TRIBUNJATIM.COM - Tengah viral di media sosial sosok nenek pengemis punya rumah mewah.
Dalam aksinya, nenek itu minta uang Rp 50 ribu kepada warga untuk beli obat.
Ia diduga dipaksa anaknya untuk pengemis.
Namun nenek itu kemudian membantahnya.
Sosok pengemis di Muara Karang, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara tersebut menjadi sorotan setelah videonya viral di media sosial.
Dalam video, nenek itu meminta-minta dari dalam bajaj.
Narasi video itu menyebutkan bahwa nenek tersebut meminta uang kepada orang sebesar Rp50.000 untuk membeli obat.
Apabila nenek itu enggan meminta-minta, disebutkan bahwa ia akan dimarahi oleh anaknya yang berada di dalam bajaj.
Sejak video itu viral, warganet menduga bahwa pengemis lansia itu dipaksa oleh anaknya yang berada di dalam bajaj.
Namun ternyata, pengakuan pengemis lansia itu berbeda dengan dugaan warganet.
Melansir dari TribunJabar, Pengemis tersebut membenarkan bahwa dirinya memang meminta-minta untuk membeli obat.
Tetapi dirinya membantah dugaan bahwa ia dipaksa oleh anaknya untuk mengemis.
"Dia enggak pernah pukul-pukul saya, enggak ada masalah apapun," kata pengemis lansia tersebut, dikutip dari YouTube Pratiwi Noviyanthi, Rabu (31/7/2024).
"Saya minta tolong sama orang untuk beli obat," tambah dia.
Pengemis lansia itu sadar bahwa dirinya tidak seharusnya meminta-minta.
Tetapi, kondisi ekonominya yang memaksa bahwa ia harus ke jalanan mengharapkan belas kasih orang lain.
"Saya minta paksa atau marah pun enggak pernah, suara saya kecil, enggak ada. Gitu aja, enggak ada paksa-paksa," ujarnya.
Ia pun membantah bahwa dirinya menangis saat mengemis karena dipaksa anak.
"Enggak ada, itu bohong," ujar pengemis tersebut.
Minta-minta Buat Beli Obat
Kendati demikian, pengemis lansia itu membenarkan bahwa ia minta-minta untuk beli obat.
"Saya cuman minta tolong orang," ucap pengemis lansia tersebut.
"Itu saya enggak tahu aturannya," katanya lagi.
Anak pengemis tersebut mengatakan, ibunya memang menggunakan uang dari hasil minta-minta untuk membeli obat.
"Belinya obat China mahal, enggak murah," ujar anak pengemis itu.
Ia juga mengakui bahwa ibunya memang sering keluar rumah, tetapi tidak setiap hari.
"Kadang-kadang kalau lagi capek juga enggak pergi, anggaplah kalau seminggu tiga kali juga orang menganggapnya setiap hari," ucap pria itu.
Sejak didatangi YouTuber Pratiwi Noviyanthi, pengemis itu berjanji untuk tidak lagi minta-minta.
Di sisi lain, salah satu yang menjadi perhatian adalah pengemis tersebut tinggal di rumah yang bagus.
Rumah pengemis itu berada di sebuah perkampungan yang rapi dan memiliki pagar.
Rumah itu memiliki ruang tamu lengkap dengan sofanya, dekorasi di bagian dinding, hingga kulkas lengkap dengan kitchen set-nya.
Itulah yang kemudian membuat pengemis ini juga menjadi viral.
Pasalnya, kondisi tempat tinggal pengemis tersebut tidak seperti masyarakat tidak mampu pada umumnya.
Kasus Lain
Sebelumnya, pengemis elit terjaring razia Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) PP Ponorogo.
Satpol PP Ponorogo pun dibuat terkejut karena si pengemis ternyata menginap di hotel.
“Beberapa hari terakhir kami memang razia pengemis, yang unik dan bikin kaget ya ada satu pengemis menginap di hotel,” ujar Kabid Trantib Satpol PP Ponorogo, Subiantoro, Jumat (1/12/2023).
Dia menjelaskan awalnya Satpol melakukan razia lalu tertangkap ada beberapa pengamen dan pengemis.
Seperti biasa petugas meminta identitas para pengamen dan pengemis.
“Ditemukan KTP. Dari KTP itu salah satu dari pengemis merupakan warga Jombang. Juga terdapat kunci hotel di dalam tas pengemis berinisial A ini,” katanya
Ditanya lebih lanjut, bahwa pengemis sudah berada di bumi reog sepekan. Sengaja ke Ponorogo untuk meminta-minta.
“Modalnya cuma kardus, kemudian sengaja berangkat dari Jombang menggunakan bus. Sampai sini mengemis dan menginap di hotel,” terang Subiantoro.
Menurutnya, untuk penghasilan pengemis tersebut tidak diketahui pasti.
Hanya saja ketika berani menginap di salah satu hotel di Ponorogo dipastikan penghasilannya lebih dari Rp 100 ribu per hari.
“Hotelnya saja berapa. Berani menginap dan sudah lebih dari sepekan. Hotelnya di tengah kota lo. Bukan hotel melati yang ecek-ecek,” Pungkas Subiantoro kepada Tribunjatim.com.