WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR - Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI mencatat, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta mengalami deflasi sebesar -0,06 persen selama bulan Juli 2024 kemarin.
Pada bulan sebelumnya, inflasi di Jakarta tercatat sebesar 0,12 persen. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DKI, Arlyana Abubakar menjelaskan, deflasi bersumber dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Di sisi lain, kata Arlyana, kelompok pendidikan serta kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran menjadi penyumbang inflasi di Jakarta.
"Secara tahunan, Jakarta mengalami inflasi sebesar 1,97 persen, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 2,23 persen. Inflasi tersebut juga masih terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen dan lebih rendah dari inflasi Nasional 2,13 persen," kata Arlyana, Kamis (1/8/2024).
Menurut Arlyana, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi sebesar -0,93 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi sebesar 0,43 persen.
Deflasi pada kelompok ini terutama disebabkan oleh menurunnya harga pada komoditas daging ayam ras, cabai merah, tomat, bawang merah, dan bawang putih.
Arlyana menjelaskan, penurunan harga bawang merah terutama disebabkan oleh mulai berlangsungnya musim panen di daerah sentra.
"Sedangkan, penurunan harga daging ayam ras, cabai merah, tomat, dan bawang putih didukung oleh relatif terjaganya pasokan. Meskipun kelompok makanan mengalami deflasi, masih terdapat beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga, antara lain, cabai rawit," terangnya.
Arlyana menerangkan, kenaikan harga cabai rawit didorong oleh ketersediaan pasokan yang terbatas seiring dengan masuknya masa tanam.
Selain itu, terjadinya serangan hama di beberapa daerah sentra di Indonesia selama bulan Juli 2024.
Sementara itu, masih kata Arlyana kelompok pendidikan mengalami inflasi sebesar 0,73 persen atau meningkat jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Oleh karena itu, kelompok pendidik memberikan andil sebesar 0,05 persen terhadap inflasi IHK Jakarta.
"Meningkatnya inflasi pada kelompok pendidikan terutama didorong oleh meningkatnya tarif Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sejalan dengan masuknya periode tahun ajaran baru anak sekolah. Selain itu, kelompok penyediaan makanan dan minuman restoran juga menjadi penyumbang inflasi pada Juli 2024 dengan inflasi sebesar 0,37 persen," ungkapnya.
Kelompok restuaran dinilai Arlyana memberikan andil sebesar 0,04 persen terhadap inflasi IHK Jakarta.
Inflasi pada kelompok ini terutama didorong oleh meningkatnya harga beberapa makanan jadi seperti ayam goreng dan es.
"Inflasi DKI Jakarta yang masih terkendali tidak terlepas dari sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta yang semakin kuat," imbuhnya. (m26)
Inflasi pada kelompok ini terutama didorong oleh meningkatnya harga beberapa makanan jadi seperti ayam goreng dan es.
"Inflasi DKI Jakarta yang masih terkendali tidak terlepas dari sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta yang semakin kuat," imbuhnya. (m26)