir semua tidak memenuhi kebutuhan zat besi, kalsium, B12 dan sebagainya.
Analisisnya, MPASI vegetarian atau vegan tidak boleh digunakan untuk bayi. Karena berisiko pada perkembangan otaknya,” kata Lanny dalam diskusi daring yang digelar Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Jakarta, Senin.
Selain itu, kesalahan-kesalahan dalam memberikan Makanan Pengganti Air Susu Ibu (MPASI) diantaranya mengandung rendah makronutrien seperti karbohidrat, protein dan lemak serta mengandung rendah mikronutrien seperti zat besi, seng dan sebagainya.
Menunda pemberian bahan makanan yang dianggap menimbulkan alergi pada bayi juga tidak diperbolehkan, kata Lanny.
Misalnya seperti telur, ikan laut, dan hidangan laut lainnya.
Memberikan tekstur makanan yang tidak sesuai dengan kemampuan bayi, memberikan madu di bawah usia setahun, dan memberi MPASI tanpa rasa pun tidak dianjurkan.
“Kebanyakan ibu-ibu bikin MPASI tapi nggak mau makanannya. Bagaimana anak mau lahap? Intinya rasa harus ada, tapi tidak berlebihan,” kata Lanny.
Terakhir, Lanny juga menganjurkan untuk membuat MPASI dengan penyiapan yang benar. Pertama, menjaga kebersihan tangan dan alat-alat yang digunakan.
Kedua, memisahkan antara makanan mentah dan matang. Ketiga memasak sesuai suhu dan terakhir menyimpan pada suhu yang tepat.