TRIBUNMANADO.CO.ID - Pengucapan syukur bagi masyarakat Minahasa di Sulawesi Utara merupakan momen istimewa yang penuh makna.
Tradisi ini adalah bentuk ungkapan terima kasih kepada Tuhan atas berkat yang telah diterima sepanjang tahun.
Salah satu ikon kuliner yang tak pernah absen dalam perayaan ini adalah nasi jaha atau Nasi Jahe atau yang lebih dikenal dengan sebutan Nasija.
Nasi jaha telah menjadi bagian tak terpisahkan dari pengucapan syukur.
Setiap tamu yang datang selalu mencari-cari sajian istimewa ini.
"Ini salah satu yang wajib, karena tamu datang cuma cari nasija," kata Sanly, salah satu warga, Minggu (21/7/2024). Menurutnya,
Nasija adalah hidangan yang paling dicari oleh para tamu, sehingga warga harus mempersiapkannya dalam jumlah banyak.
"Apalagi kalau banyak tamu, setidaknya satu orang satu bulu (bambu)," tambah Ridel.
Nasi jaha dimasak dengan cara dibakar dalam bulu atau bambu, memberikan aroma dan rasa khas yang selalu dinantikan.
Bagi masyarakat Minahasa, menyantap Nasija bukan hanya soal menikmati makanan.
Ini juga untuk merasakan kehangatan dan kebersamaan yang tercipta di momen berharga tersebut.
Pengucapan syukur dan Nasija seolah menjadi dua hal yang tak terpisahkan, mencerminkan tradisi dan budaya masyarakat Minahasa yang kaya dan penuh makna.
Tradisi ini terus dilestarikan dari generasi ke generasi, mengukuhkan identitas dan rasa syukur mereka atas segala berkat yang telah diterima. (Pet)