Medali olimpiade diberikan kepada mereka yang berhasil menunjukkan hasil terbaik pada pesta olahraga dunia. Uniknya, ilmuwan menemukan perbedaan antara otak para atlet olimpiade dengan orang biasa.
Mempersiapkan diri untuk olimpiade tentu membutuhkan usaha fisik dan mental yang tak sedikit. Hampir setiap sistem tubuh disiapkan untuk mendorong batas fisik kecepatan, ketepatan, kekuatan, dan daya tahan.
\nPertanyaan tentang apa yang membuat otak atlet elit berbeda dengan otak orang biasa telah mendapat banyak perhatian selama bertahun-tahun. Sama seperti kebugaran dan kekuatan luar biasa bagi sebagian besar atlet, banyak fitur sistem saraf yang membedakan atlet olimpiade dari orang-orang biasa.
Ilmuwan menemukan jika kepiawaian para atlet berasal dari otak mereka.
Jalur antara daerah kortikal dan sekelompok neuron di otak depan yang dikenal sebagai striatum, yang penting untuk menyelaraskan urutan gerakan, juga terlihat signifikan pada atlet tingkat tinggi.
Tak hanya itu, penelitian lain dalam Science Alert menemukan jika para atlet memiliki tingkat gen yang lebih tinggi dalam hal adrenalin. Hal ini ditemukan pada atlet ski.
Dibombardir dengan rangsangan suara acak, seperti kebisingan arena dan derak pengeras suara penyiar, otak atlet perlu dengan cepat menentukan suara mana yang penting bagi keberhasilan mereka dan mana yang mengganggu.
Sebuah studi lintas seksi tahun 2019 yang dipimpin oleh para ilmuwan di Universitas Northwestern di Amerika Serikat menemukan bahwa atlet mahasiswa di berbagai tim olahraga divisi atas memiliki respons yang lebih besar terhadap suara.
Latihan dan fokus yang teratur dapat menjadi faktor yang membentuk kemampuan otak mereka untuk menyaring gangguan.
Bukan hanya suara, sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2018 menemukan bahwa pemain tenis yang terampil dapat memperpanjang momen fokus visual yang intens, yang umumnya disebut sebagai periode 'mata tenang'.
Dipimpin oleh para peneliti di Florida State University, penelitian tersebut menemukan bahwa pemain yang lebih terampil tidak hanya memiliki periode mata tenang yang lebih lama, tetapi periode fokus yang luas tersebut dikaitkan dengan pukulan yang lebih baik.
Sebuah tinjauan pustaka oleh para peneliti yang sama pada olahraga lain menemukan bahwa hubungan antara keterampilan dan periode mata tenang ini tidak eksklusif untuk tenis.
Sebuah tinjauan pustaka oleh para peneliti yang sama pada olahraga lain menemukan bahwa hubungan antara keterampilan dan periode mata tenang ini tidak eksklusif untuk tenis.