-

Batuan aneh ditemukan di Pegunungan Sanggabuana, Karawang Diperkirakan usia batuan itu menembus 10 ribu tahun.

Batuan berusia ribuan tahun itu ditemukan oleh Tim Sanggabuana Javan Gibbon Expedition (SJGE) dari Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) di wilayah Pegunungan Sanggabuana, Kabupaten Karawang.

Ketua Tim SGJE Komarudin menuturkan, bebatuan tersebut ditemukan di wilayah Desa Kutamaneuh, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang, tepat di kaki Pegunungan Sanggabuana, saat sedang mendata populasi Owa Jawa.

"Temuan bebatuan unik dan aneh ini dilaporkan oleh tim ekspedisi, pada Minggu 4 Agustus 2024. Batu-batu unik ini ditemukan di sebuah gubuk di sebuah sawah di pinggiran hutan di kawasan hutan Pegunungan Sanggabuana," kata Komarudin saat ditemui detikJabar, di Markas SCF, Puncak Sempur, Karawang, Selasa (6/8/2024).

Bebatuan berbentuk bulat pipih, dan berbentuk guci ini, ditemukan tertanam di dekat saung-saung. Beberapa di antaranya bahkan sudah dipakai sebagai tatakan tiang atau umpak saung oleh petani sekitar.

"Bebatuan itu tertanam di sekitar saung lereng gunung, beberapa sudah dipakai umpak tinag, ada juga yang dipakai untuk tatakan batu asahan arit petani, dan sebagian dipakai untuk tempat duduk mereka. Beberapa batu berserakan di halaman dan disusun untuk pondasi tanah halaman gubuk," kata dia.

Setelah ditelaah, Komarudin menuturkan, beberapa batu tersebut ini berdiameter sekitar 40 centimeter, dan ada yang berbentuk bulat pipih, sedangkan yang paling kecil berdiameter 15 centimeter dengan ketebatalan rata-rata 8 centimeter.

"Hal yang unik dan aneh dari batu ini, sebagian besar tiap bagian tengah batu ada lubang, yang tembus, ini seperti batu yang mempunyai fungsi sebagai alat. Bisa jadi ini juga sebuah artefak kuno, tapi masyarakat menyebut ini sebagai fosil," imbuhnya.

Jika diperhatikan lebih jeli, kata Komarudin, bebatuan tersebut nampak seperti alat untuk menggiling gandum bangsa Eropa kuno.

"Ini semacam alat penggiling gandum bangsa Eropa kuno, kami juga sempat mengecek di Google, beberapa batuan ini malah ada yang dijual di marketplace dengan harga yang cukup tinggi," pungkasnya.

Berdasarkan keterangan warga sekitar, sebelumnya banyak bebatuan serupa yang dibawa keluar oleh para pendatang untuk dijadikan cincin batu akik.

"Menurut keterangan warga batu-batu tersebut pernah ditemukan dan dibawa keluar oleh pendatang, pada saat musim batu ali, bahkan dulu ada batu yang mirip dengan bentuk kura-kura, sempat dibawa ke kota untuk di teliti," ucap Komarudin.

Menurut catatan, di kawasan Pegunungan Sanggabuana sendiri memang memiliki beberapa situs, atau prasasti, diantaranya yakni, prasasti Kebon Jambe di Mekarbuana, situs megalitikum Makam Gunung Leutik, dan situs megalitikum Bojong Manggu. Namun, di lokasi sekitar penemuan bebatuan tersebut tidak ditemukan situs yang sudah terdaftar.

Saat ini, pihaknya juga telah melaporkan temuan tersebut ke pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Karawang, untuk diteliti lebih lanjut.

"Kami belum bisa memastikan jenis batuan yang ditemukan ini, tapi sudah kami informasikan temuan ini ke Disparbud Kabupaten Karawang untuk ditindaklanjuti. Kalau itu memang artefak atau fosil yang berharga, bisa jadi aset terutama untuk pengetahuan dan sejarah," ucapnya.

Batuan Bakal Dicek Tim Ahli

Dihubungi terpisah, Tim Ahli Cagar Budaya Disparbud Karawang, Dharma Putra menuturkan, pihaknya akan segera mengecek temuan tersebut pada pekan ini.

"Ini menarik, tapi lebih detail ini fosil atau artefak baru bisa dipastikan setelah saya turun ke lapangan untuk ground check dan melihat langsung di lapangan. Minggu ini saya akan mengecek langsung ke lapangan. Kalau sepintas dari foto belum ketahuan," kata Dharma.

Namun jika dilihat dari foto, batuan tersebut merupakan fosil organik. Fosilisasi tersebut dapat terjadi karena sebuah proses alamiah dengan rentan waktu yang panjang.

"Seperti fosil organik jika dilihat ini jenis tumbuhan atau apa, namun proses fosilasi terjadi mungkin kurang lebih membutuhkan waktu 10.000 tahun, tergantung dari oksigen tanah, letak geografis, serta iklim dan unsur tanah," pungkasnya.

-------

Artikel ini telah naik di detikJabar.



Baca Lebih Lanjut
Pendata Owa Jawa Menemukan Batuan yang Diduga Artefak dan Fosil di Peguniungan Sanggabuana, Karawang
Januar Pribadi Hamel
Ini Satwa Langka juga Berharga Penghuni Pegunungan Sanggabuana
Detik
Ilmuwan NASA Temukan Tanda Kehidupan 'Alien' di Mars, Bukti Akan Dibawa ke Bumi
Detik
Ada yang Aneh dari Makam Dukun Berusia 12.000 Tahun Ini
Detik
Ditemukan Jadi Tulang Belulang, Jasad Ibu dan Anak yang Diduga Meninggal Sejak 6 Tahun Tinggalkan Pesan Ini di Dinding: Tolong Tagih Atas Kematian Saya
Siti M
Ukir Sejarah Baru, Roni Duwitau Anak Petani di Pegunungan Papua Lulus Cumlaude dalam 3,5 Tahun
Putra Dewangga Candra Seta
Pria Tenggelam di Situ Citatah Bogor Usai Minum Ciu Ditemukan Tewas
Detik
PVMBG: Ada indikasi keretakan batuan di Gunung Tandikat akibat gempa
Antaranews
ASN di Malang Ditemukan Tewas di Rumah, Diduga Dipicu Sakit Kepala yang Tak Kunjung Sembuh
Dwi Prastika
BIADAB! Remaja di Gowa Diduga Cabuli Bocah 5 Tahun di Kamar, Ortu Korban Lapor Polisi
Laode Muhammad Mashudi