-

Pernah melihat orang yang enggan untuk membuang barang-barang miliknya meski telah rusak dan akhirnya disimpan begitu saja hingga menumpuk?

Baru-baru ini, ramai di sosial media soal ibu kos yang menggerebek salah satu kamar kos lantaran terdapat bau menyengat dari sana. Saat dibuka, ternyata kamar kos itu penuh dengan sampah dan barang-barang yang berserakan.

Dalam video tersebut, tampak berbagai jenis barang yang berserakan di kamar hingga menyulitkan akses masuk ke dalam. Terlihat berbagai tumpukan barang berada di lantai dan juga di atas kasur.

Apa Itu ⁠Hoarding Disorder?

Dilansir dari laman resmi Yankes Kementerian Kesehatan RI, hoarding disorder merupakan salah satu bentuk gangguan kesehatan mental dengan kecenderungan mengumpulkan atau menimbun barang-barang, bahkan barang yang tidak bernilai tinggi.

Hal ini dikarenakan menganggap barang-barang tersebut akan berguna di kemudian hari, mengingatkan pada suatu peristiwa, atau merasa aman ketika dikelilingi dengan benda-benda tersebut sehingga merasa kesulitan untuk membuang atau menjauhkan benda-benda yang dimiliki karena adanya keinginan yang kuat untuk menyimpannya.

Barang-barang yang disimpan kemudian akan memenuhi ruangan sehingga akan mengganggu kehidupan sehari-hari. Biasanya benda yang dikumpulkan kadang tidak diperlukan seperti koran atau majalah, perlengkapan rumah tangga, bahkan pakaian yang sangat kotor dan sudah rusak.


Dengan menimbun barang-barang tersebut, membuat tempat tinggalnya menjadi sempit karena terisi penuh dengan benda-benda yang ditimbun.

Terkadang, hoarding disorder sulit diobati ketika penderitanya tidak menyadari bahwa perilaku ini bermasalah. Kondisi ini kerap dialami oleh para penderita gangguan kepribadian obsesif kompulsif.

Dikutip dari laman American Psychiatric Association, menimbun tidak sama dengan mengumpulkan. Kolektor biasanya memperoleh harta benda dengan cara yang terorganisir, disengaja, dan ditargetkan.

Setelah diperoleh, item tersebut dikeluarkan dari penggunaan normal, tetapi dapat diatur, dikagumi, dan ditampilkan kepada orang lain.

Perolehan benda pada orang yang menimbun sebagian besar bersifat impulsif, dengan sedikit perencanaan aktif, dan dipicu oleh pandangan terhadap suatu benda yang dapat dimiliki.

Benda-benda yang diperoleh orang yang melakukan penimbunan kurang memiliki tema yang konsisten, sedangkan benda-benda yang diperoleh para kolektor hanya terfokus pada suatu topik tertentu.


Penyebab ⁠Hoarding Disorder


Meskipun penyebab hoarding disorder tidak diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor risiko yang dapat memicu terjadinya gangguan kesehatan mental sebagai berikut, dikutip dari laman Siloam Hospitals.

  • Tinggal sendirian
  • Tidak menikah
  • Memiliki riwayat masa kecil yang kekurangan, atau memiliki masalah terhadap anggota keluarga lainnya
  • Tidak diajarkan bagaimana cara memilah dan memprioritaskan barang
  • Terdapat keluarga dengan riwayat heading disorder
  • Pernah ditinggalkan oleh orang yang disayang
  • Pernah atau sedang mengalami masalah ekonomi
  • Pernah kehilangan harta benda akibat bencana, kebakaran, atau hal lain
  • Mengalami gangguan kognitif


Gejala ⁠Hoarding Disorder


Penderita hoarding disorder dapat dikenali dengan gejala tertentu, sebagai berikut:

  • Menimbun barang yang tidak memiliki nilai ekonomi, seperti amplop, surat-surat tagihan yang tidak terpakai.
  • Cenderung menjauhkan diri dari keluarga dan teman-temannya diperlukan lagi.
  • Tidak suka bila ada orang yang membersihkan tumpukan barangnya.
  • Merasa sangat terikat (secara ekstrim) terhadap barang-barang tersebut dan tidak memperbolehkan orang lain menyentuh atau meminjamnya.
  • Sering merasa cemas saat akan membuang barang yang tidak diperlukan.
  • Merasa tertekan bila barang miliknya disentuh oleh orang lain.
  • Timbunan barang mengganggu fungsi ruangan rumah.
  • Kesulitan melakukan pekerjaan sehari-hari, seperti memasak dan membayar tagihan.
  • Cenderung menjauhkan diri dari keluarga dan teman-temannya.


Diagnosis Hoarding Disorder


Beberapa karakteristik untuk menentukan diagnosis menggunakan DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th Edition: DSM-5), sebagai berikut:

  • Sulit membuang benda-benda yang sudah tidak terpakai.
  • Memiliki keinginan untuk menyimpan dan menumpuk banyak barang.
  • Tempat tinggal penderita penuh dengan benda, yang di antaranya mungkin saja membahayakan keselamatan maupun kesehatannya.
  • Kebiasaan menimbun barang bukan disebabkan oleh gangguan kesehatan lain.


Cara Mengatasi Hoarding Disorder


Berikut cara mengatasi hoarding disorder, dikutip dari laman Primaya Hospital.


Terapi perilaku kognitif untuk membatasi jumlah barang yang diambil dan membantu menata barang-barang itu.

Obat-obatan untuk meredakan kecemasan dan depresi serta membantu pelaku hoarding disorder beralih ke perilaku yang lebih menyehatkan dengan perilakunya serta menemukan jalan untuk mengubah perilaku itu agar sesuai dengan nilai dan tujuan hidup tersebut.

Pelatihan keterampilan untuk membantu mengatur barang-barang yang dimiliki di rumah, menggunakan metode pemecahan masalah untuk menangani masalah yang muncul saat membereskan barang yang berantakan di rumah dan membuat keputusan tentang menyimpan barang yang dibutuhkan dan membuang objek yang menyebabkan rumah berantakan.

Obat-obatan untuk meredakan kecemasan dan depresi serta membantu pelaku hoarding disorder beralih ke perilaku yang lebih menyehatkan.


Demikian artikel ini membahas tentang Hoarding Disorder serta penjelasannya. Semoga dapat bermanfaat bagi para detikers dalam menambah wawasan dan pengetahuan ya!



Baca Lebih Lanjut
Hoarding Disorder: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Menurut Sains
Detik
Viral Ibu Kost Gerebek Kamar Penuh Sampah, Terkait Hoarding Disorder?
Detik
Viral Kamar Kost Penuh Sampah, Hoarding Disorder atau Malas Beberes?
Detik
Proses Hukum Istri Bunuh Suami di Rejang Lebong Berlanjut, Alami Gangguan Mental Bukan Kejiwaan
Yunike Karolina
Dokter paparkan faktor risiko bayi lahir dengan gangguan jantung
Antaranews
Bokem Adalah Apa Artinya dalam bahasa Gaul? Pahami Disini!
Hendri Gusmulyadi
George Foreman, Kolektor Mobil Klasik yang Garang di Ring
Sindonews
Kemenpora Siapkan Mental Atlet Jelang Olimpiade 2024
Sindonews
Tidur dengan Lampu Menyala Bisa Picu Diabetes dan Gangguan Hormon
Sindonews
Morata Kena Masalah Mental, Juara Euro Kemudian
Detik