TIMESINDONESIA, JAKARTA – Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menambah jajaran guru besarnya pada rangkaian prosesi pengukuhan guru besar hari ke-4, yang diselenggarakan pada 23-24 Juli 2024 dan 30-31 Juli 2024. Dan pada hari ini, UNJ mengukuhkan kembali 3 Guru Besar Tetap UNJ pada Sidang Terbuka Pengukuhan Guru Besar yang diselenggarakan pada Rabu, 31 Juli 2024 di Aula Latief Hendraningrat, Gedung Dewi Sartika. Kegiatan ini dihadiri oleh Rektor UNJ, Ketua dan Sekretaris Senat, para Wakil Rektor UNJ, para Ketua Lembaga, para Dekan dan Direktur Pascasarjana, para Kepala Biro, Badan Kepala Satuan dan Pimpinan Unit Kerja, para pejabat lainnya di lingkungan UNJ dan para keluarga kolega, guru dan mitra guru besar yang dikukuhkan.
Ketiga guru besar yang dikukuhkan pada hari ini, yaitu: (1) Prof.
Prof. Komarudin selaku Rektor UNJ secara resmi membuka dan memimpin sidang pengukuhan yang berlangsung dengan khidmat. Prof. Komarudin dalam sambutannya menyampaikan bahwa Pengukuhan Guru Besar hari ini merupakan rangkaian prosesi pengukuhan yang ke-4 pada gelaran Pengukuhan Guru Besar di Tahun 2024.
Rektor UNJ mengatakan bahwa sungguh merupakan kebahagiaan yang tak ternilai bagi seluruh sivitas akademika UNJ, karena hari ini bertambah tiga guru besar dari tiga fakultas yakni FIK, FT, dan FIP yang _concern_ pada bidang Ilmu Pembelajaran Pendidikan Jasmani; Ilmu Komunikasi Terapan Kompetensi Pembelajaran Teknik Bangunan; dan Ilmu Kurikulum dan Pembelajaran PAUD.
Prof. Dr. Taufik Rihatno pada kesempatan pertama menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul “Pendidikan Jasmani Sebagai Dasar Fondasi Indonesia Sehat 2045”. Menurut Prof. Taufik, Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada anak untuk mempelajari dan mengembangkan potensi fisik, mental, sosial, emosional, dan moral.
Selanjutnya, orasi ilmiah dari Prof. Tuti Iriani yang mengangkat judul “Kompetensi dan Komunikasi Pembelajaran Calon Guru Vokasional di Era VUCA: Tantangan dan Peluang”.
Terakhir, Orasi Ilmiah Prof. Sri Martini yang berjudul “Guru PAUD Profesional, Sebuah Paradoks”. Prof. Sri Martini menyoroti permasalahan yang mendasar dalam perkembangan karir Guru PAUD profesional di Indonesia. Menurutnya, Guru PAUD menempati posisi sentral dalam proses pendidikan anak usia dini, namun secara faktual masih terjadi paradoks dari sisi 1). Kualifikasi Akademik, 2). Kompetensi, 3). Sertifikat Pendidik; 4). Kesejahteraan Fisik dan Psikologis. Berkaca dari paradoks tersebut, maka program studi Pendidikan Guru-Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) UNJ, beberapa tahun terakhir telah membuat terobosan dengan memberikan tambahan keterampilan pada mata kuliah Pengembangan Karier, yakni keterampilan sebagai content creator (khusus konten PAUD), disainer APE, disainer mainan anak, penulis buku media maupun modul ajar berbasis digital, dan instruktur pembelajaran online bagi anak, orang tua maupun sejawat. Diharapkan dengan terobosan ini dapat membuka mata dan memberi peluang bagi sarjana PAUD untuk menciptakan situasi kerja yang lebih kreatif dan dinamis.
Pada kesempatan yang sama, Prof. Hafid Abbas selaku Ketua Senat UNJ menyampaikan selamat pada ketiga guru besar yang dikukuhkan hari ini atas raihan puncak pangkat akademik ke jenjang guru besar. Semoga UNJ dalam sejarah perjalanannya yang panjang sebagai LPTK pembina di masa lalu akan tetap menjadi motor penggerak penghasil guru-guru dan tenaga kependidikan profesional di semua jenjang, jenis dan jalur pendidikan, untuk mendidik anak-anak bangsa yang akan siap mengantarkan Indonesia menjadi negara maju, damai, sejahtera yang tidak akan pernah membiarkan bangsa lain menguasai seluruh kekayaan alamnya. Sehingga negara yang makmur dalam keadilannya, dan adil dalam kemakmurannya, ungkap Prof. Hafid Abbas.