Hal ini merupakan sistem isi ulang yang hadir di Bank Sampah binaan dan mitra isi ulang yang dikelola oleh partner Unilever, Yayasan Rumah Pelangi, Lohjinawi, dan Alner.
"Sistem ini adalah contoh penerapan ekonomi sirkular yang mengedepankan pentingnya perilaku bijak sampah, yaitu penggunaan kembali dan daur ulang, serta pengurangan penggunaan plastik," tulis perusahaan dalam keterangan yang diterima detikcom, dikutip Rabu (31/7/2024).
Melalui program ini, konsumen dapat membeli produk-produk perawatan rumah tangga Unilever tanpa kemasan, seperti Rinso, Sunlight, dan Wipol tanpa menambah masalah sampah plastik. Hingga sekarang, program ini telah mencapai lebih dari 817 outlet refill di Jabodetabek dan Surabaya, dan berhasil mengurangi hampir 12.000 kg plastik.
Unilever Indonesia menyatakan telah berinvestasi mengatasi masalah sampah kemasan plastik di bagian akhir pengolahan sampah. Contohnya membantu meningkatkan kapasitas pengumpulan dan pengelolaan sampah di dua fasilitas Refuse Derived Fuel (RDF) yang didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Program ini disebut berdampak pada pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan pemanfaatan sampah sebagai sumber energi. Hingga 2023, inisiatif ini telah berhasil memproses 27.842 ton sampah plastik.
Dari keseluruhan inisiatif Bank Sampah dan RDF ini, di 2023 perusahaan telah berhasil mengumpulkan dan memproses 56.159 ton sampah plastik. Unilever Indonesia juga mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berpartisipasi agar plastik tetap ada di dalam lingkaran pengolahan dan pemakaian, sembari mendorong perubahan perilaku masyarakat.