Di jalan tol sering kali kita lihat mobil SUV ladder frame seperti Mitsubishi Pajero Sport dan Toyota Fortuner dipacu dengan kecepatan tinggi. Padahal, memacu mobil SUV dengan ground clearance tinggi dan suspensi nyaman berisiko terhadap keselamatan di jalan tol.

SUV ladder frame seperti Mitsubishi Pajero dan Toyota Fortuner memiliki bantingan suspensi yang nyaman. Dengan suspensi nyaman, biasanya mobil berisiko limbung hingga menyebabkan kehilangan keseimbangan saat dipacu dengan kecepatan tinggi.

"Kalau suspension empuk maka limbung, suspension stabil cenderung lebih keras. Tapi banyak produk after market bisa menyempurnakan ini," kata instruktur safety driving di Rifat Drive Labs (RDL) dan Road Safety Commission Ikatan Motor Indonesia (IMI) Erreza Hardian kepada detikOto, Senin (24/6/2024).

Selain itu, dimensi kendaraan juga dapat mempengaruhi keseimbangan mobil saat ngebut di jalan tol. Menurut Reza, makin tinggi dari permukaan maka titik beratnya juga makin tinggi.

"Maka risiko terguling ada. Ini kayak bawa barang tapi di atas kepala. Makanya ada peringatan di setiap SUV baca buku manual di sun visor biasanya," ujar Reza.

Selain itu, mobil SUV ladder frame 2WD yang biasanya menggunakan penggerak roda belakang, menurut Reza, cenderung oversteer. Hal itu juga menjadi kombinasi yang membahayakan.

"Titik berat di atas, lebar ban pendek, suspension empuk dan kecepatan tinggi," bebernya.

"Dan dengan bobot dan torsi serta konstruksi SUV ini memang idealnya 4WD agar ada penggerak pendorong. Saat limbung dan slip bagian belakang ada ban depan yang menarik. Saat limbung dan slip bagian belakang ada ban depan yang menarik. Ban juga pengaruh karena dia bagian terakhir yang menapak pada permukaan jalan. Bisa dia juga sebagai suspension. Sayangnya di Indonesia 4WD ini masih dianggap barang mewah dengan pajak tinggi padahal ini bicara POV keselamatan," jelas Reza.

Tak cuma itu, reflek pengendara juga harus cekatan agar tidak terjadi kecelakaan. Jangan sampai reflek pengendara justru menjadi bumerang yang membuat mobil terguling.

"Saat mobil miring ke kiri pasti biasanya naluri putar setir ke kanan. Ini malah jadi obstacles dan terguling. Untuk menormalkan arahkan setir ke sisi kemiringan. Dalam hal ini putar setir arah kiri bukan di-counter. Tidak boleh melakukan counter steering ekstrem pada kecepatan tertentu dan sebagainya," katanya.

"Jadi Fortuner dan Pajero memang perlu pemahaman pengemudi. Ada risiko dari kendaraannya maka mitigasinya pengemudi harus antisipasi dan belajar. Mudah belajarnya bacalah buku manual. Ada semua di situ bahkan ketika dalam kondisi darurat. Termasuk (penggunaan mode penggerak) 4H (pada SUV 4x4) itu boleh kapan saja dan (mengalihkan mode dari) 2H ke 4H tidak perlu berhenti," pungkas Reza.

Kalaupun mau kebut-kebutan pakai SUV seperti Fortuner dan Pajero Sport boleh-boleh saja. Tapi dilakukan di lingkungan tertutup seperti di sirkuit dan dengan memodifikasi komponen tertentu agar lebih stabil.



Baca Lebih Lanjut
Pantesan! Ternyata Ini Alasan Pengguna Pajero Sport Suka Ngebut di Tol
Detik
Belajar dari Kecelakaan Maut Pajero Tabrak Truk, Wajib Pakai Seatbelt
Detik
Kondisi Pajero yang Seruduk Truk Mogok di Tol Semarang-Batang: Atap sampai Terbuka
Detik
Pengakuan Sopir Pajero yang Tabrak Truk Tewaskan 4 Orang di Tol Kendal
Detik
Pelajaran dari Kecelakaan Pajero Tabrak Truk Mogok Tewaskan 4 Orang
Detik
Update Kecelakaan Maut Pajero vs Truk di Jalan Tol Kendal, Korban Luka Rawat Jalan di Blitar
Rival al manaf
VIDEO Pajero Maut Terbelah Dua di Tol Kendal Habis Menghadiri Hajatan di Lampung
Fredderix Luttex
Sering Jadi Kebiasaan, Ini Bahaya Menyalip Kendaraan Dari Bahu Jalan Tol
Ferdian
Pakai 3 Ambulans, Polisi Kawal Pemulangan Jenazah Korban Kecelakaan Pajero Tol Kendal ke BlitarĀ 
Catur waskito Edy
Fakta Kecelakaan Pajero vs Truk di Tol Kendal-Semarang, 4 Korban Dimakamkan di Blitar, 'Ibu-Anak'
Sudarma Adi