JAKARTA - Penyakit jantung koroner masih menempati urutan pertama penyebab kematian tertinggi di Indonesia, bahkan di dunia. Pemicu utamanya yaitu gaya hidup, rokok, manajemen stres yang buruk, serta pola makan yang tidak sehat.
Penyakit jantung koroner terjadi karena adanya penyumbatan di dinding nadi koroner yang disebabkan oleh endapan lemak dan kolesterol sehingga mengakibatkan suplai darah ke jantung menjadi terganggu.
Penderita penyakit jantung koroner berpotensi mengalami henti jantung mendadak atau sudden cardiac death.
“Kita lihat ada 18,6 juta orang tiap tahun meninggal karena penyakit kardioskular, 75 persen dari kematian itu terjadi di negara seperti kita, yang low and middle income. Penyakit jantung ini menempati 33 persen dari seluruh kematian manusia-manusia di dunia.
Jadi cukup tinggi. Nah, yang nomor satunya ini ischemic heart disease,” beber Kepala Heart & Vascular Center Bethsaida Hospital Prof. dr. Dasaad Mulijono di acara Transformasi Bethsaida Hospital Gading Serpong: Inovasi dan Keunggulan Pelayanan Medis dalam Satu Atap, yang digelar di Bethsaida Hospital, Tangerang, baru-baru ini.
Prof Dasaad menyebut, penyakit jantung koroner bisa disembuhkan.
“Penyakit jantung koroner sebetulnya bisa disembuhkan. Tapi banyak orang yang nggak tau,” ujarnya
Prof Dasaad menambahkan, salah satu cara untuk menyembuhkan penyakit jantung koroner adalah melakukan upaya preventif dan promotif. Sayang, upaya ini jarang dilakukan oleh dokter-dokter di rumah sakit.
Lebih lanjut Prof Dasaad menjelaskan, upaya preventif dan promotif yang bisa dilakukan untuk menangani penyakit jantung koroner dan penyakit tidak menular lainnya adalah dengan menerapkan metode lifestyle atau gaya hidup.
“Maka itu, Rumah Sakit Bethsaida konsentrasi ke pelayanan ischemic heart disease atau penyakit jantung koroner. Jadi lifestyle center itu kita bukan mengobati penyakitnya saja, tetapi pasiennya juga,” jelas Prof Dasaad.
Menurut Prof Dasaad, ada enam kunci gaya hidup sehat yang perlu dilakukan seseorang untuk mengatasi dan mencegah penyakit jantung koroner. Yang pertama adalah memenuhi kebutuhan nutrisi di dalam tubuh.
"Kami menyarankan pasien makan sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Terus juga olahraga teratur, mengolah stres, tidur cukup, mengatasi adiksi pada rokok dan alkohol, serta mem perbaiki hubungan dengan orang terdekat,” jelasnya.
Menurut Prof Dasaad, dengan mengimplementasikan lifestyle medicine untuk penyakit jantung koroner, dapat mengembalikan kepercayaan pasien yang biasa berobat ke luar negeri untuk mendapatkan perawatan internasional di dalam negeri, serta memiliki angka komplikasi dan kematian yang setara dengan rumah sakit internasional.
“Kami berharap lebih banyak pasien memilih berobat di dalam negeri sehingga devisa negara dapat diselamatkan,” katanya.
Selain lifestyle medicine, rumah sakit tersebut juga meningkatkan beragam layanan dan fasilitas hospital, yaitu revitalisasi beberapa area pelayanan seperti area Main Lobby, VIP Lounge, Center of Excellence, yaitu Dental Center, Emergency & Heart Attack Center, Women’s Health Center, serta Heart & Vascular Center yang akan mulai beroperasi pada Agustus 2024, dan juga dengan pengadaan alat-alat medis canggih yang dilengkapi dengan teknologi Kecerdasan Buatan (AI).
“Penyempurnaan ini bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan yang menyeluruh sesuai dengan kebutuhan masing-masing pasien,” kata Direktur Bethsaida Hospital dr. Pitono Yap.
Baca Lebih Lanjut
Dokter bedah jantung sarankan pasien tidak abaikan tindakan lanjutan
Antaranews
Jantung Deg-degan Waktu Nonton Gregoria Tanding? Dokter Ungkap Penyebabnya
Detik
6 Syarat Seseorang Bisa Melakukan Sedot Lemak, Tidak Mengidap Penyakit Jantung hingga Kencing Manis
Siti Nawiroh
Kata Dokter Jantung soal Penyempitan Pembuluh Darah Seperti Dialami Sonny Septian
Detik
Sudah Tahu Belum? Kondisi Kesehatan yang Seperti Ini Tidak Boleh Pijat
Diah Puspita Ningrum
Apa Itu Silent Killer? Penyakit yang Diderita 16 Persen Warga Usia Produktif di Bangka Selatan
Novita
Penyebab masalah jantung yang lebih banyak ditemukan pada orang muda
Antaranews
Kasus Cuci Darah pada Anak Melonjak, Waspadai Sejumlah Risiko Ini Bisa Terjadi
Ratnaningtyas Winahyu
Saran Dokter Agar Jantung 'Aman' saat Nonton Gregoria Tanding, Apa Saja?
Detik
BPJS Kesehatan: Skrining riwayat kesehatan upaya pencegahan penyakit
Antaranews