Jakarta (ANTARA) - "Green Hercules", sebuah patung robot raksasa setinggi hampir 7 meter yang terbuat dari berbagai material bekas, sukses berdiri tegap di kampus ITB Jatinangor dan menjadi simbol keberlanjutan lingkungan dari kerja sama riset antara ITB dan perusahaan daur ulang logam terkemuka China GEM Co., Ltd.
"Patung robot ini menggambarkan kondisi laboratorium dari hulu hingga ke hilir sampai material digunakan lagi, sehingga bisa dikatakan bahwa laboratorium ini membentuk ekonomi sirkular atau sustainability," ujar Tegar Mukti Aji, Sekretaris Jenderal Laboratorium Gabungan GEM (GEM Joint Laboratory), dalam keterangan resminya.
Patung yang disusun dari ratusan material mobil bekas dan besi tua ini merupakan bagian dari kerja sama antara GEM dan ITB yang dimulai sejak akhir tahun lalu.
Bagian utama dari kerja sama tersebut adalah pembangunan laboratorium untuk riset material energi baru dan rekayasa metalurgi.
Ratusan material bekas untuk menyusun patung itu dikumpulkan dan dibuat di Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah, dengan lama pengerjaan satu bulan.
Patung serupa juga berdiri di empat kota di China, yakni Jingmen, Wuhan, Wuxi, dan Shenzhen.
Green Hercules memiliki tinggi 6,9 meter, diameter dasar 3,9 meter, dan bobot 7,8 ton. Karena menggunakan material bekas, patung itu berkontribusi mengurangi potensi emisi CO2 sebesar 11,25 ton yang dihasilkan jika dibuat menggunakan material baru.
Inspirasi pembuatan patung tersebut berasal dari film fiksi populer asal China "The Wandering Earth" yang bercerita tentang upaya menyelamatkan bumi dari kehancuran. Patung Green Hercules didesain memanggul bumi di pundak kirinya, menggenggam sampah di tangan kanan, dan menatap ke langit.
Selain patung tersebut, sejumlah bagian dari bangunan laboratorium kerja sama GEM dan ITB berasal dari material daur ulang barang plastik, contohnya barang elektronik rumah tangga. Material daur ulang plastik ini dipakai sebagai atap, lantai luar laboratorium, dan dinding serbaguna yang diperkirakan bisa bertahan hingga 20 tahun.
Saat ini, laboratorium itu dalam proses pembangunan. Nantinya, lab tersebut akan menghasilkan berbagai material energi baru yang inovatif dan mendaur ulang material yang sudah digunakan, sehingga menciptakan ekonomi sirkular yang meminimalkan kerusakan lingkungan.
GEM mendanai pembangunan laboratorium tersebut dan berbagai fasilitasnya dengan total biaya mencapai 15 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp16.154). Bentuk kerja sama lainnya berupa pemberian beasiswa untuk mahasiswa sarjana dan pascasarjana. 
 
Baca Lebih Lanjut
5 Kampus Ini Punya Jurusan Arsitektur Terbaik di Indonesia, Cek di Sini, Ada Kampus Impianmu?
Tsaniyah Faidah
Ilmuwan China kembangkan robot dengan ekspresi wajah yang realistis
Antaranews
15 Kampus Terbaik di ASEAN Versi QS WUR 2025, 4 PTN Indonesia Masuk Daftar
Sindonews
Ini Cara Alumni ITB Tingkatkan Kualitas Pendidikan untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Acos Abdul Qodir
Patung Korengkeng Sarapung: Simbol Pahlawan di Minahasa Sulawesi Utara
Isvara Savitri
Tiga Bangunan Toko di Jatinangor Sumedang Terbakar, Barang-barangnya Tak Terselamatkan
Mutiara Suci Erlanti
Jurusan IT di ITB, ITS dan IPB dengan Persaingan Terketat, Lulusan Menjanjikan di Dunia Kerja
Sindonews
Patung Macan di Polsek Purwaharja Viral: Mukanya Lucu, Tak Ada Seram-seramnya
Detik
Pajero Hilang Kendali Terguling di Patung Kuda Monas
Detik
10 Perusahaan Ekspedisi Terbesar di Dunia, Ada dari RI?
Detik