TRIBUNJATIM.COM - Penjelasan Dinas Kesehatan (Dinkes) Semarang soal khasiat daging kucing yang menurunkan diabetes akhirnya terungkap.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang tidak menganjurkan masyarakat mengonsumsi daging kucing untuk pengobatan diabetes.
Hingga saat ini, belum ada literasi yang menunjukan khasiat daging kucing untuk menurunkan gula darah.
Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam menyampaikan, daging kucing tidak berdampak untuk menyembuhkan kasus kencing manis.
Viralnya kasus "Bapak Kos di Sekaran Gunungpati" yang memakan daging kucing, membuat Dinkes harus melakukan edukasi kepada masyarakat terkait hal ini.
"Ketika ditanya-tanya oleh teman-teman Puskesmas Sekaran, itu kan dia dapat informasi dari saudaranya, bahwa daging kucing dapat menyembuhkan diabetes.
Kasus Bapak Kos di Sekaran Gunungpati yang memakan daging kucing ini, lanjut Hakam, menjadi pembelajaran bagi yang bersangkutan maupun masyarakat Kota Semarang.
Dia berharap, informasi yang disampaikannya bisa diterima dan tidak ditiru oleh orang lain.
Justru, kata dia, konsumsi daging kucing bisa menimbulkan efek negatif.
Mengingat, makanan kucing belum tentu terjamin atau terjaga dengan baik dari sisi keamanan.
"Pastinya banyak sekali vektor atau hewan kecil yang berbahaya. Nantinya bisa menjadikan apakah tertular tuberculosis atau penyakit lain, termasuk taeniasis. Taeniasis itu kecacingan," jelasnya.
Meski Bapak Kos di Sekaran tersebut beralasan finansial tidak mampu membeli daging ayam ataupun sapi, menurut Hakam, tidak dibenarkan mengonsumsi daging kucing.
Pasalnya, tidak terbukti daging kucing terhadap penurunan gula darah.
Dia mengatakan, pengobatan kencing manis atau diabetes melitus ini bisa dilakukan dengan melakukan aktivitas fisik.
Konsumsi dan kegiatan fisik harus seimbang, termasuk pengelolaan stres atau kondisi jiwa dan lainnya.
Sedangkan, konsumsi daging kucing untuk pengobatan diabetes tidak dianjurkan.
Hakam memaparkan, Dinkes gencar melakukan skrining, baik penyakit menular maupun tidak menular, masyarakat bisa mengikuti kegiatan skrining di masing-masing RW untuk memastikan kondisi kesehatan mereka. Skrining ini gratis bagi masyarakat.
"Bisa diperiksa kadar gula darah, tensi, kesehatan mental, atau jiwa.
Sebelumnya, polisi mengamankan pemakan daging kucing Semarang, Nuryanto (62) alias NY mengaku, telah mengkonsumsi daging kucing selama 8 tahun silam.
Ia menyebut, mulai memakan daging kucing sejak terkena diabetes.
"Saya kena diabetes sejak umur 54 tahun, sejak mulai saat itu saya konsumsi daging kucing," jelas Nuryanto di Mapolrestabes Semarang, Kamis (8/8/2024).
Pria yang dikenal sebagai pemilik kos murah ini mengatakan, muncul hasrat untuk memakan daging kucing karena mendengar informasi dari kakak kandungnya bahwa daging kucing berkalori rendah sehingga cocok untuk pengidap diabetes seperti dirinya.
Ia juga sudah jengah terhadap sakit diabetesnya yang sudah parah dan tak kunjung sembuh.
Terlebih, dia sudah berobat berulang kali ke dokter di wilayah Gunungpati tetapi tak diberi obat.
"Saya sempat berobat ke dokter di Gunungpati. Namun, tidak diberi obat," katanya.
Polisi dalam kasus ini menyita sejumlah barang bukti di antaranya sebilah celurit untuk memukul kucing, pisau untuk potong daging kucing, korek api untuk membakar bulu-bulu kucing, dan talenan untuk alas potong daging.
Adapula botol berisi kecap yang digunakan sebagai bumbu penyedap. Selain itu, terdapat sisa tulang kucing yang ditemukan di sekitar lokasi kejadian.
"Kami sita juga penanak nasi sebagai alat perebus daging kucing," jelas Kepala Unit (Kanit) Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Satreskrim Polrestabes Semarang AKP Johan Widodo.
Melihat kondisi tersangka, pihak kepolisian juga bakal melakukan pemeriksaan terhadap psikis tersangka.
"Kami masih koordinasi dengan rumah sakit jiwa untuk observasi gangguan jiwa atau tidak," bebernya.
Seperti diketahui, bapak kos berinisial NY (63) ini memakan kucing lantaran disebut obat diabetes.
Kini, usaha kos-kosannya sudah sepi ditinggal penghuni.
Beberap penghuni menyebut, alasan mereka angkat kaki dari kos-kosan tersebut karena sudah tak nyaman.
Diketahui sebelumnya, NY (63) bapak kosan di lokasi tersebut terungkap telah memakan daging kucing selama satu tahun.
Dalam pengakuanya, NY mengaku mengonsumsi 10 kucing dalam waktu satu tahun.
Alasannya untuk dijadikan obat diabetes.
Terkait kasus tersebut kini para penghuni kos sepakat angkat kaki dari lokasi indekos yang berada di Sekaran, Gunungpati Semarang, Jawa Tengah.
Alasannya, mereka sudah tidak nyaman tinggal di kos tersebut.
NA (24), salah satu penghuni kos tersebut berencana pindah dari kos milik pelaku karena sudah merasa tak nyaman.
"Ini rencananya mau pindah, mau cari kos yang lain," ujar dia saat ditemui di lokasi, Kamis (8/8/2024).
Tak hanya dirinya, teman-teman yang tinggal di kosan tersebut juga berniat untuk pindah karena merasakan hal yang dengan dirinya.
Selain tak nyaman, jika tetap tinggal di kosan tersebut menurutnya juga tak aman.
"Kemarin pak polisi juga bilang pindah kos aja biar aman," imbuhnya.
Dia menjelaskan, yang tinggal di kosan tersebut mayoritas mahasiswa.
Total ada lima orang yang tinggal di kos milik pelaku yang viral makan daging kucing itu.
"Yang ngekos ada lima anak," ucap NA. Meski demikian, dia mengakui jika biaya kos di tempat tersebut cukup murah. Per bulan penghuni kos hanya diminta bayar Rp 200 ribu per kamar.
"Di sini murah memang sebulan Rp 200 ribu," ungkapnya.
Alasan pelaku Kapolsek Gunungpati Semarang, Kompol Agung Raharjo mengatakan, pelaku beralasan memakan daging kucing untuk menurunkan gula darah.
"Katanya yang bersangkutan (NY), untuk menyembuhkan atau menurunkan gula darah. Karena dia sakit diabetes," jelas Agung saat dikonfirmasi.
Dia menjelaskan, Reskrim Polrestabes, Inafis Polrestabes dan Unit Polsek Gunungpati sudah datang ke lokasi kejadian untuk Melaka pendalaman.
"Kita cek dan klarifikasi kepada pelaku dan klarifikasi kepada anak kos yang mem-viralkan," terang dia.
Saat ini, kondisi kos tersebut masih beraktivitas seperti semula meski pemilik kos-nya viral di medsos gara-gara kepergok makan daging kucing.
"Masih berjalan dengan normal. Di situ ada tujuh kamar," imbuhnya.
Informasi yang dia dapatkan, pelaku telah memakan daging kucing selama satu tahun.
Alasannya untuk dijadikan obat diabetes.
"Sudah 10 kali selama setahun," ujarnya.
Hasil tes diabetes bapak kos makan kucing di Semarang
Ngaku makan kucing karena diabetes, hasil cek gula darah bapak kos di Semarang terkuak.
Belakangan, video pemilik kos makan kucing ini menjadi sorotan viral di media sosial.
Pelakunya adalah warga Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Setelah viral, Nur pun diamankan oleh pihak kepolisian untuk menjalani sejumlah pemeriksaan.
Ia juga menjalani tes gula darah karena alasannya memakan kucing yaitu demi mengobati diabetes.
Dikutip TribunJabar.com, berdasarkan pemeriksaan dari Tim Inafis Polrestabes Semarang, Nur diketahui memiliki gula darah di atas normal yakni 185 mg/dL.
Polisi memutuskan untuk tidak menahan Nur yang ditangkap usai viral karena makan kucing.
Nur hanya dikenakan wajib lapor.
Kanit Tidpiter Satreskrim Polrestabes Semarang, AKP Johan Widodo mengatakan, Nur dijerat Pasal 91B ayat 1 UU nomor 41 tahun 2014 tentang perubahan UU nomor 18 tahun 2009 tentang peternakan dan kesehatan hewan dan atau pasal 302 KUHP.
"Ancaman hukuman penjara paling lama dua tahun dan/atau atau denda paling banyak Rp 200 juta atau yang KUHP pidana penjara 9 bulan," ujar Johan dalam jumpa pers di markasnya, Kamis (8/8/2024).