Komitmen untuk menjaga dan melestarikan alam dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk industri pertambangan. Namun hingga kini, industri pertambangan di Indonesia diketahui masih punya setumpuk 'pekerjaan rumah' untuk mendukung Green Mining atau pertambangan berwawasan lingkungan.
Mengutip dari berbagai sumber, secara umum Green Mining atau Tambang yang Berwawasan Lingkungan merupakan deklarasi yang dilakukan oleh para pelaku pertambangan. Secara sederhana, istilah Green Mining juga dikenal sebagai pertambangan hijau. Artinya, aktivitas dan metode pertambangan yang dilakukan oleh industri harus mengutamakan keberlanjutan dan tanggung jawab terhadap lingkungan.
Konsep Green Mining berkaitan erat dengan teknologi untuk mengurangi emisi, serta mengurangi dampak kerusakan pertambangan terhadap lingkungan. Beberapa upaya yang dapat dilakukan meliputi reklamasi lahan bekas tambang, konservasi air, pemanfaatan energi terbarukan, hingga rehabilitasi hutan yang menjadi bagian terpadu dalam kegiatan penambangan.
Tak hanya itu, Green Mining juga turut mengedepankan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat lokal. Dengan demikian, perusahaan bisa memastikan aktivitas pertambangan ikut membawa manfaat ekonomi dan sosial yang dirasakan secara luas dan berkelanjutan.
Bukan cuma sekadar konsep, penerapan Green Mining terus didorong karena manfaatnya bagi keberlanjutan alam dan hidup manusia ke depannya. Jika tidak, aspek lingkungan akibat bekas tambang hingga aspek ekonomi pun bisa jadi mengancam manusia di kemudian hari.
Hal inilah yang mendorong banyak pihak untuk serius menerapkan berbagai upaya dan teknologi ramah lingkungan untuk mendukung Green Mining. Termasuk para pelaku industri tambang yang tergabung dalam Greentalk di detikSore pada Kamis, 11 Juli 2024 pukul 15.30 WIB.
Stakeholder dari industri pertambangan akan membongkar strategi dan inovasinya masing-masing dalam menerapkan Green Mining pada segmen detikSore bertajuk 'Teknologi Ramah Iklim Untuk Mendukung Green Mining'.
Sesi inspiratif penuh wawasan ini akan dihadiri oleh Direktur Pengendalian Kerusakan Lahan KLHK, Edy Nugroho Santoso; Division Head Health Safety & Environment PT Borneo Indobara, Supandi; General Manager System Compliance and Environment PT Berau Coal, Febriwiadi Djali; dan Sustainability Manager PT Merdeka Copper Gold Tbk, Bahtiar Manurung.
Adapun sesi Greentalk ini merupakan bagian dari Road to Festival LIKE 2 yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 8-11 Agustus 2024 mendatang.
Festival yang merangkum akumulasi kerja-kerja dan langkah korektif bidang Lingkungan Hidup, Iklim, Kehutanan dan Energi (khususnya energi terbarukan) ini bakal menghadirkan beragam kegiatan menarik yang turut disponsori oleh Asia Pulp and Paper, Berau Coal Energy, Borneo Indobara, Merdeka Copper Gold, Adaro Energy dan Pertamina.
Jangan lewatkan bincang inspiratif di Greentalk yang akan membahas berbagai upaya dan teknologi ramah lingkungan dalam mendukung penerapan Green Mining di Indonesia langsung dari pakarnya hanya di detikSore yang bisa kamu saksikan melalui http://20detik.com/. Catat waktunya ya!