BANGKAPOS.COM - Inilah profil Purwanto Suwondo, eks timnas yang buka suara soal bully-an netizen terhadap anaknya, Arkhan Kaka.
Purwanto Suwondo adalah eks pemain Timnas Indonesia dan Persija seangkatan Bambang Pamungkas sekaligus ayah Arkhan Kaka, pemain Timnas U-19.
Purwanto Suwando lahir di Lampung pada 15 Mei 1977 silam.
Saat ini, ia tercatat sebagai Kepala Pelatih NZR Sumbersari FC.
Dalam dunia sepak bola, Purwanto mengawali karirnya di Blitar.
Meski lahir di Lampung, tapi Purwanto merupakan pemain keturunan Blitar-Yogyakarta.
Ia pernah bermain di klub PSBI Blitar 1928.
Dari sana, Purwanto kemudian mulai menapaki karirnya di berbagai tim, seperti Persija Jakarta, Persitara Jakarta Utara, Persijatim, Pelita Jaya, PSIS Semarang, Persela Lamongan, Persebaya Surabaya, Arema, Persidafon Dafonsoro.
Bahkan, Purwanto juga pernah membela tim asal Pulau Sumatera seperti Lampung Utara, Lampung Tengah, dan Semen Padang.
Dari belasan klub tersebut, Semen Padang meninggalkan kesan bagi Purwanto.
Alasannya, dari klub Kabau Sirah itu, ia berhasil menembus Timnas Indonesia.
Purwanto berhasil menembus Timnas Indonesia setelah dirinya mampu menorehkan 18 gol dalam satu musim kompetisi.
Adapun di Timnas Indonesia, Purwanto pernah membela tim Merah Putih di ajang SEA Games yang digelar di Malaysia dan Vietnam.
Bahkan ia turut dibawa saat Timnas Indonesia melakoni laga internasional yang digelar di kawasan Asia dan juga Eropa.
Di Timnas Indonesia sendiri, Purwanto bermain bersama nama-nama beken lainnya.
Selain Bepe, ada pula Elie Aiboy dan Kurniawan Dwi Yulianto.
Prihatin Anaknya Dibully Netizen
Beberapa waktu belakangan, Purwanto Suwandono disorot media massa, lantaran mengaku prihatin dengan kondisi sang anak.
Anak Purwanto Suwandono adalah Arkhan Kaka, pemain Timnas U-19.
Selama ini, Purwanto menilai anaknya itu kerap menjadi korban perundungan warganet.
Purwanto sedih, karena perundungan yang dilakukan netizen terhadap Arkhan Kaka berdampak pada mentalnya.
Diberitakan sejumlah media, perundungan terjadi setelah Arkhan Kaka melakukan selebrasi usai menyamakan kedudukan pada laga Piala Dunia U-17 2023.
Saat itu, Indonesia sempat ketinggalan skor dari Panama.
Setelah Arkhan kaka menyamakan kedudukan, ia pun melakukan joget TikTok.
Hal ini yang kemudian menjadi bahan perundungan warganet.
Beberapa pihak menilai, mestinya Arkhan Kaka tidak melakukan selebrasi tersebut.
Hingga kini, Arkhan Kaka kerap dibully.
Inilah yang kemudian membuat pelatih berlisensi A tersebut begitu sedih melihat sang anak.
Di lain kesempatan, Purwanto menyatakan , para pemain muda membutuhkan pendampingan untuk menghadapi kritik.
Ia selalu mengedukasi anaknya bahwa kritik adalah salah satu aspek yang tidak bisa dilepaskan saat memilih jalan sebagai pemain sepak bola.
Sebab, ada kalanya pemain tampil tidak sesuai harapan meskipun sudah berusaha sebaik mungkin.
"Ya, saya selalu memberi motivasi Kaka bahwa dilema di sepak bola seperti itu, ada yang suka dan tidak suka,” kata Purwanto dikutip dari kompas.com.
Komentarnya ini dalam konteks performa Timnas yang mendapatkan sorotan tajam lantaran tidak bisa berbicara banyak di ajang Toulon Cup 2024.
Saat itu, Garuda Muda menderita lima kekalahan beruntun.
Dari lima laga tersebut, Arkan Kaka dkk total kebobolan 13 gol dan hanya mencetak dua gol. Catatan tersebut membuat warganet melayangkan kritik sampai komentar bernada sumbang.
Purwanto mengaku selalu menanamkan bahwa kritik tidak hadir untuk mengecilkan pemain, namun justru menyempurnakan. Untuk itu, segala nada sumbang perlu disikapi dengan dewasa dan bijaksana.
“Menurut saya hal itu menjadi pendewasaan dan pembelajaran buat Kaka. Bahwasanya hidup ini keras maka dia harus kuat dalam segi mental dan hal lain,“ ujar pelatih tim Liga 3, NZR Sumbersari FC, tersebut.
“Sebab sepak bola di dalam dan di luar lapangan itu keras,” tegasnya. Ia menambahkan bahwa kritik menunjukan titik lemah dari sudut pandang orang lain.
Jika disikapi dan ditangani dengan tepat bisa menjadi media pemain mendapatkan pandangan baru yang membantunya bisa naik ke level berikut.
“Alhamdulilah hampir setiap hari kita selalu berkomunikasi selama dia latihan di timnas. Bahasannya ya macam-macam, mulai soal plus minusnya dia dll,” pungkas Purwanto (Tribun medan/ kompas.com)