Shijiazhuang (ANTARA) - Batch pertama antena frekuensi menengah buatan China untuk Square Kilometer Array (SKA) dikirim ke Afrika Selatan pada Rabu (31/7), menandai sebuah langkah signifikan menuju pembangunan sistem teleskop radio terbesar di dunia.
Antena-antena tersebut dikirim dari Shijiazhuang, ibu kota Provinsi Hebei, China utara, ke lokasi SKA di Afrika Selatan.
SKA merupakan sebuah jaringan yang terdiri dari ribuan antena radio dengan berbagai tipe dan ukuran, yang berada di beberapa lokasi di Australia dan Afrika.
Proyek ini didanai, dibangun, dan dioperasikan bersama oleh lebih dari 10 negara. SKA juga akan memiliki sensitivitas dan kecepatan survei yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sistem instrumen radio lainnya yang telah dikembangkan sejauh ini.
Sebagai satu dari tujuh anggota pendiri proyek sains besar internasional dan salah satu pihak yang menandatangani Konvensi Observatorium SKA yang diteken pada 2019, China bertanggung jawab atas desain, manufaktur, transportasi, integrasi, dan pengoperasian 64 set antena frekuensi menengah SKA.
Pengiriman tersebut menandai dimulainya fase produksi massal struktur antena itu.
Setelah selesai dibangun, SKA diharapkan dapat membantu umat manusia memahami asal-usul alam semesta dan akan berkontribusi terhadap penelitian evolusi galaksi.
Baca Lebih Lanjut
Mengenal VGOS, Teleskop Radio Pertama yang Bakal Ada di Indonesia
Detik
ITB Bangun Teleskop Baru di Observatorium Bosscha, Jadi yang Pertama di Indonesia!
Detik
Hari Pertama Olimpiade Paris 2024, China Teratas
Timesindonesia
China tegaskan kembali komitmen terhadap sistem antidoping global
Antaranews
Supermarket AEON di Jepang Pakai AI Pantau Karyawan Untuk Senyum
Detik
Usai sistem kereta api, sistem komunikasi Prancis disabotase
Antaranews
Gurun Badain Jaran di China masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO
Antaranews
Peraturan provinsi di China dukung perlindungan ekologis
Antaranews
VW & Ford Mau Investasi Kendaraan Listrik, Erick Thohir: RI Pemain Nikel Terbesar!
Detik
Kemenperin sebut Indonesia jadi eksportir rotan olahan terbesar dunia
Antaranews