Pada tahun ajaran 2024 saat ini, tingkat penerapan Kurikulum Merdeka sudah mencapai 90-95% untuk SD, SMP, dan SMA/SMK
Jakarta (ANTARA) -
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengatakan, peniadaan jurusan di tingkat SMA merupakan implementasi Kurikulum Merdeka agar basis pengetahuan siswa lebih relevan untuk rencana studi lanjutan.
 
Kepala Badan Standar Nasional Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo dalam pernyataan tertulisnya di Jakarta pada Rabu menerangkan, peniadaan jurusan di SMA sudah diterapkan secara bertahap sejak tahun 2021.
 
“Pada tahun ajaran 2022, sudah sekitar 50% satuan pendidikan menerapkan Kurikulum Merdeka.
Pada tahun ajaran 2024 saat ini, tingkat penerapan Kurikulum Merdeka sudah mencapai 90-95% untuk SD, SMP, dan SMA/SMK,” kata Anindito.
 
Pada kelas 11 dan 12 SMA, lanjutnya, murid yang sekolahnya menggunakan Kurikulum Merdeka dapat memilih mata pelajaran secara lebih leluasa sesuai minat, bakat, kemampuan, dan aspirasi studi lanjut atau karirnya.
 
Sebagai contoh, ia menyebutkan seorang murid yang ingin berkuliah di program studi teknik bisa menggunakan jam pelajaran pilihan untuk mata pelajaran matematika tingkat lanjut dan fisika, tanpa harus mengambil mata pelajaran biologi.

Sebaliknya, seorang murid yang ingin berkuliah di kedokteran bisa menggunakan jam pelajaran pilihan untuk mapel biologi dan kimia, tanpa harus mengambil mapel matematika tingkat lanjut.
 
Dengan demikian, murid bisa lebih fokus untuk membangun basis pengetahuan yang relevan untuk minat dan rencana studi selanjutnya.
 
Menurutnya, persiapan yang lebih terfokus dan mendalam tersebut sulit dilakukan jika murid masih dikelompokkan ke dalam jurusan IPA, IPS, dan Bahasa.
 
Malahan, ia mengatakan, ketika ada pembagian jurusan sebagian besar murid memilih jurusan IPA yang belum tentu berdasarkan refleksi tentang bakat, minat, dan rencana karirnya, melainkan karena jurusan IPA diberi privilise lebih dalam memilih program studi di perguruan tinggi.
 
Dengan menghapus penjurusan di SMA, kata dia, Kurikulum Merdeka mendorong murid untuk melakukan eksplorasi dan refleksi minat, bakat, dan aspirasi karir, serta memberi kesempatan untuk mengambil mata pelajaran pilihan secara lebih fleksibel sesuai rencana tersebut.
 
Selain itu, penghapusan jurusan di SMA juga menghapus diskriminasi terhadap murid jurusan non-IPA dalam seleksi nasional mahasiswa baru.
Dengan Kurikulum Merdeka, semua murid lulusan SMA dan SMK dapat melamar ke semua prodi melalui jalur tes, tanpa dibatasi oleh jurusannya ketika SMA/SMK.
Baca Lebih Lanjut
Panduan Kegiatan MPLS 2024 Untuk SMA Lengkap dengan Materi dan Tata Tertib dari Kemendikbudristek
Ika Putri Bramasti
Lowongan Kerja Perusahaan Tambang PT Adaro Energy, Ada Posisi untuk Tamatan SMA
Sakinah Sudin
9 Jurusan Sepi Peminat di Poltekkes, Daftar Agar Kuliah Kesehatan Jadi Mudah?
Sindonews
Info Lowongan Kerja BUMN Bank Mandiri, Lulusan SMA hingga S1 Silahkan Mendaftar, Ini Persyaratannya
Erlina Langi
Lowongan Kerja Tamatan SMA D3 S1: BUMN Bank Mandiri Cari Karyaan Baru Banyak Posisi Juli 2024
Sakinah Sudin
Kabar Gembira! Unair Buka Jurusan Kedokteran di Banyuwangi
Timesindonesia
Lowongan Kerja Terbaru Juli 2024 di PAM JAYA untuk Lulusan D3/S1 Berbagai Jurusan, Daftar di Sini
Hilda Rubiah
10 Jurusan Berpeluang Besar Cepat Dapat Kerja di Era Digital hingga Tahun 2030
Sindonews
MPLS di Jembrana, SMKN 1 Negara Terima 412 Siswa Baru, Jurusan Bisnis Digital Jadi Favorit
Putu Dewi Adi Damayanthi
Kurangi Pengangguran Gen Z, Perguruan Tinggi Dituntut Cetak Lulusan yang Relevan Kebutuhan Industri