TIMESINDONESIA, MALANG – Mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (UB) membagikan ilmu cara membuat pupuk organik cair (POC) kepada petani dan warga Desa Banturejo.

Mahasiswa Program Studi Kehutanan mengajarkan cara pembuatan POC yang meliputi langkah-langkah pengambilan kotoran ternak, pencampuran sekam bakar, dolomit, air, gula jawa, dan EM4, serta proses pengolahan dan perawatan harian.

Penjelasan tambahan diberikan mengenai kandungan unsur hara pupuk organik dari kotoran sapi, kambing, dan ayam untuk memperjelas dan membuat acara lebih interaktif.

Tanggapan masyarakat sangat positif, dengan beberapa warga aktif bertanya dan membahas penggunaan pupuk organik. Salah satu petani menyatakan bahwa meskipun pupuk anorganik lebih mahal, namun lebih efektif dibanding pupuk organik. 

“Penggunaan pupuk organik membantu memperbaiki kondisi tanah dan menjaga kesuburan. Pertanian yang hanya mengandalkan pupuk anorganik berpotensi merusak tanah," kata Erekso Hadiwijoyo, S.Hut., M.Si., selaku dosen pembimbing lapangan KKN Fakultas Pertanian UB yang hadir dalam acara ini.

Erekso mengatakan, kegiatan ini membantu petani memahami pentingnya pupuk organik yang melimpah di sekitar mereka sehingga tidak bergantung pada pupuk anorganik.

Dalam acara yang digelar 23 Juli 2024 itu, Erekso juga menjelaskan sumber dan dampak perubahan iklim serta pentingnya pengelolaan limbah berkelanjutan sebagai upaya mitigasi.

Erekso mengaitkan perubahan iklim dengan alih fungsi lahan dari hutan menjadi pertanian serta kegiatan pertanian dan peternakan yang berdampak negatif pada petani, seperti kesulitan menentukan musim tanam dan risiko gagal panen akibat banjir serta kekeringan berkepanjangan

Sementara itu, Kepala Desa Banturejo, Bapak Irvan Rosyidi, S.E., mengapresiasi kerjasama ini dan berharap kegiatan semacam ini dapat berkelanjutan. “Kami harap kegiatan dari mahasiswa yang membuka wawasan tentang mengubah limbah menjadi rupiah ini dapat terus berlanjut,” ujarnya. (*)

 

 

 

 

Sementara itu, Kepala Desa Banturejo, Bapak Irvan Rosyidi, S.E., mengapresiasi kerjasama ini dan berharap kegiatan semacam ini dapat berkelanjutan. “Kami harap kegiatan dari mahasiswa yang membuka wawasan tentang mengubah limbah menjadi rupiah ini dapat terus berlanjut,” ujarnya. (*)

 

 

 

 

Baca Lebih Lanjut
KKN Fakultas Pertanian UB Kembangkan Potensi Lokal Dusun Payan
Timesindonesia
Rempah Jadi Pupuk Tanaman, Ini Inovasi Mahasiswa ULM untuk Petani di Desa Jejangkit Muara Batola
Edi Nugroho
KKN Fakultas Pertanian UB Ajarkan SIkap Peduli Lingkungan kepada Siswa SMPN 2 Wajak
Timesindonesia
Dosen Fakultas Pertanian UB Kembangkan Agens Hayati untuk Tingkatkan Produktivitas Padi
Timesindonesia
Tim Humas Fakultas Pertanian UB Ikuti Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah Populer dan Pengelolaan Isu Strategis Kampus
Timesindonesia
KKN Ilmu Komunikasi ULM Sosialisasikan Eco Enzym di Desa Sukaramah
R Hari Tri Widodo
Mahasiswa Unej ciptakan adjuvan organik berbasis panel surya
Antaranews
Inovasi Hijau, Solusi Problem Petani Jember
Sindonews
Pupuk Indonesia Perkuat Peran Perempuan di Sektor Pertanian dengan Program Kartini Tani
Timesindonesia
Mahasiswa KKN-T MBKM BKKBN UNIPMA Membuat Rumah Pangan Lestari “Griya Hijau Desa”
Timesindonesia