Selama ini kita tahu bahwa benua di dunia ada tujuh yakni Asia, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Antartika, Eropa, dan Australia. Namun, pada 2017 telah diidentifikasi adanya benua baru yang dulu hilang dan kini ada di bawah lautan. Benua apa dan bagaimana bentuknya?
Benua yang dimaksud adalah Zealandia atau yang dikenal sebagai Te Riu-a-Māui dalam bahasa Māori. Benua ini pertama kali ditemukan di bawah lautan sebelah barat daya Samudra Pasifik.
Awalnya, Zealandia ditemukan pertama oleh ilmuwan pada 1990-an. Kala itu, wilayah Zealandia belum disebut sebagai sebuah benua baru. Baru pada 2017, setelah mengumpulkan beberapa bukti, ilmuwan menyatakan bahwa Zealandia adalah sebuah benua baru yang hilang puluhan juta tahun lalu.
Zealandia diketahui mencakup wilayah lebih dari 5 juta kilometer persegi, sebagaimana keterangan dalam studi yang terbit di jurnal Tectonics.
Peneliti mengatakan bahwa 95 persen wilayah Zealandia terendam di bawah barat daya Samudra Pasifik. Benua ini diketahui menghilang jauh sebelum manusia ada di bumi.
Mengutip BBC, Zealandia diperkirakan terbentuk sekitar 83 juta tahun yang lalu, pada masa Kapur Akhir. Mulanya, benua ini terbentuk sebagai bagian dari benua super Gondwana yang pecah sekitar 100 juta tahun lalu.
Wilayah Gondwana sendiri, dulunya terletak tepat di barat laut dan barat daya masing-masing menjadi Australia dan Antartika.
Diperkirakan seluruh atau sebagian Zealandia mungkin telah ada sebagai sebuah pulau untuk sementara waktu. Namun, kemudian sekitar 25 juta tahun yang lalu, Zealandia menghilang di bawah lautan.
Untuk memetakan Zealandia, tim ahli geologi dari seluruh dunia berhasil menyusun peta geologi baru. Peta tersebut dibentuk menggunakan kombinasi sampel batuan yang diambil dari laut dan metode pemetaan geofisika.
Ahli geologi menemukan formasi batu pasir besar dan endapan kerikil batuan basaltik, mengikuti batas luar Zealandia saat mereka mencari sampel.
Batu pasir tersebut diyakini berumur sekitar 95 juta tahun dan mengandung granit dan kerikil vulkanik yang lebih tua. Ini menunjukkan bahwa ketika Zealandia merupakan daratan kering, sungai-sungai yang mengalir dari dataran tinggi vulkanik memenuhi cekungan tektonik.
Dataran tinggi tersebut merupakan rangkaian gunung berapi aktif setidaknya 30 hingga 50 juta tahun sebelumnya. Namun, para ahli berpendapat itu kemungkinan besar terkikis ketika batu pasir diendapkan.
Ahli geologi percaya bahwa Zealandia secara bertahap dibanjiri sekitar 40 juta tahun yang lalu, berkat penemuan kerikil basal, yang berhubungan dengan vulkanisme bawah air.
Para peneliti juga menganalisis kandungan kimia dan isotop radioaktif di dalamnya dan berhasil memperkirakan usia dan asal usul batuan tersebut. Kandungan yang tertua adalah kerikil yang berasal dari Kapur Awal (berusia sekitar 130-110 juta tahun), diikuti oleh batupasir dari Kapur Akhir (berusia sekitar 95 juta tahun) dan basal yang relatif muda dari Eosen (berusia sekitar 40 juta tahun).
Hasil pemetaan Zealandia, menurut peneliti, menunjukkan perubahan dari massa tanpa ciri menjadi tempat dengan banyak jalur geologi khas yang membentang di sepanjang wilayah tersebut dari barat laut hingga tenggara.
Hal ini cocok dengan kondisi geologi Antartika Barat seperti sebuah teka-teki, yang menegaskan bahwa wilayah ini dan Zealandia pernah menyatu.
Sementara itu, tahap penyelidikan selanjutnya diperlukan untuk mengamati pengukuran anomali magnetik di dasar laut sekitar Zealandia. Namun karena sebagian besar daratan misterius ini terendam air berkilo-kilometer, perlu waktu cukup lama untuk mengungkap semuanya.