TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAPUAS HULU - Nelayan di sungai Kapuas Kabupaten Kapuas Hulu, mengeluh terkait kondisi pasang surut air sungai, sehingga membuat hasil tangkapan ikan sangat jauh berkurang dari sebelumnya.
"Saat ini kalau berharap dengan hasil tangkapan ikan, bisa-bisa dapur tak berasap, karena sekarang sangat berkurang hasil tangkapan," ujar seorang Warga Kecamatan Bunut Hilir, Ahmad, kepada Tribun Pontianak, Jumat 12 Juli 2024.
Menurut Ahmad, sekarang masyarakat nelayan hanya berharap dengan hasil panen daun kratom atau purik, untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga.
"Sekarang harga daun kratom yang mentah sekitar Rp 4-5 ribu perkilogram," ucapnya.
Bapak tiga anak ini menyatakan, dalam satu hari dapat panen daun kratom 50-70 kilogram, lumayan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Mudah-mudahan harga daun kratom semakin mahal lagi," ungkapnya.
Warga lainnya, Adji menyampaikan, sekarang daun kratom masih menjadi matapencaharian andalan bagi masyarakat sungai Kapuas.
"Kalau hasil ikan tak bisa diharapkan lagi, karena kondisi debet air sungai tak menentu," ujarnya.
Terkadang kata Adji, cuaca hujan lebat membuat sungai Kapuas debet air meninggi, dan warna air keruh, sehingga ikan sulit untuk didapatkan.
"Seharusnya bulan Juli sudah mulai musim kemarau, tapi sekarang sungai Kapuas masih tinggi," ucapnya.
Lanjut Adji, untuk saja daun kratom harganya sedikit bisa di andalkan, kalau daunnya mentah sekitar Rp 4-5 ribu perkilogram dan sudah menjadi remahan mencapai Rp 15-17 ribu perkilogram.
"Jadi bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dalam rumah tangga, tapi tetap selalu berharap harga daun kratom semakin baik kedepannya, sehingga perkonomian masyarakat juga semakin baik," ungkapnya. (*)
Dapatkan Informasi Terkini dari Tribun Pontianak via SW DI SINI