TRIBUN-BALI.COM  - Proyek penataan kabel di Denpasar tetap berjalan. Perumda Bhukti Praja Sewakadarma (BPS) Kota Denpasar akan melanjutkan pembangunan Saluran Utilitas Jaringan Terpadu (SUJT) untuk merapikan kabel-kabel provider yang melintang dan semrawut.

Direktur Utama (Dirut) Perumda BPS Kota Denpasar, I Nyoman Putrawan mengatakan, meski sudah ada Starlink, Pemkot Denpasar tetap melanjutkan proyek kabel bawah tanah ini.

Alasannya karena harga untuk Starlink masih mahal ketimbang provider yang menggunakan kabel. Selain itu, berdasarkan kajian, penggunaan provider menggunakan kabel masih tinggi di Kota Denpasar.

"Instruksi pak Wali Kota masih dilanjutkan (proyek kabel bawah tanah). Walaupun ada Starlink tetapi penggunaan provider dengan kabel masih tinggi," kata Putrawan, Rabu (3/7).

Putrawan mengatakan, saat ini pihaknya masih menjajaki calon pemrakarsa untuk pembuatan studi kelayakan atau Feasibility Study (FS). Proyek pembangunan SUJT ini direncanakan mulai bulan November 2024.

Ia mengungkapkan, proses pembangunan SUJT sudah mulai tahap penjajakan rekanan. Rekanan yang dicari nantinya sebagai perusahaan pemrakarsa. Mereka bertugas untuk membuat pra FS dan FS untuk pengembangan pembangunan SUJT.

Setelah selesai pembuatan studi kelayakan, pemrakarsa tersebut otomatis nantinya akan mengikuti beauty contest sebagai calon pelaksana pembangunan jaringan utilitas.

"Kami sedang berproses mencari calon pemrakarsa. Siapapun yang mau bergabung bisa daftarkan diri yang nantinya akan mendapatkan poin plis saat beauty contest pembangunan SUJT," jelasnya.

Putrawan mengatakan, Perumda BPS komitmen untuk membersihkan kabel-kabel utilitas yang semrawut di jalanan. Selain itu, kabel-kabel tersebut juga selama ini dapat membahayakan masyarakat Kota Denpasar.

"Proyeknya targetnya dimulai November 2024 ini. Tetapi, untuk satu ruas jalan saja dulu. Karena waktunya sangat dekat kami terus mengupayakan agar proses secara administrasi terus dikebut," imbuhnya.

Pembangunan SUJT tahap pertama kata dia akan dipusatkan di kawasan Catur Muka, Denpasar hingga radius 10 kilometer. Sementara jaringan SUJT yang dibangun mencapai 20 kilometer. (sup)

 

Putrawan mengatakan, Perumda BPS komitmen untuk membersihkan kabel-kabel utilitas yang semrawut di jalanan. Selain itu, kabel-kabel tersebut juga selama ini dapat membahayakan masyarakat Kota Denpasar.

"Proyeknya targetnya dimulai November 2024 ini. Tetapi, untuk satu ruas jalan saja dulu. Karena waktunya sangat dekat kami terus mengupayakan agar proses secara administrasi terus dikebut," imbuhnya.

Pembangunan SUJT tahap pertama kata dia akan dipusatkan di kawasan Catur Muka, Denpasar hingga radius 10 kilometer. Sementara jaringan SUJT yang dibangun mencapai 20 kilometer. (sup)

 

Baca Lebih Lanjut
Tersedia Mulai Juli 2024, Ini Spesifikasi dan Keunggulan Starlink Mini SpaceX
Sindonews
Starlink Mini vs Starlink Biasa: Perbandingan Ukuran, Fitur, Harga, dan Kecepatan
Sindonews
Dukung Transformasi Digital, Biznet Operasikan BNCS-1 sebagai Kabel Bawah Laut Pertama
Sindonews
Proyek Waduk Jlantah di Karanganyar Jateng, 109 Bidang Tanah Proses Pembebasan, Rampung Oktober
Adi Surya Samodra
Wow! Sebesar Ini Gaji Tukang Las Bawah Laut
Detik
Bukan Wuling atau Hyundai, Mercedes-Benz yang Paling Banyak Pilihan Mobil Listriknya di RI
Detik
Zohri masih usung target toreh catatan di bawah sepuluh detik
Antaranews
Polisi Sebut Pencuri Kabel PLN di Jakbar Beraksi Berulang Kali
Detik
Naik Matic Kurang Nendang? Nih Pilihan Motor Sport Fairing 150 Cc dan Harganya
Dida Argadea
Pencuri kabel PLN di Jakbar sudah beraksi lebih dari sekali
Antaranews