TRIBUNJATIM.COM - Gus Samsudin yang dinyatakan bebas dalam kasus konten viral tukar pasangan disoroti oleh Marcel Radhival atau Pesulap Merah.
Diketahui jika sebelumnya Gus Samsudin divonis bebas oleh Majelis Hakim Pengadulan Negeri (PN) Blitar, Jawa Timur, pada Senin (29/7/2024) lalu.
Vonis tersebut dibacakan majelis hakim yang diketuai Ari Kurniawan.
Setelah divonis bebas oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Blitar, Gus Samsudin mengaku masih ingin menikmati waktu bersama keluarga.
"Alhamdulillah kegiatannya ya dinikmati saja. Seperti sekarang ini kumpul keluarga dulu. Dulu hanya punya waktu sedikit untuk keluarga.," ucapnya.
"Jadi hikmahnya jadi lebih bisa menghargai kebersamaan dengan keluarga. Dulu waktunya sedikit bersama keluarga."
"Sekarang insyaallah lebih banyak," kata Gus Samsudin di rumahnya Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Rabu (31/7/2024).
Gus Samsudin saat itu memang terlihat santai di area rumah.
Ia tampak mengenakan jubah warnah putih dengan rambut panjang terurai, berjalan-jalan di halaman rumah yang dulu juga jadi padepokannnya.
"Ketika berada di LP, kalau keluar saya memang ingin jalan-jalan dengan keluarga. Seperti jalan-jalan ke Gunung Pegat, ke Goa Pasir, ke Pantai Tambakrejo."
"Inginnya saya jalan kaki. Tadi siang bersama istri ke Gunung Pegat. Intinya ingin keliling sama keluarga," ujarnya.
Di sisi lain, Gus Samsudin mengatakan, banyak hikmah dan pelajaran yang diambil dari kasus yang telah dihadapinya.
Untuk itu, ia berusaha memperbaiki diri, terutama dalam hal berdakwah.
"Mungkin kemarin waktu saya berdakwah kalah atau ada masalah berarti ada yang salah. Makanya ada yang harus diperbaiki cara dakwahnya," katanya.
Samsudin mengaku tetap ingin berdakwah lewat konten video.
Hanya saja, cara penyampaiannya akan diperbaiki dan lebih hati-hati.
"Seperti kembali ke awal dulu, kami mempertontonkan mengajar mengaji, rukyah dan lain-lain. Intinya apa yang ditampilkan lebih dari hati," ujarnya.
Gus Samsudin juga mengakui ingin memiliki pondok pesantren.
Tapi ia hanya sebaga donatur saja, tidak ikut mengelola pondok pesantren.
Gus Samsudin mengaku sudah mewakafkan tanah miliknya untuk dibangun pondok pesantren.
"Saya dari dulu senang mondok, tapi hanya jadi santri kalong. Dulu ingin mondok, tapi orang tua sakit dan meninggal. Makanya saya kerja ingin punya pondok," katanya.