Bos aksesori, Asep Saepudin (43) tewas di tangan istri, anak, dan pacar anaknya. Setelah dibunuh, nomor ponsel Asep digunakan untuk meminjam uang di pinjol hingga rekeningnya dikuras.

Pembunuhan keji ini dilakukan oleh istri Asep bernama Juhariah (45), putri sulung bernama Silvia Nur Alfiani (22) dan pacarnya Hagistko Pramada (22). Asep dicekik dan dianiaya hingga tewas saat tidur di rumahnya di Kampung Serang, Desa Taman Rahayu, Kecamtan Setu, Kabupaten Bekasi pada Kamis (27/6) dini hari.

Kematian Asep ini awalnya menimbulkan kecurigaan bagi sang adik, Yudi. Pasalnya, istri dan anak Asep berupaya menutupi kematian Asep saat itu.

Mereka merekayasa seolah-olah Asep meninggal karena sebuah 'kecelakaan' setelah bertengkar dengan istrinya.

Hingga akhirnya jasad Asep diekshumasi pada 15 Juli 2024 lalu dan terungkap peristiwa yang sebenarnya. Berikut rangkumannya.

Tagihan Pinjol di HP Asep

Kematian Asep ini menimbulkan kecurigaan di keluarganya. Adik Asep bernama Yudi merasa kematian kakaknya itu janggal, terlebih setelah dia mendapatkan telepon dari pinjol.

"Saya ada telepon dari pinjol kalau Mas Asep ada pinjaman. Saya bilang Mas Asep sudah meninggal, nanti saya beresin semua," kata Yudi saat ditemui di Kampung Serang, Desa Taman Rahayu, Setu, Kabupaten Bekasi, Selasa (23/7).

Yudi merasa heran bagaimana bisa Asep mengajukan pinjaman ke pinjol, padahal sudah meninggal dunia. Dia lantas mengecek mutasi rekening milik Asep dan menemukan ada dana masuk dari pinjol tepat di hari Asep meninggal.

Yudi selaku adik korban pembunuhan bernama Asep Saepudin dan rumah Asep di Kabupaten Bekasi. (Maulana Ilhami Fawdi/detikcom)

"Terus ditanya 'meninggal tanggal berapa?'. Saya bilang 'tanggal 27'. Dari pinjol itu bilang 'tanggal 27 itu ada pencairan dana'," ucap Yudi.

"Dari situ saya timbul kecurigaan. Saya sampai cek mutasi almarhum, ternyata ada dua transaksi uang masuk dari aplikasi pinjol, totalnya Rp 56.500.000 di tanggal 27 itu," jelasnya.


Saldo Rp 53 Ribu di Rekening Asep

Pada hari yang sama Asep meninggal, Yudi juga menemukan ada transfer uang puluhan juta rupiah ke rekening keponakannya, yaitu Silvia (anak Asep). Hingga saldo di rekening Asep tersisa puluhan ribu.

"Setelah itu, ada uang keluar ke anaknya atas nama Silvi senilai Rp 54 juta. Hari berikutnya ada uang keluar lagi Rp 10 juta sampai sisa saldo di rekening almarhum itu cuma Rp 53 ribu," jelas Yudi.

Yudi mengaku sempat bertanya lebih dalam kepada Silvia mengenai uang pinjol hingga urutan kejadian Asep meninggal dunia. Namun anak perempuan dari Asep itu tak menjawab secara lugas.

"Akhirnya ya itu terkuaknya pas pinjolnya itu telepon ada transaksi di tanggal 27.

Dari situ saya cari mutasi segala macem. Padahal 27 itu almarhum meninggal, tapi dari aplikasi bilang ada pencairan dana," kata Yudi.

Atas kejanggalan transaksi dan mutasi rekening itu, Yudi pun membuat laporan kepada polisi mengenai dugaan pembunuhan yang dialami oleh kakaknya.

"Habis itu saya langsung laporkan ke pihak kepolisian," ucapnya.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya....

Saksikan Live DetikPagi:

Alasan Istri soal Kematian Asep

Yudi mendapatkan kabar kematian Asep pada Kamis (27/6) pagi setelah dikabari oleh keluarga Juhariah. Yudi sempat mencurigai adanya keganjilan dari kematian Asep ini setelah melihat jasad korban.

Yudi kemudian menanyakan apa penyebab kakaknya itu meninggal. Namun, kemudian Juhariah dan Silvia berulang kali menyatakan Asep jatuh terkena lemari.

"Anaknya bilang bapak ketahuan selingkuh, transfer uang ke cewek lain, terus bilang beli HP (handphone/ponsel) tapi HP-nya nggak ada di rumah, terus ada pertengkaran, almarhum jatuh kena lemari dan meninggal," kata Yudi ditemui di Kampung Serang, Desa Taman Rahayu, Setu, Kabupaten Bekasi, Selasa (23/7).

"Cuma begitu aja ceritanya begitu terus diulang-ulang," jelasnya.

Yudi mengatakan ketiga pelaku tersebut juga sempat merencanakan pembunuhan kepada Asep. Salah satunya dengan meracuni minuman, tetapi saat itu Yudi tak menaruh curiga kepada istri dan anak perempuan dari Asep.

"Almarhum sempat cerita ke saya minum Floridina, mual muntah, saya kira itu karena expired aja, tapi dari penyidik sudah ada dua kali diracun. Pertama pakai susu soda dan Floridina hari Senin, nggak kepikiran diracun, karena semua baik-baik aja," ujarnya.

Yudi selaku adik korban pembunuhan bernama Asep Saepudin dan rumah Asep di Kabupaten Bekasi. (Maulana Ilhami Fawdi/detikcom)


Tak Yakin Ada Masalah Ekonomi

Yudi mengatakan keluarga Asep tidak memiliki masalah ekonomi. Menurutnya, tuduhan dari istri Asep, yakni Juhairah, yang hanya mendapatkan uang Rp 100 ribu per pekan untuk kebutuhan rumah tangga, adalah tidak benar.

"Kalau cerita seminggu Rp 100 ribu nggak mungkin. Setahu saya ekonomi almarhum itu baik-baik aja. Yang jelas semuanya sangat tercukupi. Saya tahulah ekonominya untuk almarhum cukup," katanya.

Yudi juga tidak yakin dengan alasan Silvia ikut membunuh ayahnya karena hubungan dengan pacarnya tidak direstui.

"Saya bisa pastikan kalau tidak merestui itu bohong, almarhum merestui cuma ya selayaknya seorang ayah ke pacar anaknya nggak gimana-gimana, tidak direstui tidak mungkin, pacarannya udah 5 tahun masa nggak direstui," katanya.


Baca Lebih Lanjut
Awal Mula Terbongkarnya Pembunuhan Asep Bos Aksesori dari Tagihan Pinjol
Detik
Terbongkar Sandiwara Istri dan Putrinya yang Bunuh Bos Aksesori
Detik
Sosok Bos Aksesori yang Tewas di Mata Tetangga hingga Dikenang di Kaus Bola
Detik
Skenario 'Selingkuh' di Balik Pembunuhan Bos Aksesori di Bekasi
Detik
Dalih Istri-Anak Pakai Helm Saat Bunuh Bos Aksesori Bekasi agar Dikira Rampok
Detik
Adik Mengira Asep Bos Aksesori Minum Jus Kedaluwarsa Ternyata Diracun
Detik
Skenario Istri-Anak-Pacar Anak Bunuh Bos Aksesori Berdalih 'Korban Selingkuh'
Detik
Istri-Anak-Pacar Anak Pembunuh Bos Aksesori di Bekasi Terancam Hukuman Mati
Detik
Istri dan Putrinya Karang Cerita Tutupi Kematian Asep: Jatuh Kena Lemari
Detik
Ponsel Bos Aksesori Dipakai Anak buat Pinjol Rp 56 Juta Usai Dibunuh
Detik