Raden Ilham, pawang hujan yang konon bisa 'mengendalikan' hujan di IKN bercerita soal serangan gaib yang sempat menimpanya. Serangan macam apa itu?
Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Ilham Triadi Nagoro, pawang hujan asal Banyuwangi ymendapat tugas dari negara untuk mengondisikan cuaca di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Cuaca IKN yang dilanda hujan terus dibuat jadi cerah. Memang tidak mudah, karena selama menjalankan tugas itu, dia sempat mengalami serangan gaib.
Lima hari pertama berada di IKN, dia diserang melalui mimpi hingga fisiknya menjadi lemah. Dia mengaku sempat mengalami mimpi buruk yang terasa sangat nyata.
Dia tidak bisa menceritakan isi mimpi itu secara rinci, karena alasan spiritual yang tak boleh diungkap. Mimpi yang sama dia alami selama 3 hari berturut-turut.
"Alhamdulillah hanya 3 hari pertama tapi cuman mimpi. Selanjutnya mimpi itu saya lawan lewat spiritual. Soal mimpi maaf nggak bisa saya floor (ungkap)-kan di sini," kisah Ilham, Rabu (31/7).
Tidak hanya lewat mimpi yang terasa sangat nyata, Ilham juga mengaku sempat mengalami serangan fisik. Dia merasakan bahwa dirinya merasakan penurunan performa pada tubuhnya.
"Nyerang fisik 2-3 hari. Sekarang sudah survive. Ya hanya ke badan greges sakit semua. Jadi adaptasi 5 harian lah," ujarnya.
Ilham menuturkan, kehadirannya di IKN bukan untuk menafikan kinerja unit lainnya. Dia hanya meyakini kemampuannya itu dapat dipadukan dengan ilmu pengetahuan tanpa mengabaikan unsur kearifan lokal di IKN.
"Mereka yang butuh jasa saya tidak hanya mengandalkan ilmu pengetahuan modern, tetapi juga memadukannya dengan kearifan lokal melalui ritual tradisional.
Raden Ilham, demikian dirinya disapa, terbang dari Banyuwangi ke IKN untuk membantu percepatan proyek pembangunan rusun untuk 2.000 PNS yang akan tinggal di IKN.
Ilham pun mengaku merasa terhormat dan terpanggil untuk mengerahkan segala kemampuan yang dimiliki begitu mendapatkan tugas untuk membantu percepatan pembangunan di IKN.
"Saya merasa terhormat bisa dilibatkan menjadi bagian dari pembangunan di IKN. Ini bukan sekadar kegiatan, tetapi sebuah tantangan untuk melestarikan kearifan lokal ada sejak lama sebagai warisan budaya adiluhung," ujarnya.
Ilham mengungkapkan, profesi yang dimiliki praktisi seperti dirinya memiliki tantangan dan tugas yang tidak hanya melulu tentang menghentikan hujan, tetapi juga melibatkan tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan alam dan melestarikan tradisi.
"Terbukti dalam setiap ritual yang saya lakukan sebisa mungkin saya berusaha menyelaraskan diri dengan alam menggunakan pengetahuan yang diwariskan oleh para leluhur," katanya.
-------
Artikel ini telah naik di detikJatim.