Oleh Ike Revita & Anne Pratiwi adalah Dosen Prodi Magister Linguistik FIB Universitas Andalas
Pendidikan yang baik adalah kunci untuk membuka pintu harapan dan masa depan yang gemilang- Ike Revita
Di tengah indahnya alam Siberut Selatan, berdiri sebuah lembaga pendidikan yang menjadi harapan bagi banyak keluarga dan generasi muda.
Islamic Centre Syaikh Sholih Ar-Rajihi Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) bukan hanya sebuah sekolah. Akan tetapi, sekolah ini juga menjadi rumah kedua bagi para santriwan dan santriwati yang datang dari berbagai daerah untuk mencapai tujuan dan membangun masa depan yang lebih balik.
Suasana keluarga yang hangat dan ramah langsung terasa saat pertama kali datang ke sekolah ini.
Para siswa yang belajar di sini bukan hanya diajarkan untuk menjadi orang yang cerdas secara akademis, tetapi juga diajarkan untuk menjadi orang yang berakhlak mulia. Salah satu keunggulan dari Boarding Islamic School ini adalah bahwa pendidikan karakter menjadi dasar dalam setiap langkah mereka.
Kehidupan di sekolah berasrama membutuhkan kemandirian dan ketekunan. Para santri dididik untuk memiliki rutinitas yang teratur, mulai dari bangun pagi untuk melaksanakan salat Subuh berjamaah hingga kegiatan belajar mengajar yang berlangsung sepanjang hari. Di luar kelas, mereka juga terlibat dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler, seperti olahraga, seni, dan keagamaan. Ini semua dilakukan untuk membantu mereka mencapai potensi mereka secara keseluruhan.
Namun, di balik rutinitas yang ketat, ada kisah-kisah inspiratif dari para santriwan dan santriwati yang penuh semangat. Banyak dari mereka berasal dari keluarga sederhana dengan daerah asal yang jauh dari lokasi sekolah ini, yakni Mailepet Kecamatan Muara Siberut.
Dalam sebuah kegiatan yang digagas oleh Prodi Sastra Inggris dan Prodi Magister Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas, terjadi interaksi dengan para santri ini. Dalam diskusi mereka menceritakan daerah asal yang beragam, baik dari Pulau Siberut Selatan dan juga Siberut Utara, Pagai Utara, Pagai Selatan, atau Sikakap. Bahkan ada santri yang berasal dari Papua.
Perjuangan mereka untuk sampai di boarding school ini tidaklah mudah. Mereka ada yang harus naik kapal atau pompong selama berjam-jam dengan melawan cuaca yang terik serta hujan.
Melalui kerja keras, mereka berjanji akan menjadikannya kenyataan. Dengan bantuan guru yang berdedikasi, mereka belajar untuk mengatasi berbagai tantangan, baik dalam hal akademis maupun kehidupan sehari-hari.
Kisah para santriwan benar-benar menyentuh hati.
Ada seorang santri berasal dari sebuah desa kecil di Siberut Selatan. Sejak kecil, ia selalu ingin menjadi dokter. Namun, impian itu terasa sangat jauh karena desanya memiliki akses pendidikan yang sangat terbatas.
Orang tuanya pun memiliki keterbatasan dalam pengetahuan terkait kuliah untuk menjadi dokter dan juga terbatas di ekonomi.
Terkandung sebuah harapan bahwa sekolah dapat membantu dan menjembatani anaknya untuk masa depan.
Santri ini menemukan lingkungan di sekolah yang mendukung dan menantang. Ia berusaha keras, rajin belajar, dan tidak pernah menyerah.
Dalam curhatannya dia menyampaikan impian yang menurutnya mustahil untuk dicapai. Namun, ketakutannya tentu dapat dihapus dengan cara mencapai prestasi akademik dan diringi doa. Tidak pernah menyerah karena semua hasil yang diperoleh adalah muara dari perjuanga dan usaha yang dilakukan.
Inilah yang dilakukan dan dimotivasi lewat community service yang dilakukan Prodi Sastra Inggris dan Magister Linguistik FIB Unand. Para santriwan dan santriwati ini dapat menjadi bukti nyata bahwa impian dapat menjadi kenyataan dengan tekad, kerja keras, dan doa.
Mereka adalah generasi optimistis yang siap membangun masa depan yang lebih cerah untuk bangsa ini dan diri mereka sendiri.