Matcha kini banyak dikonsumsi berkat manfaat sehatnya. Namun hindari kesalahan berikut saat meracik matcha agar dapat manfaat maksimal.
Matcha merupakan teh hijau bubuk yang dibuat dari tanaman Camellia sinensis. Dalam proses tanamnya berbeda dengan teh hijau biasa karena daun teh untuk matcha ditanam di tempat teduh untuk menghalau sinar matahari.
Alhasil warna daunnya lebih gelap. Kondisi ini sekaligus membuat profil nutrisi matcha unik karena kandungan asam amino dan kafeinnya lebih tinggi.
Terlebih dalam pengolahannya, seluruh bagian daun teh hijau dipakai. Mengutip HuffPost (21/6/2024), ahli gizi Kimberley Wiemann menyebut penggunaan seluruh bagian daun teh ini membuat kandungan antioksidan pada matcha lebih tinggi.
Matcha mengandung epigallocatechin gallate (EGCG) yaitu bentuk fitokimia paling ampuh yang dikenal sebagai katekin.
Di antaranya meningkatkan metabolisme, menurunkan berat badan, serta mengurangi peradangan dan stres oksidatif yang sering menjadi penyebab penyakit kronis seperti kanker, penyakit jantung, dan diabetes tipe 2.
Ahli gizi Liza Richards menambahkan matcha juga mengandung kafein dan asam amino L-Theanine yang membuat peminumnya merasa tenang sekaligus terjaga. Per cangkir matcha mengandung sekitar 70 mg kafein.
![]() |
Matcha memang punya segudang manfaat sehat, tapi hal itu bisa jadi sebaliknya jika salah meracik.
Racikan seperti itulah yang bikin matcha kurang menyehatkan. Bahkan ketika matcha diracik hanya dengan air panas, hanya 16-20% katekin matcha dapat terserap kek aliran darah karena sifat larutnya yang buruk, kata peneliti makanan Bryan Quoc Le.
Namun, katekin yang tidak masuk ke aliran darah tetap bermanfaat untuk saluran pencernaan. Hanya saja menambahkan susu dapat menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap katekin.
Ia menambahkan minum matcha dengan susu membuat tubuh sulit memecah protein karena penghambatan yang terjadi. Kondisi ini tidak terjadi jika teh yang dinikmati tidak terlalu tinggi katekin seperti matcha.
Le mengatakan mengganti susu sapi dengan susu nabati saat meracik matcha tidak membuat perbedaan besar. Jenis susu seperti almond dan oat memiliki komponen kimia yang tetap berinteraksi dengan katekin.
Mengganti susu sapi dengan susu nabati juga menimbulkan konsekuensi lain. Kandungan protein minuman jadi berkurang, meski penyerapan katekin bisa bertambah.
Jadi, jenis susu mana yang terbaik? "Pada akhirnya, ini soal (nutrisi) mana yang Anda pilih, Anda tidak bisa mendapatkan semuanya dalam hal ini," kata Le.
![]() |
Perlu diingat matcha mengandung kafein sehingga konsumsinya juga harus dibatasi. Kelebihan asupan kafein bakal merugikan kesehatan.
Jumlah yang disarankan 2 hingga 4 gram bubuk matcha setiap hari. Jumlah ini setara dengan 2-4 cangkir matcha.
Kemudian perhatikan suhu air untuk menyeduh matcha. Jangan terlalu panas karena akan membuat nutrisi matcha berkurang dan rasanya kurang maksimal. Suhu yang ideal adalah di bawah 85 Celsius.
Lalu pilih matcha berkualitas. Di pasaran biasanya diberi label "ceremonial grade" atau bisa dipakai untuk kepentingan tradisi upacara di Jepang. Matcha yang bagus yang terbuat dari 100% bubuk daun teh hijau murni.
Teksturnya halus dan lembut, tanpa gumpalan atau tekstur berpasir. Cari matcha asli Jepang seperti dari wilayah seperti Uji, Nishio atau Kyoto. Matcha dari wilayah ini dianggap lebih unggul karena metode budidaya dan pemrosesan yang cermat.
Meski cara meracik matcha memengaruhi penyerapan nutrisinya, tapi ada faktor lain yang juga berpengaruh. Faktor tersebut antara lain mikrobioma usus, jumlah susu digunakan, dan kualitas matcha yang dikonsumsi dari waktu ke waktu.
Le mengungkap manfaat matcha akan lebih maksimal jika diminum begitu saja, tanpa campuran susu. Manfaat ini juga tidak akan langsung terlihat dalam jangka pendek.
"Risiko penyakit kardiovaskular Anda mungkin lebih rendah dan banyak proses penuaan dan penyakit kronis mungkin melambat, tetapi itu semua tergantung pada apa yang akan Anda alami dalam lima atau sepuluh tahun," tutup Le.