TRIBUNMAROS.COM, MAROS - Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan diperkirakan akan dilanda hujan dengan intensitas rendah hingga sedang hingga tujuh hari ke depan.
Potensi cuaca tersebut diperkirakan terjadi 30 Juli hingga 5 Agustus.
"Untuk Maros peluang hujannya kecil, paling maksimal hujan intensitas sedang saja,” kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Sulsel, Syamsul Bahri, Selasa (30/7/2024).
Hujan di tengah musim kemarau ini dipengaruhi berbagai fenomena cuaca yang terjadi di beberapa wilayah.
Seperti gelombang atmosfer Rossby ekuatorial dan gelombang kelvin dan sirkulasi siklonik terpantau di Samudera Pasifik Sebelah Utara Papua.
Kemudian peningkatan kecepatan angin hingga mencapai >25 knot, di Samudera Hindia Barat Daya Banten hingga labilitas lokal kuat yang mendukung proses konveksi skala lokal.
“Secara umum, kombinasi fenomena-fenomena cuaca tersebut diperkirakan potensi cuaca signifikan pada pada sejumlah wilayah di Sulsel,” imbuhnya.
Ia menyebutkan wilayah yang paling berdampak dengan adanya fenomena tersebut yakni Sulawesi Selatan bagian Timur dan Selatan.
“Jadi kalau bahas Maros saja tidak begitu signifikan karena Maros hanya dapat limpasan dari daerah Sinjai dan Bone,” imbuhnya.
Diketahui, Kabupaten Maros memasuki musim kemarau pada dasarian kedua Juni lalu.
Syamsul mengatakan musim kemarau tahun ini tidak begitu kering jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Sebab musim kemarau tahun ini sudah tidak ada lagi fenomena elnino.
Sehingga potensi hujan di musim kemarau tetap ada, tak seperti tahun sebelumnya.
“Musim kemarau kita tahun ini tidak begitu kering sebagaimana tahun lalu,” ungkapnya.
Ia menyebutkan salah satu ciri yang nampak pada musim kemarau adalah suhu dingin di malam hari.
Di Kabupaten Maros, suhu minimum rata-rata 24.5 derajat celcius.
Sementara pada siang hari, suhu udara 31-32 derajat celcius.
Makassar Juga Potensi Hujan
Cuaca di Kota Makassar berpotensi hujan ringan pada Senin-Rabu (29-31/7/2024).
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar memprediksi hujan ringan mengguyur dengan skala lokal.
"Masih ada potensi hujan ringan dengan skala lokal jadi tidak merata satu kota Makassar," jelas Forecaster BMKG IV Makassar, Rizky, baru-baru ini.
"Beberapa hari lalu tingkat konvektivitas di Sulsel cukup tinggi mendukung terbentuknya awan hujan lokal di Makassar," lanjutnya.
Intensitas hujan diprediksi dari hujan ringan hingga hujan sedang.
Meski begitu, durasi hujan disebutnya akan berlangsung singkat
Adapun kecepatan angin berkisar di 40 km per jam.
"Harus diwaspadai hujan skala lokal, karena skala kecil potensi angin bisa diatas 40 Km per jam dalam waktu singkat," kata Rizky.
Masyarakat pun diminta untuk lebih mempersiapkan diri menghadapi potensi hujan.
Pengendara motor tentunya perlu berbekal jas hujan dalam berkendara.
Bagi pejalan kaki tentunya harus menyediakan payung.
Saat ini, Makassar memang sudah memasuki musim kemarau.
Sementara untuk Sulsel sendiri, sejumlah wilayah masih berpotensi diguyur hujan.
Khususnya wilayah Sulsel bagian timur dan utara.
Sulsel bagian timur meliputi Sinjai, Bone, Wajo, Soppeng.
Lalu mengarah hingga ke utara ke Luwu, Palopo, Luwu Timur, Luwu Utara, Tana Toraja dan Toraja Utara.
Sulsel bagian selatan dan barat relatif stabil di musim kemarau.
Sulsel bagian selatan dari Bantaeng, Jeneponto, Takalar, Gowa.
Kemudian ke arah barat di Maros, Pangkep, Barru hingga ke Parepare.(*)