Tata surya kita saat ini memiliki delapan planet yakni Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Lantas mungkinkan akan ada planet ke-9?
Sebelumnya, planet di tata surya adalah berjumlah 9 dengan tambahan Pluto. Namun, pada 2006 Pluto tak lagi dikategorikan sebagai sebuah planet.
Alasannya, karena Pluto tidak memenuhi definisi dari sebuah planet. Berdasarkan aturan dari International Astronomical Union, objek bisa disebut planet jika bulat, mengorbit pada Matahari, dan harus membersihkan lingkungan dari orbitnya.
Dalam hal ini, Pluto hanya memenuhi dua kategori. Untuk syarat ketiga, Pluto nyatanya tidak mampu membersihkan lingkungan orbitnya dalam ruang hampa. Saat bergerak, gravitasi Pluto tidak mampu untuk membersihkan ruang di sekitarnya dari objek lain.
Ini yang kemudian Pluto kehilangan predikatnya sebagai sebuah planet terkecil di tata surya. Meski begitu, predikat Pluto sebagai objek di tata surya tetap ada yakni sebagai "planet kerdil".
Lantas apakah akan ada potensi kemunculan planet ke-9 menggantikan Pluto?
\nPakar Pusat Astrofisika dan Superkomputer, Dr Sara Webb, mengatakan bahwa tata surya kita adalah tempat yang memiliki jutaan objek bergerak, mulai dari planet, bulan, hingga komet dan asteroid.
Biasanya, astronom akan menemukan semakin banyak objek (biasanya asteroid kecil atau komet cepat) yang ada di tata surya, setiap tahunnya.
"Dalam 100 tahun terakhir kita telah menemukan benda-benda jauh yang lebih kecil yang kita sebut sebagai planet katai atau kerdil, yang sekarang kita klasifikasikan sebagai Pluto," ucap Dr Webb dalam situs Swinburne University of Technology, Australia, dikutip Selasa (9/7/2024).
Menurutnya, penemuan beberapa planet kerdil tersebut memberi alasan untuk percaya bahwa ada planet lain yang mungkin mengintai di pinggiran tata surya.
Maka dari itu, eksplorasi untuk menemukan planet kesembilan, atau "Planet X" terus dilakukan astronom.
"Setiap benda di tata surya kita mengorbit mengelilingi Matahari. Ada yang bergerak cepat dan ada yang lambat, tapi semua bergerak mengikuti hukum gravitasi. Segala sesuatu yang bermassa memiliki gravitasi, termasuk Anda dan saya. Semakin berat suatu benda, semakin besar gravitasi yang dimilikinya," papar Dr Webb.
Melalui pemahaman tentang tarikan gravitasi, maka astronom bisa mendapatkan petunjuk terbesar tentang kemungkinan adanya Planet X.
Berdasarkan model komputer, ilmuwan telah memperkirakan Planet X setidaknya 20 kali lebih jauh dari Matahari dibandingkan Neptunus. Mereka telah mencoba mendeteksinya dengan mencari sinar Matahari yang dapat dipantulkannya, seperti halnya Bulan bersinar dari pantulan sinar Matahari pada malam hari.
Namun, karena Planet X terletak sangat jauh dari Matahari, diperkirakan planet tersebut sangat redup dan sulit dikenali bahkan oleh teleskop terbaik di Bumi.
"Selain itu, kami tidak bisa mencarinya kapan pun sepanjang tahun. Kami hanya memiliki jendela kecil di malam hari yang kondisinya harus tepat.
Meski begitu, ilmuwan mengatakan bahwa dalam dekade berikutnya, teleskop baru akan dibangun dan survei langit baru akan dimulai. Langkah ini mungkin bisa memberi kesempatan untuk membuktikan atau menyangkal apakah planet kesembilan itu ada.