POSBELITUNG.CO - Pep Guardiola, manajer Manchester City, mengungkapkan bahwa masa depannya di klub akan dipengaruhi oleh para pemainnya.
Meskipun ia masih mencintai pekerjaannya dan tidak melihat alasan untuk berhenti setelah delapan tahun memimpin, kontraknya yang berakhir pada musim panas 2025 belum menunjukkan tanda-tanda perpanjangan.
Setelah membawa City meraih gelar Liga Primer keenam pada Mei lalu, Guardiola sempat mengecewakan pendukungnya dengan menyatakan bahwa ia lebih dekat untuk hengkang daripada bertahan. Namun, dua bulan kemudian, ia mengklarifikasi bahwa kata-katanya disalahpahami dan belum membuat keputusan tentang masa depannya.
“Saya ingin memastikan keputusan ini tepat, bukan hanya untuk saya tetapi juga untuk klub dan para pemain,” kata Guardiola. “Jika mereka terus berlari seperti yang sudah mereka lakukan selama delapan tahun, tidak peduli kompetisi atau turnamennya, itu yang harus saya lihat.”
Ia juga menambahkan, “Saya tidak mengatakan akan pergi. Saat saya memutuskan untuk pergi, saya akan memberitahu semua orang. Tapi saya belum mengatakannya.”
Guardiola menekankan pentingnya diskusi dengan para petinggi klub sebelum membuat keputusan pasti. “Ketika saya memutuskan semuanya berakhir, hal pertama yang saya lakukan adalah berbicara kepada direktur olahraga saya, ketua saya, dan CEO saya. Saya tidak akan mengambil langkah tanpa mereka mengetahuinya.”
Hubungan kerja yang erat dengan Ketua Khaldoon al Mubarak, CEO Ferran Soriano, dan Direktur Olahraga Txiki Begiristain membuatnya merasa bersyukur dan tidak ingin mengambil langkah yang bisa menimbulkan masalah.
“Kami sudah bicara dengan klub dan mengatakan kontraknya masih panjang jadi kita lihat saja apa yang terjadi. Saya tidak menutup kemungkinan untuk memperpanjang kontrak,” lanjut Guardiola. “Saya ingin melihat perasaan saya dan pemain saya. Sembilan tahun di klub yang sama adalah waktu yang sangat lama.”
Guardiola menyadari pentingnya penyegaran baik bagi pemain maupun manajer, meskipun City masih meraih kesuksesan dan mencapai tahap akhir di berbagai kompetisi.
Saat Guardiola melihat rival lamanya, Jurgen Klopp, meninggalkan Liverpool musim lalu, ia pasti menyadari dampaknya terhadap musim mereka.(*)