Pulau Onrust merupakan bagian dari 110 pulau dalam gugusan Kepulauan Seribu. Ia pantas mendapat julukan pulau yang tak pernah istirahat.

Pulau yang ditetapkan sebagai cagar budaya ini pernah menjadi lokasi berlibur favorit para bangsawan di Kerajaan Banten pada abad ke-15.

Awal abad ke-17, pada masa kolonial, pulau ini dijadikan gudang perbekalan, tempat penyimpanan rempah-rempah, serta galangan kapal.

Pada abad ke 16 Onrust menjadi basis pertahanan laut dan pusat pasukan kolonial serta lokasi transit pasukan Belanda. Benteng kokoh pun kemudian dibangun mengelilingi pulau.

Pada saat wabah leptospirosis melanda Batavia, Onrust berubah fungsi menjadi lokasi karantina para jemaah haji sepulangnya mereka dari Arab Saudi.

Pada masa penjajahan Jepang, dibangun penjara di Pulau Onrust. Di pulau ini pula pemberontak Kartosuwiryo dimakamkan seusai dieksekusi, pada masa setelah kemerdekaan RI.

Pada tahun 2022 Pulau Onrust ditetapkan sebagai museum arkeologi yang dikelola oleh Pemprov DKI Jakarta dan semakin banyak dikunjungi sebagai tempat tujuan wisata sejarah.

Ketika saya mengunjungi pulau ini beberapa waktu yang lalu, ternyata tak hanya cerita sejarah yang beredar di Pulau Onrust.

Ada juga kisah cinta berbalut misteri yang beredar dari mulut ke mulut tentang seorang gadis Belanda, putri seorang pejabat, bernama Maria van de Velde.

Maria meninggal di pulau kecil berjarak 25 kilometer di utara Jakarta itu dalam usia 28 tahun pada tahun 1721 dan dimakamkan di komplek pemakaman Belanda di pulau itu.

Konon, menurut cerita yang masih bisa diragukan kebenarannya itu, hingga kini para penjaga museum yang bertugas di Onrust masih melihatnya bergaun merah, tengah menunggu kekasihnya yang tak kunjung tiba.