SURYAMALANG.COM - Kisah Badawi anak penjual gorengan di Sidoarjo lulus dari ITB dan sukses ubah derajat keluarganya menjadi inspirasi banyak orang.
Menjadi anak yatim, tidak membuat semangat Badawi untuk belajar dan sukses demi mengubah derajat keluarganya terhenti.
Apa yang dilalui Badawi mulai dari berkuliah menggunakan beasiswa hingga kini sukses bekerja di Pertamina itu pun viral di media sosial.
Pemuda bernama Azward Achmad Badawi itu sukses mengubah nasib keluarga setelah menyelesaikan kuliah di Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat.
Kesaksian disampaikan oleh seorang dosen ITB yang bak punya firasat bahwa anak didiknya itu akan menjadi sukses.
"Gara-gara kuliah, anak penjual gorengan di Sidoarjo kini berubah drastis hidupnya," tulis Dosen ITB, Imam Santoso dalam unggahan Instagram-nya, seperti dikutip, Selasa (16/7/2024) via Surya.
Badawi-sapaan akrab Azward Achmad Badawi, berkesempatan mengunjungi rumah dosen Imam Santoso.
Anak guru mengaji di Sidoarjo, Jawa Timur itu ternyata sangat berprestasi.
Ia menceritakan bahwa sang ayah meninggal saat dirinya masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).
Demi menyambung hidup, Badawi dan ibunya berjualan gorengan.
"Sejak SMP ia (Badawi) dan ibunya jualan gorengan untuk menyambut hidup," tulis Imam.
Selain jualan gorengan, ibu Badawi juga seorang guru ngaji.
Imam Santoso bercerita, dirinya sempat mendatangi rumah Badawi pada 2009. Firasatnya terbukti setelah melihat Badawi memiliki potensi jadi anak berprestasi.
"Waktu itu aku jadi relawan beasiswa ITB untuk semua (BIUS) dimana semua penerima beasiswa harus di survey satu-satu ke rumah agar tepat sasaran, dari Bandung aku naik kereta dan bus nyambung-nyambung ke beberapa kota karena harus mensurvey banyak rumah," lanjut Imam.
Badawi pun kuliah di jurusan Teknik Sipil ITB dengan beasiswa tersebut.
Setelah menyelsaikan pendidikannya, Badawi pun berhasil tembus bekerja di Pertamina.
Ia menjabat sebagai Procurement Excellence Center di PT Pertamina (Persero).
Selain kariernya yang mentereng, kini Badawi menjadi tulang punggung keluarga.
"Kini ia telah sukses, ia juga telah berhasil menguliahkan adik-adiknya. Badawi jadi penerang di keluarganya," sambung Imam.
Unggahan itu pun viral di media sosial dan menuai respons positif dari warganet.
Ada juga warganet yang memuji sosok Imam Santoso karena memiliki mahasiswa-mahasiswi yang telah sukses.
Mahasiswa Girang Dapat THR Dari Dosen
Momen mahasiswa girang dapat THR dari dosen di Universitas Andalas menjadi viral di media sosial.
Pada video yang beredar, terlihat seorang dosen bagi-bagi THR saat tengah mengisi jam Pelajaran di kelas.
Melalui akun media sosial tiktok milik @cursedboyzz tampak mengunggah sebuah video pada Jumat (2/5/2024) dengan durasi sepanjang 14 detik.
Dalam video tersebut tampak pengunggah menuliskan keterangan:
“Prof ini sangat baik”
Dalam video tersebut tampak seorang dosen dengan gelar Profesor tengah duduk di sebuah kursi di depan kelas.
Ia tampak mengenakan kacamata dan kemeja lengan pendek sembari membawa sejumlah lembaran uang.
Dalam video tersebut tampak sejumlah mahasiswa maupun mahasiswi bergantian maju ke depan kelas menerima masing-masing selembar uang THR yang diduga sebesar Rp 100.000.
Dalam video, pengunggah juga menuliskan keterangan:
“Kalian kemaren dapat thr ga?”
“ga dapat prof”
“yaudah sini”.
Diketahui jika dosen bergelar professor tersebut sebelumnya tampak bertanya kepada mahasiswa maupun mahasiswi di kelasnya mengenai THR.
Kemudian ia tampak membagikan sejumlah uang kepada para mahasiswa dan mahasiswi dikelasnya.
Unggahan tersebut viral disejumlah platform media sosial dan mendapat komentar beragam dari netizen diantaranya:
@ziggzagg05 “ Maaf kak mau nanya,, itu Prof Firwan Tan ga sii? Mirip bangettt”
@Pak Kadin “Iya kak, ini prof tan”
@johncampea “wait itu 5rebu apa 100rebu?”
@Pak Kadin “Sekelas prof ngasih thr nya 100 ka”
@HAI INI DIYAH “ihh mana serratus rebuuu, bermanfaat banget buat mahasiswa sehat2 bapak dosennya, di kami ga ada wkwk.”
@saya aslinya 100 orangg “infokan bapaknya dosen jurusan mana”
@Pak Kadin “Jurusan Ekonomi dimari”.