Berbagai layanan dan fasilitas dari LPEI diberikan kepada pelaku UKM berorientasi ekspor seperti kami sehingga mampu melakukan ekspor
Jakarta (ANTARA) - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank terus meningkatkan kapasitas usaha kecil dan menengah (UKM) melalui berbagai pelatihan guna mendorong ekspor, salah satunya melalui Coaching Program for New Exporter (CPNE).
"Sejalan dengan peningkatan nilai ekspor tersebut, LPEI atau Indonesia Eximbank terus berusaha meningkatkan kapasitas UKM Indonesia untuk dapat bersaing di pasar global salah satunya melalui program pelatihan ekspor yaitu Coaching Program for New Exporter (CPNE)," kata Direktur Pelaksana Pengembangan Bisnis LPEI Maqin U Norhadi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Salah satunya adalah CV Maharani yang menekuni kerajinan tangan dan home decor dari kayu dan batu alam dari Pulau Bali.
Maharani telah menjadi salah satu mitra binaan LPEI sejak 2021 dan telah berhasil ekspor ke mancanegara seperti Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Belanda, Jerman, dan Rusia.
LPEI melakukan pendampingan dengan tujuan utama untuk meningkatkan nilai dan kualitas produk ekspor serta menjadi bagian ekosistem pelaku usaha untuk Berani Mendunia.
Selain itu, business matching yang dilaksanakan oleh LPEI berkolaborasi dengan Atase Perdagangan (Atdag) Ottawa, Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Vancouver, dan diaspora Indonesia telah mengantarkan Maharani Craft menembus pasar ekspor Kanada untuk pertama kalinya pada April 2024.
Pemilik Maharani Irene Setiawati mengatakan pendampingan yang diberikan oleh LPEI sangat membantu usahanya untuk dapat membuka pasar ekspor lebih luas.
"Berbagai layanan dan fasilitas dari LPEI diberikan kepada pelaku UKM berorientasi ekspor seperti kami sehingga mampu melakukan ekspor," kata Irene.
Maharani telah menjadi perusahaan produsen dan eksportir aksesoris, perhiasan perak dengan desain etnik dan kontemporer, kemudian merambah ke handicraft dan home décor dengan membawa kreativitas dan teknik yang khas dari Bali.
UKM tersebut bekerja sama dengan kurang lebih 53 perajin dari daerah Gianyar, Bali.
Maharani turut hadir dalam pameran Road to G20 di Bali pada 2022 dengan menawarkan keunikan yang premium untuk kerajinan yang berfungsi sebagai hiasan untuk rumah
LPEI mencatat pada 2023 Indonesia paling banyak mengekspor jenis handicraft/home décor berupa tatakan & peralatan makan dari kayu (49,30 persen); diikuti perangkat makan & dapur dari kayu (21,58 persen); dan perangkat dapur/meja dari logam dasar (16,63 persen).
Hal itu menunjukkan keahlian dan kapabilitas Indonesia dalam pengolahan kayu serta keragaman produk utama dalam ekspor, mulai dari barang-barang kecil seperti tatakan makan hingga perangkat yang lebih besar dan kompleks.
Secara keseluruhan, industri handicraft dan home décor dari kayu dan batu alam Indonesia terus menunjukkan potensi yang cemerlang di tengah tantangan ekonomi dan geopolitik global.
Data Biro Pusat Statistik (BPS) yang diolah oleh tim Economist Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) menunjukkan kenaikan nilai ekspor mencapai 35,76 juta dolar AS (naik 8,15 persen) sepanjang Januari-Maret 2024.
Dari tren tersebut, terlihat adanya peningkatan ekspor didorong oleh faktor kenaikan harga.
Peningkatan kumulatif nilai ekspor ini didorong oleh meningkatnya ekspor ke beberapa pasar utama, termasuk Jepang (naik 6,55 juta dolar AS), Korea Selatan (naik 1,62 juta dolar AS ), Jerman (naik 1,15 juta dolar AS), Belanda (naik 670,32 ribu dolar AS), dan Papua Nugini (naik 522,09 ribu dolar AS).
Lebih lanjut, Maqin mengatakan LPEI terus berupaya untuk menyediakan serangkaian pendampingan dan pelatihan yang dirancang khusus untuk mendukung para pelaku usaha di Indonesia.
Melalui berbagai program seperti CPNE, Desa Devisa, dan Business Matching, LPEI tidak hanya memberikan bantuan finansial, tetapi juga membekali para pelaku usaha dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk bersaing di pasar global.
Saat ini, LPEI tengah menyiapkan sebuah lokapasar atau marketplace yang dirancang khusus sebagai sarana edukasi ekspor, layanan informasi, inkubasi, peningkatan kapasitas, dan tempat bertemunya seller dan buyer (business matching).
Maqin menyampaikan marketplace itu dirancang untuk menjadi ekosistem terpadu yang memfasilitasi berbagai aspek ekspor, dari pengembangan produk hingga pemasaran dan sertifikasi.
"Marketplace dari LPEI ini akan membantu UKM meningkatkan kinerja ekspor mereka dengan memanfaatkan informasi berbasis riset data dan teknologi digital dalam pengambilan keputusan mereka di bidang ekspor.
Dengan adanya akses ke data yang akurat dan analisis pasar yang mendalam, UKM dapat merumuskan strategi ekspor yang lebih efektif dan efisien," sebutnya.